Mendengar suara sang istri yang berteriak memanggil namanya, dengan cepat Radit berjalan ke arah sumber suara, ke rumah besar tak berpenghuni. Rasanya dirinya sudah tidak sabar lagi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Begitu sudah sampai di dekat jendela besar, Radit meminta agar Zulaikha membuka kunci jendela dari dalam. Beruntungnya Kuntilanak itu tidak membawa tubuh Zulaikha dan Aqeel ke lantai atas, kalau sampai tubuh mereka di bawa ke lantai atas, bisa repot urusannya.
''Buka jendela nya dari dalam, Dek,'' teriak Radit. Zulaikha pun mengangguk. Lalu ia mulai menggerakkan kunci jendela yang sudah berkarat dengan tenaga ekstra, karena Zulaikha merasa sedikit kesulitan membuka kunci itu. Wajar saja, karena rumah itu sudah lama tidak di huni. Aqeel masih bergelayut pada pinggang sang Mama.
Tidak lama setelah itu, Zulaikha berhasil membuat jendela, dengan cepat ia menggendong tubuh Aqeel memberikan kepada Radit meminta agar sang suami menyambut tubuh sang putra di luar. Begitu tubuh Aqeel sudah berada di luar, kini giliran Zulaikha lagi, Zulaikha keluar dari jendela yang berukuran cukup besar dengan kaki gemetar, bagaimana tidak, ia masih terbayang-bayang dengan wajah makhluk mengerikan yang ia lihat tadi.
***
''Ini, minumlah, Dek,'' begitu sudah sampai di rumah, Radit mengambil air minum untuk sang istri dan untuk sang putra. Karena ia melihat wajah dua orang yang di cintainya sedikit pucat, tubuh keduanya pun terasa dingin.
Dengan cepat Zulaikha meneguk air dari gelas, hingga segelas air itu habis tak bersisa. Sedangkan Aqeel hanya minum sedikit saja.
''Apa yang terjadi sebenarnya, Dek? Kenapa kalian bisa berada di rumah tak berpenghuni itu?'' tanya Radit ketika kondisi Zulaikha sudah sedikit lebih baik.
''Mas, ada Kuntilanak,'' ucap Zulaikha. Radit menggeleng tak percaya.
''Dek, kalau bicara itu yang serius lah,'' sanggah Radit.
''Aku serius, Mas.'' Zulaikha berkata dengan nada naik satu oktaf.
''Beneran apa yang di katakan oleh Mama itu, Nak?'' kini Radit bertanya kepada Aqeel yang duduk di pangkuan nya.
''Iya, Pa. Tadi kami melihat ada wanita dengan wajah yang serem terbang di atas di dekat atap, rambutnya panjang dengan pakaian bewarna putih.'' Jawab Aqeel polos. Mendengar itu, Radit pun mempercayai apa yang di katakan oleh anak dan istrinya, karena tidak mungkin anak sekecil Aqeel berbohong. Radit seketika memegang tengkuk nya, entah kenapa tengkuk nya tiba-tiba merinding.
''Em ya sudah, kalau begitu ayo kita tidur,'' ajak Radit, ia menggendong Aqeel dan membimbing Zulaikha.
Mereka bertiga lalu berjalan ke kamar, mulut Radit terus ber komat-kamit membaca doa agar mereka dijauhkan dari gangguan mahluk-mahluk menyeramkan. Kebetulan Radit hafal beberapa doa pengusir mahluk halus.
Tidak bisa di pungkiri, sebenarnya Radit merasa ada yang tak beres juga dengan rumah besar yang berada tepat di samping rumah mereka, tapi Radit menyakinkan dirinya kalau tidak akan terjadi apa-apa kalau mereka tidak berulah. Tapi mendapati anak dan istrinya yang telah di ganggu oleh mahluk yang bernama kuntilanak, membuat Radit menjadi was-was. Ia takut gangguan itu datang lagi kepada keluarga kecilnya.
Besok rencananya Radit akan bertanya kepada Pak RT dan penduduk setempat mengenai rumah besar tersebut. Ia akan menanyakan apakah sebelumnya juga sudah pernah warga mendengar makhluk yang bernama kuntilanak itu mengganggu warga lain.
''Kamu kenapa lama perginya tadi, Mas?'' tanya Zulaikha. Kini ia sudah menutup setengah tubuhnya dengan selimut. Sedangkan Aqeel sudah terlelap.
''Maaf, Dek. Soalnya emang semua urusan Mas baru selesai. Mas janji setelah ini Mas tidak akan meninggalkan kalian lagi. Tidurlah. Mas akan menjaga kalian.'' Ucap Radit. Ia mengelus pelan rambut sang istri, memberikan ketenangan kepada sang istri.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments