"El, bagaimana urusan kantor?" Tanya Rohana, pada sang anak kesayangannya Gabriel.
"Semua baik Ma. Semua lancar."
"Bagus, kamu adalah pengganti Papa. Jadilah pemimpin yang baik di perusahaan ya sayang. Jika bisa, perusahaan kita harus lebih berkembang dan maju lagi. Ingat pesan Papa sebelum meninggal. Kamu harus bisa mengharumkan nama perusahaan dan juga keluarga kita pada kalangan kerabat dan saoudara kita. Agar kita di pandang hebat." ucap Rohana, sambil melirik dengan sinis ke arah Nandini.
"Iya Ma," jawab Gabriel singkat.
Sedangkan Nandini sendiri yang duduk di samping sang suami. Sudah paham dan terbiasa mendengar sindiran halus berbau ejekan yang di alamatkan sang Mama mertua pada dirinya.
Berpura-pura tidak menyimak pembicaraan antara sang suami dan mama mertua. Andini fokus pada malam malamnya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sesuai makan malam, Andini masuk duluan ke kamarnya.
Sedangkan Gabriel masih mengobrol dengan keluarganya.
Tatapan Gabriel terlihat cemas saat ia memasuki kamar dan mendapati sang istri duduk termenung bersandar pada headboard tempat tidur.
Sambil menghela nafas panjang dan mencoba untuk tersenyum. Gabriel ikut bergabung dengan sang Istri.
"Ada apa lagi sayang. Kok wajahmu cemberut begitu." ujar Gabriel, bertutur kata lembut pada Nandini.
"Biasalah Mas. tadi aku berdebat dengan mama di dapur." cerita Nandini pada pada sang suami Gabriel.
Gabriel kemudian meraih pundak sang istri dan membawa sang istri dalam rangkulannya.
"Ada masalah apa lagi sayang."
Nandini yang kini berada di dekapan sang suami kemudian bersikap manja dengan memeluk tubuh Gabriel. Kemudian ia bercerita.
"Masa iya sih Mas, aku di suruh Mama untuk melakukan tugas-tugas ku sebagai seorang istri. Aku tau maksud Mama. Tapi kan kita punya art. Yang sudah di tugas kan untuk mengurus semuanya. Bukannya apa ya. Keluarga kita kan kelurga berada. Art ada empat orang yang semua sudah punya tugas masing-masing. Masa ia kata Mama aku suruh cuci baju sendiri dan masak sendiri untuk keperluan ku. Katanya aku tidak ngapa ngapain di rumah ini. Mas kan tau aku masih bekerja. Berangkat pagi pulang malam. Iya aku tau aku memang berasal dari keluarga susah. Intinya maksud Mama, tidak berhak mendapatkan pelayanan dari art di rumah ini."
"Masa sih Mama bersikap seperti itu sama kamu sayang." timpal Gabriel.
"Mulai sekarang art di rumah ini tidak boleh mengurusi keperluanku. Seperti mencuci bajuku, membersihkan kamar dan makan makanan yang ada di meja. Jika memang seperti itu, ok. Aku akan cuci baju ku sendiri dan memasak. Di kira aku tidak bisa melakukan pekerjaan itu." ujar Nandini kesal.
Sedangkan Gabriel yang sejak tadi menjadi pendengar setia. Sengaja tidak menyela curhatan sang istri.
El lakukan itu agar hati istri nya lega.
"Mana mungkin aku membiarkan diri mu melakukan tugas-tugas art. Aku yang mengaji mereka semua. Aku tidak akan mengizinkan mu melakukan itu. Kamu istri ku. Kamu juga ratu di rumah ini." ucap Gabriel, kemudian ia melabuhkan satu kecupan manis ke kening Nandini.
"Nggak apa apa Mas El. Aku orang susah. Sudah biasa melakukan tugas-tugas macam itu. Aku pasti bisa atur."
"Tidak. Mas tidak akan izinkan. Tidak boleh." jawab Gabriel tegas.
"Aku akan jelaskan sama Mama. Tidak seharusnya kamu melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah ini. Kita sudah punya empat art di rumah ini yang semuanya sudah memiliki tugas masing-masing. Termasuk mengurusi soal baju-baju semua anggota keluarga di rumah ini. Tidak ada alasan bagi Mama untuk menyuruhmu untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan seperti itu."
"Mas kan tahu sendiri, Mama kan tidak suka sama aku Mas."
"Meski begitu, aku tidak setuju dengan cara Mama memperlakukan mu seperti itu sayang."
"Ya mau gimana lagi Mas. Selama kita mencampur dengan keluarga mu. Aku akan tetap tidak di terima."
"Kamu sabar ya sayang. Walau bagaimana, mereka keluarga ku. Papa sudah meninggal, hanya tinggal Mama yang aku miliki. Kamu tidak usah ikutin apa kata Mama. Nanti aku yang akan bicara sama Mama."
"Nggak usah lah Mas. Tidak perlu ngadu sama Mama. Nanti Mama pikir aku yang sudah ngadu sama Mas. Pasti nanti Mama pikir aku adu domba kalian. Sudahlah, aku capek, aku mau tidur." pungkas Nandini, kemudian dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur membelakangi Gabriel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Tina Nine
wes la kerjakan sendiri anggap kalian lagi mandiri dalam rumah tangga,,harus pandai bagi waktu antara kerja di kantor dan tugas rumah juga urus suami.
2023-01-27
0
puja
next Thor
2023-01-04
6
Pisces97
minta cerai saja Din,,, hubungan mertua dan menantu yang mengarah ke toxic lebih baik diakhiri akan jadi petaka jika sampai kamu hamil dan bertahan kandungan mu yang akan bermasalah
2023-01-04
6