POV

pov bram

malam itu aku bersama gengku berjumlah 100 orang lebih berencana akan melakukan tawuran dengan geng lainnya. aku memang anak jalanan sejak usiaku 12 tahun aku sudah tidak memiliki orang tua atau sau dara.

malam itu aku sudah bersiap untuk tawuran itu semua orang dalam kelompok ku juga sangat bersemangat dengan tawuran ini.

saat itu tepat tengah malam geng ku dan geng musuh sudah bertemu di bawah jembatan di rel kreta api.

malam itu pertarungan pun pecah geng kami dengan geng musuh mulai saling serang. deng kami begitu sangat mendominasi dalam tawuran ini banyak dari pihak musuh mulai berjatuhan.

tapi siapa sangka rupanya pihak musuh memiliki kartu As nya mereka mendapatkan bantuan dari beberapa gang lainnya yang memang memiliki permusuhan dengan kelompok kami.

ya akhirnya gang kami mulai di desak hingga tersudut semua teman taman ku mulai berjatuhan aku sendiri sibuk melawan para ketua gang musuh yang mana mereka semua bekerja sama untuk menghabisi ku.

aku yang tenggelam dalam pertarungan tiba tiba saja mendengar suara lari dari seorang dalam geng kami. aku melihat teman temanku mulai berlarian mereka menyebar untuk menyelamatkan diri mereka sedangkan aku saat itu sudah tidak bisa kabur karena aku sudah di kepung.

saat itu karena aku sudah tidak bisa kabur maka aku putuskan untuk melawan hingga aku menemukan sebuah kesempatan untuk kabur dari sana.

aku berlari tidak tau arah tubuhku sudah di penuhi darah luka tusuk di perutku sangat menyiksa ku aku terus berlari menjauh dari para musuh.

musuh juga tidak begitu saja membiarkanku mereka semua mengejar ku. aku terus berlari sebisaku rasa sakit dan lelah mulai menyerang tubu ku.

hingga pada akhirnya setelah lama aku berlari di iringi dengan tetesan hujan aku menemukan sebuah tempat persembunyian yaitu tempat pembakaran sampah. tanpa berpikir panjang aku segera masuk ke sana.

tak lama aku mulai mendengar sura kaki orang yang berhenti di sekitaran tempat pembakaran sampah itu. aku yakin mereka sedang mencari ku. hingga aku mulai mendengar suara langkah kaki yang mendekati pembakaran sampah itu. aku melihat dari celah yang ada dua orang sedang berjalan ke arah tempat pembakaran sampah.

aku mulai tidak tenang bukan karena takut aku pasti akan melawan mereka walau pada akhirnya aku akan mati. saat salah satu tangan orang itu sudah akan menyentuh penutup pembakaran itu suara teriakan orang yang memanggil mereka bahwa di tempat lain mereka menemukan jejakku dan melihatku tengah berlari.

segera dua orang itu dan juga yang lainnya meninggalkan tempat itu menuju tempat asal suara yang berteriak. aku bersyukur karena masih selamat. aku keluar dari persembunyianku rasa sakit di lukaku berusaha tidak aku pedulikan.

hingga aku lihat sebuah cahaya mobil yang menembus gelapnya malam, tanpa berpikir aku segera berjalan berdiri di lintasan mobil itu aku berharap seorang di dalam mobil itu mau menghentikan mobilnya dan mau menolongku. jika dia tidak mau berhenti atau menolongku setidaknya dia akan menabrak ku.

akhirnya mobil itu sudah dekat aku terus menatap ke arah mobil itu. tapi siapa sangka rupanya mobil itu berhenti tepat satu meter sebelum menabrak ku. aku sangat bersyukur karena kali ini sudah lebih dari sekali nyawaku tidak meninggalkan tubuhku.

akhirnya orang dalam mobil itu keluar tapi pandanganku sudah mulai tidak jelas dan aku juga sudah merasa sangat lemah hingga saat orang itu berjalan mendekat aku merasa tubuhku mulai tertarik oleh gravitasi bumi dan aku mulai terkapar di aspal dangan kesadaranku yang sudah hilang.

entah berapa lama aku tidak sadar tapi saat itu saat aku sudah membuka mata aku sudah berada di tempat yang cukup asing. saat itu seorang tiba tiba berbicara padaku dia menanyakan apa yang sudah terjadi padaku dan menanyakan siapa aku.

dia juga mengatakan bahwa dialah yang menolongku pada malam itu dia juga memberitahu bahwa aku sudah tidak sadar selama satu bulan.

lama aku di rawat aku pun mulai membaik sedikit demi sedikit keadaan prima ku mulai kembali aku juga sudah tau bahwa tempatku saat ini merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam hal pengawalan pada seseorang.

aku juga di tawari oleh orang yang sudah menolongku untuk bergabung. dia memperkenalkan dirinya bernama lucas padaku. setelah berpikir aku memutuskan untuk bergabung di organisasi ini.

aku sama dengan yang lainnya aku memulai semua dari awal hingga aku berhasil sampai pada puncaknya aku sudah sering melakukan misi pengawalan pada orang. hingga beberapa tahun berlalu datanglah seorang yang sangat berpengaruh datang mencari pengawal untuk anaknya.

lucas yang merupakan ketua dari organisasi memilihku saat itu dan aku pun menerimanya karena aku sudah berjanji untuk selalu mengikuti ketua.

...****************...

flashback on

" sebenarnya setahun yang lalu saat aku berhasil menjalankan misi aku mampir di sebuah toko obat. " bram mulai menceritakan pada lucas tentang dia yang mempelajari teknik lain selain bertarung.

bram yang merasa badannya sedikit buruk memutuskan untuk datang ke sebuah toko obat herbal.

" permisi..... " ujar lucas setibanya di pintu masuk toko.

" ya silahkan masuk. " ujar seorang peria tua renta

" aku ingin membeli obat.... " ujar bram yang sudah memasuki toko itu dan berjalan menghampiri peria tua itu yang sedang memasukan bahan obat yang sudah di keringkan.

" obat apa yang di cari mu itu..... " tanya peria tua itu menghentikan kegiatannya melihat ke arah bram.

" entahlah. badanku merasa tidak nyaman dan merasakan sedikit sakit di bagian kepala belakangku. " jelas bram sesuai dengan apa yang di rasakan.

" oh...

silahkan duduk biar aku periksa agar aku mudah memberikan obat untukmu nanti. " ujar orang tua itu ramah. bram tidak membantah dan segera duduk.

" kemari kan tanganmu anak muda biarkan aku melihat denyut nadi mu. " ujar lelaki tua itu pada bram, bram patuh patuh saja.

segera lelaki tua itu memeriksa denyut nadi bram dengan hanya menyentuhnya. tak lama orang tua itu tersenyum dan mengangguk seperti sudah mendapatkan jawaban.

" hem.... ini hanya sekedar kelelahan saja dan sakit di bagian belakang kepala mu itu aku rasa karena mungkin kamu pernah terbentur atau apa saja karena aku rasa ini adalah luka lama. dan karena kamu yang kelelahan makan luka ini kambuh.

sebentar akan aku resep kan obat yang sangat cocok untuk mu dan untuk cidera mu itu butuh penanganan khusus tidak bisa hanya dengan obat. " jelas lelaki tua itu segera pergi dan mulai meracik obat.

bram hanya dia karena bram sangat mengagumi orang tua di depannya itu dia hanya memegang tangannya untuk memeriksa nadi tapi dia bisa tau tentang cideranya.

" anak muda siapa namamu... " ucap orang tua itu bertanya di tengah kesibukannya meracik obat.

" ehh...

itu nama ku bram.... " jawab bran sedikit terkejut dari lamunannya.

" hem... pak tua ini bernama song min kamu bisa memanggilku tua song atau paman atau kakek terserah lah. " ujar tua song itu.

" baik lah aku panggil kakek song saja.. " bram.

" bram kamu ini seorang ahli bela diri dan berlatih kekuatan fisik, apa kamu seorang polisi atau tentara. " ujar tua song.

" eh...

kakek song tau, tapi aku bukan diantara kedua itu kek aku seorang yang bekerja untuk mengawal seseorang. " jelas bram.

" oh.....

kau tau bram apa senjata terbaik dan mematikan di dunia ini. " tanya pak tua itu. membawa nampan yang berisi botol kecil dan sebuah cangkir dari tanah liat.

" senjata terbaik dan mematikan ya...

aku rasa senjata api kek. " jawab bram karena berpikir senjata api sangatlah praktis dan mudah di gunakan. dan tentu saja mematikan.

" hahaha.....

kamu benar tapi masih kurang tepat. senjata yang paling mematikan itu adalah manusia dan dirimu sendiri karena senjata api pun tidak akan berguna jika tidak ada yang menggerakkan. " jelas pak tua song.

bram kaget dan berpikir mencerna apa yang sudah di katakan pak tua song. " hem benar juga sebenarnya manusia itu sendiri lah mematikan bahkan senjata sekelas apa pun tidak akan pernah berguna jika manusia itu sendiri tidak menggunakannya. " ujar hati bram tercerahkan.

" ini minum ramuan ini kamu akan merasa baik setelahnya. " ujar tua song menyerahkan ramuan.

bram segera menerima dan meminumnya tidak ada perasaan ragu untuk meminum ramuan yang di berikan tua song. setelah ramuan itu habis bram merasakan kehangatan di seluruh tubuhnya dan rasa tidak nyaman pada tubuhnya berangsur menghilang.

" bram kamu bisa ambil kapsul di dalam sini tanpa membayar tapi kamu harus bisa mengambilnya dari tanganku apa kamu sanggup. " ujar tua song.

" kakek jangan bercanda mana mungkin aku melakukannya, lebih baik aku membayarnya saja. " ujar bran karena dia tidak mungkin untuk melawan seorang yang sudah tua renta.

" jangan melihatku yang tua ini bahkan sepuluh orang sepertimu aku masih sanggul menjatuhkannya. jadi ayo aku ingin lihat dan menguji mu. " ujar tua song serius.

" jika seperti ini maafkan aku yang muda ini kek " ujar bram segera melakukan gerakan tiba tiba, tangannya mencoba mengambil obat di tangan tua song.

Terpopuler

Comments

May Yadi

May Yadi

nex up

2022-12-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!