Kala menghampiriku yang sedang termenung. Dia begitu perhatian denganku. Seisi kost juga baik semua dengan ku.
"Udah makan kamu?" Tanya Kala.
"Belum, tapi udah beli makanan kok nanti aku makan." Jawabku pelan.
"Ayo makan sekarang, bareng-bareng tuh di depan tv." Ajak Kala.
"Iya nanti aku susul." Sebenarnya aku males makan, tapi menghargai Kalan aku nurut aja.
Di ruang tv sudah pada kumpul, ada kak Ana, Avi, Irva, dan kak Yeti. Disini yang kost cuma sedikit, kamarnya juga cuma ada 5. Kamar kost ini berada di belakang rumah pemilik kost ini. Aku nyaman kost disini, kadang kita diperbolehkan masak sendiri di dapur ibu kost. Dia sangat baik dengan kami.
"Tia ayo cepetan duduk kita mulai makan yuk." Kata kak Ana dengan girang karena senang aku keluar kamar, semenjak patah hati aku jarang keluar, malas ngapa-ngapain.
"Iya kak." Jawabku dengan senyum.
"Ga usah sedih terus, ikhlasin aja. Mending kamu pindah kamar aja sama Kala." Saran kak Yeti.
"Aku udah bilang pindah kamar aja, Tia ga mau." Kata Kala.
"Ga enak aku klo mau pindah." Jawabku.
"Ga enak ? Dia aja merebut pacar kamu enak-enak aja tuh ga mikirin perasaanmu." Ucap avi sebal.
"Ya udah nanti aku pindah." Jawabku malas debat karena semenjak tau kak Handa merebut kak Danu dari aku semua teman-teman kost ga suka sama dia.
"Yaudah abis ini aku bantuin nata bajunya ya." Ucap Kala senang.
"Iya, yaudah ayo makan . Dari tadi ngobrol terus ga jadi makan nanti." Ujar irva.
Aku dan Kala selesai makan langsung beberes pakaian dan barang-barangku untuk di bawa ke kamar Kala.
"Kak Handa dimana Tia?" Tanya Kala.
"Ga tau katanya mau ada acara gitu." Jawabku sekenanya.
"Acara apa, paling juga nemuin kak Danu." Ucap Kala jengkel.
"Ya gatau , ketemu juga biarin aja. Udah gamau mikirin mereka aku."
"Yaelah, ga mau mikirin tapi sedih terus, ngalamun terus. Aneh kamu tu, udah disakiti dikhianati sama mereka, masih aja baik sama mereka. Kemarin minggu kamu main kan sama anak-anak ada mereka berdua juga." Ungkapnya dengan tatapan serem sama aku.
"Jangan gitu dong natapnya kan jadi takut sama kamu aku. " Aku menanggapi dengan bercanda. Karena Kala kalo udah cerewet serem. Ngalahin emak-emak yang lagi marahin anaknya.
"Ya lagian kamu itu bodoh apa gimana sih. Kalo kamu kaya gini terus ya kamu diketawain sama mereka berdua."
"Iya iya nanti aku berubah demi kamu wkwk." Ledekku.
"Ih apaan sih." Ucapnya sinis, Kala itu lucu kalo lagi ngomel.
Tiba-tiba kak Handa datang. Gatau lewat mana kok aku ga denger motornya.
"Kamu mau ngapain Tia?" Tanyannya melihat baju2 yang aku keluarin dari lemari pakaian.
"Ya mau pindah kamar lah, emangnya betah sekamar sama tukang tikuk kaya kamu!" Ucap Kala ketus.
"Biasa aja dong ngomongnya, Tia juga biasa aja kok kamu yang sewot." Balas kak Handa.
"Biasa aja? Kamu itu mikir ga sih dia itu sakit, udah enek liat muka kamu yang sok polos itu ternyata bermuka dua!"
"Udah-udah kok kalian malah ribut sih. Sementara aku mau satu kamar dulu sama Kala kak, gapapa kan? Aku juga masih punya hati kak, dan hati aku sakit tiap kali kamu teleponan sama kak Danu. Iya emang kamu ga bilang lagi teleponan sama siapa tapi aku ga bodoh kak."
Flash back.
Aku lagi tiduran sambil baca novel, kak Handa lagi mandi. Tiba-tiba ponsel kak Handa bunyi.
Tring...
Tring...
Tertera nama myDanu memanggil. Duh seromantis itu ternyata. Hatiku berdenyut perih saat membaca nama itu. Tak terasa air mataku luruh begitu saja. Aku segera mengusapnya saat terdengar derap langkah kaki dan pintu dibuka. Aku pura-pura tidur.
Tring...
Tring...
$ Hallo, ada apa?$
....
$ Besok? Katanya udah mau berangkat? $
....
$ Yaudah liat besok ya. Aku ga enak kalo bolos kerja terus soalnya. $
....
$ yaudah iya , aku matiin ya teleponnya miss you too. $
Ya Allah kok sakit sih, aku udah bilang iklas loh, tp hati aku kok nyeri terus.
Flash back off.
" Iya yaudah kalo mau pindah, tapi kan aku udah minta maaf sama kamu. Katanya kamu iklas." Ucap kak Handa dengan nada serius.
"Iya aku iklas , aku maafin, tapi aku ga bisa lupain. Sakit hati ini masih awet nempel di hati aku. Apa lagi kalo liat kamu boncengan berdua sama kak Danu."
"Maaf aku menyesal, apa aku tinggalin dia aja biar sakit hati kamu ilang." Lirihnya.
"Maaf kak biar aku sebutin sendiri aja, kakak ninggalin kak Danu juga ga akan merubah keadaan kan?" Ucapku sedikit ketus.
"Sok sokan bilang mau ninggalin, kan kamu udah pernah bilang kaya gitu sama Tia, aku loh saksinya." Sergah Kala.
"Kamu gausah ikut campur, ini urusan aku sama Tia." Ketus kak Handa.
"Udahlah kak aku pusing, malas debat. Udah ya aku ke kamar Kala dulu. Besok aku beresin barang aku lagi yang masih ketinggalan. Oiya aku juga tau barusan kamu pergi sama kak Danu kan?. Kamu itu selalu bilang kalo akan jaga jarak sama dia, tapi malah sebaliknya." Ucapku menahan kesal sama kak Handa.
Kak Handa itu bermuka dua, di depan aku baik selalu nggak jujur kalo ketemu kak Danu. Padahal kak Danu selalu bilang kalo mau pergi sama kak Handa. Dasar orang-orang ga punya hati!
Aku beruntung punya Kala di sini, dia selalu menghibur aku.
"Kamu tau Tia? Aku ini orang yang paling sakit hati, paling jengkel sama Danu dan Handa. Kenapa sih kamu itu kok lemah banget ga bisa tegas sama mereka!"
"Bukannya lemah, tapi aku ga tegaan orangnya. Mereka kan juga pernah baik sama aku, masa gara-gara satu kesalahan aku terus berlaku ga baik sama mereka." Jelasku.
"Satu kesalahan kamu bilang? Ini tuh kesalahan fatal Tia!" Ucapnya gemas.
"Iya yaudah gausah dipikirin lagi. Kita tidur aja ayo."
Tiba-tiba terdengar notifikasi sms di hpku. Ada sms dari kak Danu.
~ udah tidur?~
Gatau kenapa setiap ada chat dari kak Danu aku selalu ingin membalas nya. Padahal aku sudah berjanji sama diri aku sendiri sebisa mungkin akan menghindari apapun yang menyangkut kak Danu
~belum, ada apa?~
~aku boleh telepon kamu?~
~chat aja, lagi males ngomong. Gaenak juga sama Kala dia udah tidur.~
~yaudah🙁 kamu kenapa pindah kamar?~
~kalau ga ada yang lebih penting, aku tidur ya.~
~kamu kok berubah sih, dulu kamu itu baik.~
~berubah? Kamu punya kaca ga sih, aku berubah karena apa? Iya dulu baik tapi sayang kebaikan aku dihianati.~
~harus berapa kali aku bilang maaf biar kamu iklas.~
Aku enggan membalas pesannya yang terahir, bikin naik darah aja.
Paginya aku malas-malas mau berangkat kerja, padahal ini hari sabtu biasanya aku paling semangat kalo sabtu karena kalo sabtu aku mudik, tapi gatau kenapa rasanya pengen pulang pagi ini aja.
Aku terpaksa berangkat kerja, tapi aku minta izin setengah hari, dan Allhamdulillah dibolehin sama leaderku. Eits tapi ga segampang itu ya langsung dibolehin. Banyak drama banget tadi.
"Mbak nanti aku izin pulang setengah hari ya." Mohonku sama leaderku.
"Mau ngapain, kerjaan kamu masih banyak. Besok kan libur." Ketus leaderku.
"Yah mbak kan baru kali ini izin , dan janji sekali ini aja. Ya mbak ya." Ucapku memohon dengan menangkupkan kedua telapak tangan.
"Ga boleh!" Dengan tatapan sinis, tapi aku ga menyerah.
"Yah mbak aku ada hal penting. Boleh ya mbak ya." Ucapku dengan wajah memelas.
"Yaudah tapi ada syaratnya."
"Apa mbak syaratnya."ucapku sedikit lega.
"Kerjaanmu harus udah selesai dulu baru boleh pulang." Ucapnya.
"Oke siap mbak, makasih ya mbak. Aku mulai kerja dulu."
Yee akhirnya dikasih izin, aku pun kerja dengan semangat dan cepat. Dan tiba saatnya jam istirahat. Aku sudah diizinin pulang sama leaderku. Aku langsung keluar dengan menunjukan surat izin keluar kepada satpam.
Aku sedikit berlari menuju kos untuk ambil barang, dan aku langsung nyari ojek karena untuk sampai jalan utama aku harus naik ojek dulu.
Setelah sampai jalan utama aku naik busway, itu belum langsung sampai rumahku ya. Masih harus naik bis lain lagi untuk sampai rumah. Maklumlah belum punya motor sendiri.
Sampai digang masuk rumah, aku ketemu temen-temenku yang biasa nongkrong bareng sama aku. Mereka lagi pada nongkrong di pinggir jalan.
"Hei Tia, tumben jam segini udah pulang?" Tanya kak Damri.
"Iya kak , tadi minta izin pulang cepet. Lagi ga baik moodku hehe." Candaku.
"Sini dulu nongkrong." Ucap kak agus.
"Iya nanti aku kesitu, mau pulang dulu makan. Laper soalnya hehe."
"Dasar tukang makan" ledek kak Damri.
"Yee biarin selagi makan nasi kan sah sah aja. Yang bahaya itu teman makan tema." Ucapku dengan tawa.
Mereka kompak ketawa kerena tau maksud aku. Gatau kenapa aku kalo di dekat mereka bawaannya happy. Kaya ga ada masalah.
Aku pulang langsung mandi, makan, istirahat sebentar dan langsung nyusul temen-temenku nongkrong.
"Eh Tia udah sampe sini lagi. Gimana keadaan kamu?" Tanya kak Damri.
"Ya gini ngga gimana-gimana, emang kenapa?" Jawabku tersenyum sinis
"Ya enggak, maksud aku udah ga galau-galau lagi kan?" Katanya dengan sedikit sertawa.
"Gatau, kalo disini sih ga galau. Tapi kalau dirumah trus lagi sendiri mesti langsung kepikiran." Ucapku.
"Yaudah happy-happy aja disini. Gausah mikirin mereka-mereka yang gatau diri." Ucap kak Edi.
"Iya, makasih ya semua udah menghibur." ucapku terharu.
Saat lagi asik bercanda tiba-tiba kak Danu datang. Hih kenapa sih dia kesini. Bikin moodku hancur aja.
"Dari mana?" Tanya kak Damri ke kak Danu agak ketus.memang semenjak kejadian itu temen-temen jadi pada sinis sama kak Danu.
"Dari bawah." Balasnya singkat. Bawah maksudnya dari jemput doi.
"Oh" ucap kak Damri paham yang di maksud kak Danu.
Kak Danu liatin aku terus aku jadi risi, dan ga betah lama-lama ada disini. Kok ga pulang aja si udah dianggap ga ada sama temen-temen disini juga.
"Aku pulang dulu ya mau istirahat." Ucapku langsung balik badan arah pulang tanpa nunggu jawaban teman-teman.
"Eh bentar Tia, Tini mau kesini masa kamu pulang." Ucap kak Edi.
"Gapapa, nanti tolong bilang Tini suruh kerumahku aja ya kak." Ucapku langsung jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
玫瑰
Danu ni bikin marah...geram tul aku dibuatnya!
2023-01-19
1