Angkasa pun memandang teman-teman sekelasnya. Sebenarnya ia sudah sangat akrab dengan mereka semua karena ia dulu waktu kelas 10 pernah masuk sekolah ini. Sebelum akhirnya ia keluar di kelas 11 dan kembali lagi ke sekolah ini di saat ia kelas 12.
Maka dari itu anak-anak yang masih kelas sebelas dan sepuluh tak mengetahui siapa Angkasa.
Pria yang sangat nakal tapi susah dibentuk karena orang tuanya yang merupakan orang kaya dan orang berpengaruh.
Pria itu bahkan langganan guru BK dulu. Dan sekarang ia ajak kembali pada kebiasaan lamannya.
Teman-temannya bertepuk tangan bangga melihat Angkasa kembali lagi ke sekolah ini. Alasan pria itu keluar adalah karena ia ingin mencoba pengalaman yang baru.
"Weh bro ke sini lagi? Bosan di sana?" tanyanya pada Angkasa.
Angkasa tertawa tipis dan menepuk tangan temannya.
"Gue rindu sama lo."
"Duh Bro sama."
Angkasa bahkan sangat berani menggunakan anting di saat sekolah melarang peraturan tersebut.
"Apa aja yang terjadi di sini? Semua aman gak ada gue?" tanya Angkasa sambil mengunyah gula karetnya.
"Adek kelas pada cantik-cantik. Gak mau milih salah satu?" tanya Roy sembari mengintip keluar jendela saat mendengar suara heboh adik kelas karena kedatangan Angkasa. "Noh id luar aja pada ngantri. Lo gak mau sama sekali?"
"Santai. Kalau mau gue tinggal pilih aja," ucap Angkasa tertawa tipis.
Sementara guru yang ada di depan merasa tak dihargai. Bahkan ketika Angkasa masuk pun tak perlu lagi melakukan pengenalan karena sejatinya guru tersebut juga sudah sangat muak kepada Angkasa.
"Angkasa! Kamu baru masuk lagi aja sudah ribut. Bagaimana nanti kalau kamu sudah lama ada di sini. Ini sekolah punya peraturan. Kalau kamu mau masuk sini ikuti peraturan. Ini bukan kaya di luar atau di perusahaan papa mu, kamu yang bisa bebas melakukan apapun," marah guru tersebut.
Angkasa mendengus dan mengabaikan guru tersebut. Walau ia diam tapi terlihat ada perlawanan di wajahnya.
Mungkin belum saatnya saja ia untuk menjawab kemarahan sang guru.
"Noh si Ibu Mala dari dulu pemarah banget anjir. Heran gue, tuh guru makan apaan marah-marah Mulu," ucap Riyan sembari mengangkat bahunya.
"Lo tau sendirilah gimana teman kita yang satu ini. Ketua geng, bos kita. Yang bisa negndaliin apapun. Makanya guru-guru pada pusing dengan kelakuan dia. Memang nih anak gak ada akhlak." Dengan santainya Roy mengatakan itu pada saat di depan Angkasa.
"Noh si Angkasa dengar."
Angkasa menatap teman-temannya. Ia pun tiba-tiba mendapatkan ide.
"Keluar cuy. Liat adek kelas. Kayaknya seru liat yang cantik-cantik."
"Anjir, kalau itu gue juga mau. Woy ikutan."
Mereka bertiga pun berniat ingin keluar dari kelas tapi sang guru yang mengajar merasa tak senang.
"Ini jam saya kalian tidak boleh keluar seenaknya."
"Lah, tadi ibu bilang sendiri kalau tidak mau belajar keluar."
Guru tersebut pun terdiam dan harus banyak-banyak bersabar. Memang menghadapi siswa yang seperti ini sudah menjadi makanannya sehari-hari. Tapi mau sampai kapan ia akan seperti ini dan selalu dikendalikan oleh anak muridnya.
Tapi mau bagaimana lagi karena ia memang tak memiliki kuasa yang besar.
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Evi
👍👍👍👍
2023-01-09
1