Four

"Ayo turun! "ucap vania.

"Iya, sabar elah! "

"Assalamualaikum mi, pi"

"Wa'alaikumsalam va!"jawab dua orang bersamaan dari dalam rumah.

Kedua orang itu terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang, karna keadaan sekarang vania yang berdiri di samping lelaki. Dan vania yang tengah menggendong sikecil.

"Ada yg bisa jelaskan?! "suara papi yang mengeluarkan aura tidak bersahabat.

Dan sekali lagi dion menggenggam tangan vania erat, vania yang diperlakukan seperti itu merasa lebih tenang saat berhadapan dengan orang tuanya.

Mami melihat keadaan yang tidak bersahabat, mencoba mencairkan suasana.

"Kalian masuk dulu, tidak enak jika dilihat tetangga" ucap mami lembut.

Sikecil diambil alih oleh mami, untuk ditidurkan dikamar vania. Setelah mami keluar dari kamar, ia menuju dapur untuk membuat minuman.

Saat mami kembali masih belum ada yang berbicara, suhu yang dingin didalam rumah mendukung suasana yang menegangkan.

"Sekarang siapa yg bisa jelaskan ini ke kami? "ucap mami lembut.

"Biar saya yang jelaskan tante. "ucap dion, papi hanya ingin mendengar penuturan dari mulut dion sendiri.

Dionpun mulai menceritakan kejadian yg mereka alami malam ini, dan bagaimana cara mereka mendapat sikecil. Papi dan mami sama sama terkejut dgn penuturan dari dion.

Mereka tidak percaya dgn apa yg telah dikatakan oleh dion yang terbilang org asing di keluarga itu, papi dan mami memandang Vania meminta penjelasan. Namun, vania hanya menganggukkan kepalanya.

"Jika kalian tidak percaya, kalian bisa bertemu orang tua saya dan bertemu dengan orang tua sikecil dirumah sakit."ucap dion

"Dan jika orang tua si kecil sudah sadar dari masa kritisnya"lanjutnya.

"Kalau begitu kami akan menemui orang tuamu dan orang tua sikecil besok."ucap papi bijak.

Mami tidak bisa lagi mengucapkan kata kata lain, ia masih shock dangan kejadian barusan.

"Kalau begitu saya mau pamit om, tante. Ini juga sudah larut malam."pamit dion.

"Baiklah nak, hati hati dijalan. Vania tolong antarkan dion ke depan."ucap papa.

Dion langsung berpamitan dengan kedua orang tua vania.

"Eh gua minta id line lu"ucap dion.

"Nih! "ucap vania seraya memberikan hpnya kepada dion.

"Lah gua minta id line lu, bukan hp lu! "ucap dion dengan wajah datarnya.

"Catet sendiri! "ucap vania malas, karna dia mau menyusul sikecil ke dalam alam mimpi.

"Kuncinya apaan? "

"Kaga gua kunci! "

"Nih, udah tuh! "

"Hm,dah sono lu! "

"Lu ngusir? "tanya dion dengan menaikkan sebelah alisnya.

Vania hanya menganggukkan kepala sambil menguap, karna dia sedari tadi sudah mengantuk! Ingatkan vania akan menampol wajah tampan dari dion, jika tidak segera pulang.

"Yaudah sono lu masuk trus tidur, ingat! Besok lu gua jemput buat ke sekolah! "titah dion.

Vania hanya menaikkan sebelah alisnya.

"lah emang dia tau gua sekolah dimana? "batin vania.

"Iya gua tau lu sekolah dimana, secara kita temen sekolah"jawab dion santai.

Vania semakin dibuat tidak mengerti dengan dion, bagaimana bisa dia membaca si batin vania. Dan apa mungkin dion temen sekolah vania? Tapi kenapa dia tidak pernah melihat dion?

"Udahlah gua pamit, assalamualaikum."

"Hm, Wa'alaikumsalam. "

Sepeninggal dion, vania langsung menuju ke kamarnya. Disana dia disuguhkan dengan pemandangan yg asing, namun justru membuat hati vania menghangat.

Sesosok malaikat kecil tengah tidur di dalam ruangan itu, wajah yang damai dan tenang membuat hati vania menghangat.

Terpopuler

Comments

Ummi Salsabila

Ummi Salsabila

trus ibunya yg meninggal spa yg urus jenazah nya kan sdh tidk punya keluarga

2022-01-07

0

Yudi

Yudi

good lah 👍👍👍👍👍

2020-12-09

0

aqifa naila

aqifa naila

kayaknya seru nih......

2020-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!