Morgan berjalan cepat menuju kelas Sara hingga ia menjadi pusat perhatian siswa lainnya.
"Maksud nya apa memuat profil saya seperti ini?!" Morgan menunjukan layar smart phone nya di hadapan Sara.
"Bagaimana lagi, minim informasi kemarin kau di tanya dan di Wawancara malah angkuh dan seenaknya sekarang marah-marah"
"Kau ini kenapa? sakit hati saya tidak mau di wawancara?" Morgan meraih bahu Sara dan sekarang wajah mereka saling berhadapan.
Morgan menunduk memandang lekat wajah Sara dengan kemarahannya.
Sara tersenyum mendengar pertanyaan Morgan.
"Memangnya kau siapa membuat ku bisa sakit hati?" tanya Sara memancing amarah Morgan semakin menjadi.
Morgan bergegas pergi meninggalkan Sara. kalau ia tetap berhadapan dengan gadis itu yang ada malah akan semakin kacau. karena di lihatnya tadi Edgar sudah mulai mengamati dirinya dan Sara yang sedang bertengkar.
"Sar ada apa?" tanya Edgar yang berjalan menghampiri Sara.
"Apa dia mengganggu mu?"
"Tidak, abaikan saja ini urusan Mading"
Sara kembali duduk di kursinya sembari mengingat wajah Morgan. baru kali ini keduanya berhadapan dan saling memandang wajah satu sama lain.
Ternyata tampan juga siswa angkuh itu ...-Sara-
Morgan pergi ke perpustakaan untuk membolos dari pelajaran. ia tidak mood lagi mengikuti pelajaran siang itu karena kesal dengan gadis bernama Sara.
Dasar anak manja! -Morgan-
Bel pulang sekolah berbunyi di sambut riuh suara para siswa di kelas yang senang karena pelajaran hari itu telah berakhir.
Sara meraih tasnya dan bergegas keluar kelas. Ia sempat merapikan rambut panjangnya sebelum menghampiri Tamara dan Sabrina.
Sara menata rambutnya di depan kaca jendela kelasnya.
Di kejauhan Morgan nampak memperhatikan Sara. dari wajah yang penuh amarah dan kesal berubah seperti termenung dan terpesona.
Morgan mengibaskan sebelah tangannya mencoba meraih kewarasannya kembali. untuk sesaat ia terhipnotis oleh kecantikan Sara.
Morgan bergegas menuju parkiran dan menaiki motornya. tak lupa ia mengenakan helm yang menutup hampir separuh wajahnya.
Sementara Sara pulang sekolah di jemput oleh supir karena Daddy nya sedang sibuk bekerja. Tamara dan Sabrina sekalian menumpang mobil Sara karena arah mereka sama dan rumah Sara melewati rumah Tamara dan Sabrina.
"Sar dengar-dengar tadi Morgan ke kelas mu"
"Iya "
"Hah terus?" tanya Sabrina antusias.
"Ya terus dia marah-marah karena profil yang kita muat di Manding tidak sesuai menurut dia"
"Aneh, bukannya dia memang tidak mau di wawancara ya? jadi wajarkan kalau kita memuat profilnya seadanya" kata Tamara.
"Sudahlah tidak perlu di pikirkan, orang seperti Morgan Xavier itu memang sakit jiwa!" omel Sara.
Sara masih kesal ketika mengingat tadi siang Morgan melabraknya di kelas. tapi Sara juga penasaran sebenarnya siapa Morgan dan kenapa ia selalu menyendiri di sekolah.
"Kenapa Sar?" suara Sabrina membuyarkan lamunan Sara.
"Tidak ada..." jawab Sara salah tingkah.
Aku harus mencari tahu siapa Morgan Xavier kenapa dia misterius sekali. aku saja baru mendengar dan melihatnya setelah tahu ia pemenang olimpiade matematika. sebelumnya aku tidak pernah mendengar ada yang menyebut namanya.
"Tam kau tahu rumah si Morgan itu?" tanya Sara.
Tamara menggeleng kan kepala lalu melirik Sabrina yang terkejut dengan pertanyaan Sara.
"Kau ganti mau melabraknya Sar?" celetuk Sabrina.
"Tidak Sab, hanya penasaran saja. seperti apa keluarganya sampai Morgan bisa seangkuh itu"
"Dengar-dengar ayahnya kena kasus besar" kata Tamara.
"Oh ya kasus apa?"
"Kurang tahu setahu ku ayah Morgan orang kepemerintahan, jadi mungkin kasusnya juga berhubungan dengan pemerintah"
"Oh...seram sekali" sahut Sabrina.
Obrolan ketiga gadis itu segera berakhir ketika mobil Sara berhenti di depan gerbang rumah Tamara dan tidak berapa jauh mobil kembali berhenti di depan rumah Sabrina.
Sara masih memerlukan waktu satu jam lagi untuk tiba di rumahnya yang berada di perbatasan. Ia memanfaatkan nya untuk tidur siang di dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments