Morgan memarkir motor nya di halaman parkir sekolah. ia melepas helm dan meraih tas ranselnya. Jaket kulit warna hitam masih ia kenakan saat memasuki kelas.
Seorang gadis berdiri di dekat meja nya. Gadis itu terlihat ragu dan canggung. Ia mengulurkan tangan pada Morgan untuk memperkenalkan diri.
Dengan angkuh Morgan mengabaikan gadis itu seraya meletakkan tas ranselnya di atas meja.
"Ada apa?" suara bariton Morgan terdengar memecah kecanggungan.
"Morgan Xavier? aku Sara" kata Sara sembari tersenyum manis.
"Kalau tidak ada yang penting silahkan pergi"
Sara terlihat tersinggung dengan tingkah Morgan.
"Yaudah langsung saja, kami pengelola Mading sekolah mau memuat profil mu sebagai pemenang olimpiade matematika"
"Apa gunanya di muat di Mading? saya nggak perlu publikasi"
Sara mengepalkan tangannya dan memandang geram Morgan.
"Bisakah kau menghargai sedikit saja kami yang mengelola Mading sekolah? aku kalau boleh memilih juga tidak mau mewawancarai orang sombong sepertimu!"
Morgan diam di kursi mendengarkan Omelan Sara.
"Sudah selesai marah-marahnya? kalau tidak bisa mengelola Mading bubarkan saja madingnya" kata Morgan sembari berjalan keluar kelas.
Sekali lagi Sara menahan amarahnya. ia merasa tersinggung dengan perlakuan siswa tengil itu.
Sara bergegas kembali ke ruang OSIS menemui Tamara dan Sabrina disana.
"Kenapa Sar? sudah berhasil dapatkan profil Morgan?"
"Sudahlah aku tidak akan mewawancarai siswa bernama Morgan itu! dia tengil, sombong dan arogan tingkat dewa!"
"Kenapa Sar? dia membuatmu kesal ya?" tanya Tamara yang sudah menduga kalau Sara tidak akan berhasil mewawancarai Morgan.
"Terus bagaimana untuk mengisi Mading nanti? satu sekolah sudah menunggu dan mendesak kita agar memuat profil Morgan Xavier" kata Sabrina.
"Yasudah tulis apa adanya saja, mau bagaimana lagi orangnya sombong parah!" Sara mengomel mengingat perlakuan angkuh Morgan tadi pagi.
Sepulang sekolah Sara kembali di jemput oleh daddy-nya. Morgan melihatnya dari kejauhan sembari mengendarai motornya.
Ia menatap sinis ke arah Sara, bagi Morgan Sara terlihat seperti anak orang kaya kebanyakan yang apa-apa serba ada.
Dasar gadis manja pantas saja baru di cueki sedikit langsung ngambek! -Morgan-
Morgan mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. ia tidak langsung pulang ke rumahnya tetapi pergi ke bengkel motor untuk memodifikasi motornya.
Morgan selalu mengulur waktu pulang ke rumah karena di rumah sepi. Ia pasti sendirian di rumah. ayahnya selalu pulang malam karena sibuk dengan pekerjaannya.
Sementara Sara yang sedang berada di dalam mobil daddy nya tanpa sengaja melihat Morgan di depan sebuah bengkel motor. Ia terlihat bercanda dengan pemilik bengkel.
Dasar angkuh! disekolah berlagak seperti alien dari planet Mars begitu di luar sok asyik. heran kenapa dia bisa juara olimpiade matematika tingkat internasional. -Sara-
Sara melihat Morgan sedang bersenda gurau dengan beberapa pekerja bengkel.
"Ada apa Sara?" tanya tuan Kai yang memperhatikan putrinya cemberut sembari memandang ke arah bengkel.
"Oh itu dad siswa menyebalkan pemenang lomba yang kemarin Sara cerita ke Daddy"
Tuan Kai memandang dari kejauhan sosok siswa itu.
"Oh jadi dia yang bernama Morgan?"
"Iya Dad angkuh sekali, Sara kesel!"
"Kenapa memangnya?"
"Tadi pagi Sara mencoba mewawancarai dia buat Mading sekolah tapi dia malah sok jutek gitu dad, jual mahal lagi!"
Tuan Kai hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum. ia maklum dengan anak muda jaman sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments