Part 4 Masih Jutek Juga

"Cepat mau wawancara apa lagi sih?" tanya Morgan jutek. kali ini Tamara yang maju untuk membujuk Morgan agar mau di wawancara.

"Cukup jelaskan sedikit profil mu dan bagaimana bisa menjuarai olimpiade matematika tingkat internasional"

"Sudah tahu nama lengkap ku bukan? kalau soal juara olimpiade mungkin karena cerdas dari lahir"

Tamara melongo dengan jawaban Morgan barusan. untung bukan Sara lagi yang mewawancarai Morgan bisa baju hantam mereka berdua.

"Oh gitu ya"

"Teman manja mu itu mana? sudah menyerah untuk mewawancarai saya?" sindir Morgan.

"Sara sedang rapat OSIS"

"Dasar anak manja" gumam Morgan pelan.

"Oke terimakasih Morgan, secepatnya profil mu akan di muat di Mading jadi silahkan nanti di akses melalui smart phone"

Tamara berdiri dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Morgan yang tidak peduli.

"Benar juga apa yang Sara katakan" kata Tamara begitu memasuki ruang OSIS.

"Hah maksudnya ?" Sabrina menggeser kursinya mendekati Tamara.

"Morgan memang sombong sekali, angkuh sekali Sab! pantas kemarin Sara ngamuk"

"Terus yang lebih parah lagi ia mengatai Sara anak manja!"

"Hah?! berani sekali dia bicara begitu? seperti apa sih orangnya"

"Sudah tidak perlu lagi menyebut nama Morgan setelah profilnya kita muat di Mading"

Sabrina menggelengkan kepalanya, sepertinya siswa bernama Morgan ini memang unik ia membuat kedua temannya dongkol karena perlakuan Morgan pada mereka.

🌵🌵🌵

Istirahat makan siang tiba, Sara, Tamara dan Sabrina bertiga berjalan menuju kantin sekolah sembari bercanda dan tertawa.

Morgan yang lebih dulu duduk di salah satu meja di kantin jengah melihat ketiga siswi itu. dengan tatapan mata tajamnya ia memandang tidak suka ke arah Sara dan teman-temannya.

Morgan selalu sendiri di sekolah, ia tidak punya teman baik apa lagi sahabat atau geng seperti Sara. karena itu ia muak melihat Sara yang selalu berkerumun dengan sahabatnya dan bercanda tidak jelas alias urakan.

Setelah menghabiskan makan siangnya Morgan segera berjalan pergi meninggalkan kantin sekolah.

Di depan pintu kantin tidak sengaja Morgan bertabrakan dengan Edgar.

Edgar adalah salah satu ketua geng berandal di sekolah yang beranggotakan anak-anak orang kaya dengan tingkat kepintaran di bawah rata-rata.

"Hei kalau jalan lihat-lihat!" bentak Edgar pada Morgan.

Seisi kantin di buat terkejut dan menoleh ke arah Edgar dan Morgan. termasuk Sara dan teman-temannya.

"Itu kan Morgan" bisik Tamara pada Sara.

Sara terlihat masa bodoh, kalau Edgar marah pasti karena Morgan bersikap tengil padanya.

"Sudah biarkan mereka, yuk kita makan lagi" kata Sara tidak berminat melihat pertengkaran Morgan dan Edgar.

Setelah sedikit cekcok akhirnya Morgan lebih dulu pergi meninggalkan Edgar dan gengnya. ia malas meladeni Edgar dan teman-temannya yang sudah pasti beraninya main keroyokan.

Seisi kantin bersorak menyoraki Morgan yang mereka anggap cupu dan culun karena tidak berani meladeni tantangan Edgar untuk berkelahi.

Edgar berjalan memasuki kantin dengan congkaknya. ia berhenti tepat di dekat Sara yang sedang makan siang.

"Hai Sara cantik" sapa Edgar. memang sudah sejak pertama kali masuk sekolah itu Edgar jatuh hati pada kecantikan Sara.

"Hai" jawab Sara pendek.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Edgar.

"Boleh silahkan, yuk teman-teman" Sara berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan rombongan Edgar untuk kembali ke kelas.

Sara sendiri kurang suka dengan Edgar yang sok. sok paling keren, sok paling kaya, sok paling pintar dan kepedean selangit.

"Hihihi" Tamara dan Sabrina tertawa cekikikan melihat Edgar di abaikan oleh Sara.

"Sar menurutmu mana yang lebih baik Edgar atau Morgan?"

"Pertanyaan apa itu?! jelas tidak ada yang lebih baik mereka sama saja!"

Sara memasuki kelasnya dan berpisah dengan Tamara dan Sabrina yang berbeda kelas darinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***