Ibu Koma

Aku langsung membawa ibu ke rumah sakit bersama ayah dan ibu tiriku, hatiku benar-benar hancur melihat sosok ibu terbaring lemas dengan wajah pucat ya.

Kali ini aku tidak bisa menahan air mataku, aku menangis tidak mau kehilangan orang yang aku sayangi untuk kedua kalinya. Ditinggalkan sang kakak saja belum bisa mengiklaskannya apalagi harus di tinggal oleh ibu.

Ibu adalah wanita yang sangat aku sayangi dan hanya dia sosok satu-satunya penyemangatku kali ini, aku tidak bisa bayangkan jika aku harus kehilangan ibu.

Ibu langsung di bawa keruang ICU dimana sang kakak berada kemarin, khawatir tampak pada ayahku juga. Aku hanya bisa berharap jika ibu tidak meninggalkan aku seperti kakak kemarin.

" Bela, kamu harus kuat ya.. ayah yakin jika ibumu orang yang kuat, dia pasti bisa melawan penyakitnya " ucap ayah memelukku dan menyenangkan ku

Baru kali ini aku mendapatkan pelukan hangat sang ayah yang sudah lama tidak aku dapatkan, Aku sangat merindukan kasih sayang ayahku yang dulu, karena ayahku yang sekarang terlalu sibuk dengan keluarga barunya sehingga melupakan aku, ibu dan kakak.

Aku meluapkan semua kesedihan ku di pelukan sang ayah yang hangat, aku memeluk erat sang ayah seakan tidak rela jika pelukan itu lepas bahkan hilang kembali.

" Ayah aku merindukan mu seperti ini.. " batin ku

Tak lama kemudian dokter datang menghampiri kami, aku segera melepaskan pelukan sang ayah dan segera menanyakan keadaan ibu.

" Bagaimana keadaan ibu saya dok " tanyaku menghapus air mataku

" Bagaimana keadaan istri saya Dok "

" Kondisi Bu Mina saat ini sangat kritis, dia belum sadar dari komanya, Tuan dan Nona harus lebih sabar dan banyak berdoa, bagaimanapun juga doa sangat di perlukan saat ini agar Bu Mina cepat sadar dari komanya " ucapnya dengan raut wajah sedih

" Apa.. ibu.. koma.., ayah bagaimana ini??"

" Sudah nak, ingat kata dokter kita harus sabar dan banyak berdoa.. ayah yakin jika ibumu kuat " ucap sang ayah mencoba menenangkan ku

" Tuhan kenapa semua seperti ini, jangan ambil ibu dari hidupku, rasanya aku tidak sanggup" batinku

" Dok bisakah saya menemui ibu saya " ucapku ragu-ragu

" Silahkan, tapi waktu nona hanya sebentar dan bergantian dengan keluarga lainnya karena kondisi pasien masih kritis "

" Baik dok "

" Ayah... " Panggilku menatap wajahnya sang ayah hanya tersenyum padaku dan berkata jika aku bisa menemui ibu sekarang, ayah akan mengalah padaku, dia akan menemui ibu setelah aku selesai bertemu ibu.

Dengan perasaan senang aku segera mengikuti suster yang mengantarkan ku ke dalam ruangan ibu, namun setelah di dalam ruangan ibu justru tubuhku di buat lemas, dan hatiku sangat sakit, aku benar-benar tidak sanggup melihat keadaan ibu saat ini karena tubuhnya sudah di pasang beberapa alat disana.

" Bu, ini aku Bela.. ibu harus bangun ya, Bela kangen ibu, Bela tidak bisa hidup jika ibu tidak ada.. Bela mohon ibu bangun ya Bu "

Dan yang membuat aku kaget adalah suara kencang yang berasal dari alat yang ada di monitor itu, karena suara itu persis seperti keadaan kakak kemarin sebelum meninggal.

Para suster dan dokter langsung datang keruangan dengan tergesa-gesa untuk memeriksa keadaan ibu, Aku segera meninggalkan ruangan ibu, aku tidak sanggup jika harus menghadapi kenyataan seperti kemarin.

Ayah yang melihat aku keluar dari ruangan ibu segera menghampiri ku dengan raut wajah bingung dan bertanya-tanya. " Bela bagaimana keadaan ibu, kenapa dokter dan suster berlari keruangan ibu.. "

" Ibu... " lirihku

Ayah langsung menarik tubuh ku kedalam pelukannya " Tidak apa-apa nak, ibumu pasti baik-baik saja.. jangan menangis lagi, ibu tak suka jika kamu terus menangis seperti ini "

Aku berhenti menangis dan segera menghampiri dokter yang baru keluar dari ruangan ibu, perasaan kami benar-benar khawatir dan takut terjadi sesuatu pada ibu.

" Dok bagaimana keadaan istri saya "

" Tuan, Bu Mina kondisinya semakin memburuk, kemungkinan bisa bertahan hanya sekitar 10 %, "

" Apa " ucapku benar-benar kaget

" Dok sembuhkan istri saya berapapun biayanya saya akan bayar "

" Saya akan lakukan yang terbaik untuk Bu Mina, Tuan tidak usah khawatir " ucap sang dokter membuat ayah lebih tenang.

Mendengar ucapan dokter membuat pikiranku kacau, aku mulai panik karena kemungkinan ibu bisa bertahan hanya sepuluh persen sedangkan kak Sintia tingkah kesembuhannya dua puluh persen saja bisa meninggalkan aku apalagi ibu sekarang.

" Tidak.. ibu tidak boleh pergi dari hidupku.. Aku tidak akan sanggup " ucapku dengan nada lemas dan tubuh yang jatuh ke lantai.

Ayah yang panik segera membawa tubuhku untuk di periksa oleh dokter, aku pingsan selama satu jam karena dari kemarin aku tidak memakan makanan apapun apalagi sekarang aku sangat mengkhawatirkan keadaan ibu.

Satu jam kemudian aku bangun, melihat keadaan sekitar yang sangat asing bagiku. Aku sedang berada di ruangan inap, aku melihat sekeliling hanya ada kakak tiriku yang bernama Candra.

" Bagaimana keadaan ibu " tanyaku pada Candra

" Kondisi Bu Mina masih belum ada perkembangan, ibu Mina masih koma " ucapnya

Aku melepaskan infusan yang berada di tanganku, Aku segera turun dari ranjang rumah sakit, aku ingin bertemu dengan ibu, aku tidak boleh jauh dari ibu, aku segera pergi mencari keberadaan ibu dengan tubuh yang masihlemas.

" Bela tunggu.. " ucap Candra segera mengejar ku dari belakang,

" Jangan ikuti aku, aku butuh ibu bukan kamu " ucapku sambil menangis

Candra langsung berlari mengejar tubuhku, " Bela, biar aku tunjukan dimana ibumu berada " bujuk Candra

" Aku tahu kamu sangat membenciku tapi untuk kali ini kamu harus mengikuti perkataan ku, ini semua demi kebaikanmu.. apa kamu sanggup merawat ibumu jika keadaan tubuhmu seperti ini "

Candra adalah anak dari ibu tiriku dengan laki-laki lain meskipun begitu dia yang paling baik di banding Tedi saudara tiri yang satu ayah dengan ku. Untuk kali ini aku menuruti semua perkataan Candra karena yang ia katakan ada benarnya, aku harus segera sembuh agar bisa merawat ibu saat ini.

Candra memapah ku ketempat tidur, ia juga sudah memanggil suster untuk memasangkan kembali infusan ke tanganku, setelah selesai baru ia membawaku untuk bertemu dengan ibu dengan menggunakan kursi roda.

Ayah memindahkan ibu keruangan khusus agar membuat aku dan ibu lebih nyaman berada di ruangan itu, ruangan yang akan di menjadi ruangan aku ketika aku merawat ibu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

nuna jimin🧸🧸

nuna jimin🧸🧸

lanjut thor

2022-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Kakak
2 Pemakaman Sang Kakak
3 Ibu Koma
4 Pernikahan Bram
5 Kebencian Bela pada Candra
6 Kebencian Bela Pada Bram
7 Kedatangan Bram
8 Kesedihan Bram
9 Penyebab Kematian Sintia
10 Menurunkan Ego
11 Amarah Bram
12 Mimpi Bram
13 Bram Sakit
14 Berbaikan dengan Candra
15 Keadaan Bram
16 Permintaan Maaf
17 Permintaan Maaf (Part 1)
18 Awal Permainan Bela
19 Tamparan Bram
20 Pembalasan Bram
21 Kedekatan Bram & Bela
22 Sarapan Bersama
23 Bela Vs Desi
24 Bela Vs Desi Part 1
25 Perasaan Aneh Bram
26 Baju Untuk Bela
27 Isi Hati Lily
28 Kembali Di Usir
29 Bela Dan Deon
30 Pembicara Deon dan Bram
31 Membuat Kesal Bram
32 Candra Kembali
33 Berbelanja Dengan Candra
34 Jadi Siapa Yang Menang??
35 Rasa Malu Desi
36 Nonton Bioskop
37 Sekretaris Bram
38 Bukti
39 Desi Hamil??
40 Kemenangan Desi
41 Sakit Hati Bela
42 Desi Menang Lagi
43 Bertemu Bela
44 Menghasut Bram
45 Mabuk
46 Melakukannya
47 Masih Bersama Bram
48 Rasa Bersalah Bela
49 Surat Perjanjian
50 Bram Semakin Cinta
51 Kekesalan Bram
52 Pernikahan Siri
53 Sakit Hati Deon
54 Deon Vs Bram
55 Candra Vs Bram
56 Membuat Desi Kesal
57 Menghubungi Bela
58 Bertengkar Dengan Desi
59 Bram Menuju Rumah Sakit
60 Kandungan Lemah
61 Menemani Desi
62 Ingin Membuat Bela Marah??
63 Obat Yang Di Ganti
64 Hadiah Dari Bram
65 Kedekatan Menantu dan Mertua
66 Memasak Untuk Bram
67 Malam Bersama Bela
68 Tidak Akan Kalah
69 Keadaan Desi
70 Pergi Ke Rumah sakit
71 Isi Hati Desi
72 Soto Ayam
73 Menjenguk Desi
74 Dukungan Bu Jeni
75 Kemarahan Bu Jeni
76 Dugaan Bram
77 Berbicara Empat Mata
78 Kesepakatan Bram
79 Memeluk Bela
80 Pembicaraan Ibu dan Anak
81 Perubahan Bela
82 Keadaan Bu Mina
83 Kabar Duka
84 Kekesalan Teti
85 Pemakaman Ibu
86 Bela Terpuruk
87 Bela Hamil??
88 Menyimpan Rahasia Bela
89 Menemani Desi
90 Bram Panik
91 Rencana Bram
92 Imel Marah
93 Lily Bingung
94 Kenyataan Pahit
95 Acara Empat Bulanan
96 Desi Bahagia
97 Penjelasan Bram
98 Perubahan Sikap
99 Alasan Bram Bersama dengan Desi
100 Trending Topik
101 Kemarahan Sang Ayah
102 Berkelahi
103 Di hujat
104 Kondisi Desi
105 Rencana Bela
106 Operasi Sesar
107 Tantang Tes DNA
108 Menunggu Hasil
109 Desi Sadar
110 Drama Desi
111 Hasil Tes DNA
112 Terbongkar
113 Kehilangan Bela
114 Bela di Operasi
115 Anak Kembar
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Kematian Kakak
2
Pemakaman Sang Kakak
3
Ibu Koma
4
Pernikahan Bram
5
Kebencian Bela pada Candra
6
Kebencian Bela Pada Bram
7
Kedatangan Bram
8
Kesedihan Bram
9
Penyebab Kematian Sintia
10
Menurunkan Ego
11
Amarah Bram
12
Mimpi Bram
13
Bram Sakit
14
Berbaikan dengan Candra
15
Keadaan Bram
16
Permintaan Maaf
17
Permintaan Maaf (Part 1)
18
Awal Permainan Bela
19
Tamparan Bram
20
Pembalasan Bram
21
Kedekatan Bram & Bela
22
Sarapan Bersama
23
Bela Vs Desi
24
Bela Vs Desi Part 1
25
Perasaan Aneh Bram
26
Baju Untuk Bela
27
Isi Hati Lily
28
Kembali Di Usir
29
Bela Dan Deon
30
Pembicara Deon dan Bram
31
Membuat Kesal Bram
32
Candra Kembali
33
Berbelanja Dengan Candra
34
Jadi Siapa Yang Menang??
35
Rasa Malu Desi
36
Nonton Bioskop
37
Sekretaris Bram
38
Bukti
39
Desi Hamil??
40
Kemenangan Desi
41
Sakit Hati Bela
42
Desi Menang Lagi
43
Bertemu Bela
44
Menghasut Bram
45
Mabuk
46
Melakukannya
47
Masih Bersama Bram
48
Rasa Bersalah Bela
49
Surat Perjanjian
50
Bram Semakin Cinta
51
Kekesalan Bram
52
Pernikahan Siri
53
Sakit Hati Deon
54
Deon Vs Bram
55
Candra Vs Bram
56
Membuat Desi Kesal
57
Menghubungi Bela
58
Bertengkar Dengan Desi
59
Bram Menuju Rumah Sakit
60
Kandungan Lemah
61
Menemani Desi
62
Ingin Membuat Bela Marah??
63
Obat Yang Di Ganti
64
Hadiah Dari Bram
65
Kedekatan Menantu dan Mertua
66
Memasak Untuk Bram
67
Malam Bersama Bela
68
Tidak Akan Kalah
69
Keadaan Desi
70
Pergi Ke Rumah sakit
71
Isi Hati Desi
72
Soto Ayam
73
Menjenguk Desi
74
Dukungan Bu Jeni
75
Kemarahan Bu Jeni
76
Dugaan Bram
77
Berbicara Empat Mata
78
Kesepakatan Bram
79
Memeluk Bela
80
Pembicaraan Ibu dan Anak
81
Perubahan Bela
82
Keadaan Bu Mina
83
Kabar Duka
84
Kekesalan Teti
85
Pemakaman Ibu
86
Bela Terpuruk
87
Bela Hamil??
88
Menyimpan Rahasia Bela
89
Menemani Desi
90
Bram Panik
91
Rencana Bram
92
Imel Marah
93
Lily Bingung
94
Kenyataan Pahit
95
Acara Empat Bulanan
96
Desi Bahagia
97
Penjelasan Bram
98
Perubahan Sikap
99
Alasan Bram Bersama dengan Desi
100
Trending Topik
101
Kemarahan Sang Ayah
102
Berkelahi
103
Di hujat
104
Kondisi Desi
105
Rencana Bela
106
Operasi Sesar
107
Tantang Tes DNA
108
Menunggu Hasil
109
Desi Sadar
110
Drama Desi
111
Hasil Tes DNA
112
Terbongkar
113
Kehilangan Bela
114
Bela di Operasi
115
Anak Kembar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!