Kenapa?" Tanya seseorang tentu bang Yusuf, masih didekat pintu. Kapan dia masuk, bahkan suara pintu pun tak terdengar. Macam makhluk gaib. Upss
Maafkan istrimu ini Bang. Batinku
Mungkinkah dia melihatku melamun dan menangis, hadeuhh.... panjang urusannya kalau gini
"Eemm.. ga-gak papa kok" bergegas menghapus air mata dengan penghapus make up
"Bener?, tadi kulihat kau nangis"
"Emm.. ituu.." berpikir Yuna.
"Jangan bohong, kau sudah bilang bahwa kau tidak bisa berbohong. Jangan coba berbohong sayang" what? Sayang? Untung gak meleleh.
Aku masih ragu hingga hening, apa kubilang saja, tapi tidak. Aku tak bisa
Hening
Dia memandangku dengan senyum diwajah, dan mendekat padaku
"Bolehkah ak-..."
"Tak boleh bang, kau pun sudah mau menungguku kan, aku belum siap, ridhai aku untuk ini, aku benar-belum siap" cerocosku panjang lebar. Dia nampak mengerutkan dahi, setelah itu tertawa
"Hahaha, kenapa mukamu tegang gitu, kalau orang ngomong jangan dipotong. Dengerin dulu, dasar mesum" masih tertawa, dia menjentik tangannya didahiku pelan.
"Terus Abang mau bilang apa?" Tanyaku seperti orang bingung
"Hemm. Bolehkah abang tau kenapa kamu menangis dik Yuna?" Ujarnya lembut dengan senyu. Duuhhh. Manisnya, gak yau mau jawab apa. Bener-bener ini mulut sama otak susah diajak kerja sama, buntu. Pikiranku buntu
Tok tok tok
"Kak!" Aku dan Bang Yusuf menoleh, hufftt. Selamat lagi.
"Iya. Bentar"
"Ada apa??" sambungku setelah pintu terbuka
"Makan dulu kak, yang lain udah pada tunggu dibawah"
"Iya, kakak gak lama kok, mau mandi dulu, entar kakak turun"
"Yaudah jangan lupa ajak abang ipar ya, kak?." Ucapnya seperti menggodaku. Setelah itu Hana berlalu. Aku bergegas masuk kamar menyambar handuk dan baju ganti. Mengabaikan Bang Yusuf yang asik dengan ponselnya
Sudah 2 menit mencoba membuka gaun tapi tak bisa. Aku jadi kesal, masa harus minta bantuan Bang Yusuf sih. Yaudah gak papa yang penting aku bisa mandi. Kalau minta tolong Hana gak mungkin juga.
"Bang?" Panggilku pelan, dia masih asik dengan ponselnya. Mungkin tak dengar
"Bang?"tegurku sekali lagi dia menoleh. Aku pun mendekat
"Apa??" Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel
"Minta tolong boleh?"
"Hmm" masih setia dengan ponsel, ingin ku rebut saja ponselnya, tapi tak jadi. Hehe
Aku berbalik, dia sepertinya tak tau maksudku
"Tolong bukain resletingnya, tapi jangan lihat kesini ya. Please!.yaya" pintaku menunjukkan puppy eyes, supaya dia mau melakukannya.
"Kenapa gak boleh lihat, kan udah sah" ucapnya sambil menarik resletingnya ke bawa. Jujur gak tau mau jawab apa. Sebenarnya aku maluu.
"Makasih" bergegas berlari, tanpa menjawab pertanyaannya dan tak lupa memegang gaun agar tak jatuh. Untung pakek dalaman yang panjang.
Setelah bersih-bersih sekitar 10 menit aku siap dengan gamis sederhana dan bang Yusuf juga baru keluar dari kamar mandi dengan style lengkap. Jangan harap ada adegan dia hanya mengenakan handuk. Pasti memalukan. Sungguh memalukan
Kami turun berdampingan, melihat semua berkumpul, aku dan Bang Yusuf pun ikut duduk dimeja yang sama.
Aku melayani Bang Yusuf seperti ucapanku beberapa hari yang lalu. Haruss!!
Itu kewajibanku sebagai istrinya.
Semua makan dalam diam. Kebiasaanku makan banyak, ku urungkan karena ini keluarga besar guys, dimana mau ditarok mukaku jika makan banyak. Ck..ck..
Selesai shalat Isya dan shalat sunnah 2 rakaat, aku bergegas tidur masih dengan jilbab dan baju panjang, biasa aku tak pakai jilbab kalau tidur, tapi rasanya tak nyaman apalagi berdua dengan seorang lelaki, sungguh ini tak nyaman.
Bang Yusuf masih setia dengan ponselnya, seperti sedang mengurus sesuatu pekerjaan mungkin, aku tidur membelakanginya. Tak nyaman juga, beberapa berbolak-balik tak kunjung tertidur. Aku jadi kesal sendiri.
Hingga ku dengar Bang Yusuf menghela nafas panjang, mulai merabahkan diri disampingku, tentunya berjarak
"Kenapa gak buka aja jilbabnya dek?"Tanyanya
"Gak papa kok Bang"
"Buka aja, kalau panas. Tuh keringat banyak banget, Kan udah sah jadi gk usah malu gitu" sepertinya dari tadi dia memperhatikanku.
"Tapi-..."
"Gak ada tapi-tapian, buka aja daripada kamu kepanasan gak bisa tidur gitu. Ini perintah!!"ucapnya tegas
"Atau kamu mau Abang yang bukain?" Lanjutnya sambil menaik-turunkan alisnya. Dasar mesum. Menyebalkan
"Tapi Abang balik sana jangan lihat loh ya" ujarku was-was
"Iya, ini Abang balik" kudengar dia seperti menahan tawa, dan berbalik memunggungiku. Perlahan kubuka jilbab, ku lepas juga ikatan rambut.
Mulai kurebahkan diri membelakanginya, tak lama aku merasa ngantuk, karena merasa cukup nyaman, dalam sisa kesadaran kurasa kasur agak bergelombang, dan tangan memeluk perutku. Aku tak ingat apapun. terlelap.
---
Aku terbangun karena mendengar azan shubuh berkumandang, aku bingung kenapa aku tak bisa bergerak, dan kenapa rasa gulingku besar sekali dan hangat seperti tubuh manusia, aku berusaha melepaskan diri hingga merasa ada deru nafas di puncak kepalaku. Oh tidaakk, aku baru ingat aku tak sendirian di kamar ini, Bang Yusuf
"Aaaa....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
suaminya maksa njerr
2023-03-16
1
Kasih Abadi
Haish dinovel yah kok pada ga siap ya dimalam pertama.. binggung gue.. ga siap kenapa nikah..? gue ajah didunia nyata saat dikatakan SAH nah langsung nyosor tuh ga tunggu malam hahahahahaha 🤭🤭🤭🤭🙈🙈🙈🙏🙏
2021-03-08
1
akun nonaktifkan
5 like dulu yaa😁
Mampir karyaku sekalian like backnya🥺
Pasti aku selalu mampir karyamu loh!😆
Tunggu aja!🙏🏻
2020-07-26
1