Suasana remang di kamar Lady menjadi favoritnya sebulan terkahir ini, dengan membuat kopi hitam atau terkadang kopi susu semakin menenangkan jiwanya, bagaimana tidak, rasanya Lady ingin mengingat malam pertama Dia menjadi milik Rey sang kekasih hati, walaupun sudah sebulan berlalu dan Rey belum juga kunjung datang kerumahnya semua itu seolah sudah tidak lagi menjadi masalah, atau sebuah keinginan utama bagi Lady lagi.
Toh setiap hari kini Lady di antar jemput oleh Rey, walaupun Rey belum berani masuk ke rumahnya, bukankah itu suatu kemajuan di bandingkan dua tahun terakhir ini? Pikir Lady, sesekali ketika menghirup aroma kopi bayangan apartemen maskulin Rey selalu terlintas jelas dipikirannya,
Bagaiman Rey memperlakukannya Bak Ratu sejagat malam itu, segala sesuatunya terpenuhi seolah Rey adalah Dewa yang mengetahui isi hati manusia bernamakan Lydia Susanto ini, Lady kembali mengingat bagaimana ketika Dia memberikan dirinya kepada Rey membuatnya tersipu malu.
Sesekali Lady menatap kalung pemberian Rey yang begitu cocok tergantung di lehernya, “gara – gara kalung ini aku tidak berdaya akan rayuan kamu kak..” gumannya sambil bercermin.
Sebuah telepon masuk pada ponselnya terdengar, dengan sigap dan semangat Lady mengangkat telpon tersebut,
“Halo Kak..” Ucap Lady menyapa pria pujaan hatinya,
“Kamu sedang apa?” tanya Rey,
“Sedang memikirkan mu..” Jawab Lady tersipu malu,
“Benarkah? Berarti kita sehati dong.., aku kangen kamu..” lirih Rey, yang saat ini tengah berada di luar kota untuk menghadiri workshop mewakili kampusnya.
“Aku juga kangen banget kak.., Kapan kakak pulang?” tanya Lady terdengar manja di telinga Rey,
“Aku pulang hari Jumat sayang, apakah kamu mau menginap lagi di apartementku?” tanya Rey menggoda Lady,
“Alasan apa lagi kali ini Kak?” tanya Lady,
“Apakah kamu mau? Kalau kamu mau kakak akan membuatkan seribu alasan agar kamu bisa selalu denganku, hahahaha..” tawa renyah itu membuat Lady juga jadi senyum – senyum sendiri,
“Ah Kakak ini... selalu saja menggodaku..” rajuk Lady sambil menahan tawanya,
“Oh yah bagaimana kuliahmu hari ini? Apakah semuanya lancar?”
“Iyah Kak.. semuanya lancar, dan aku sudah menyelesaikan semua tugas yang ada kak..”
“Itulah yang Aku suka darimu, kamu selalu mengutamakan kewajibanmu agar memiliki waktu lebih lama dengan ku kan?” Kembali Rey menggoda Lady,
“Jadi.. bagaimana? Apakah kamu mau menginap lagi hari jumat ini di apartemenku?” tawar Rey kepada Lady,
“Ehmmm.., baiklah kali ini siapkan alasan terbaik untukku yah..” jawab Lady yang juga sudah ketagihan berada didekat Rey, Lady seakan lupa dengan resiko selalu bersama dengan Rey, namun satu janji yang di pegangnya, bahwa setelah ini Rey akan menemui orang tuanya dan akan menikahinya.
Perjalanan cinta mereka berdua sudah tidak lagi sama seperti sebelumnya, semakin sering Lady ke Apartemen Rey tanpa harus di paksa atau di rayu lagi, semakin sering mereka memadu kasih dan berbuat lebih dengan alasan atas nama cinta.
Bahkan kini sudah tidak ada lagi malu – malu bagi Lady ketika Rey memintanya untuk bersama, semuanya seakan sudah terbiasa, hingga suatu hari ketika terbangun di kamarnya sendiri, Lady merasakan pusing bukan kepalang dan merasakan mual yang tak tertahankan.
“Ada apa dengan diriku ini?” guman Lady merasa pusing, setiap duduk rasanya kepalanya berputar seperti orang yang menderita penyakit vertigo.
Mama Maya yang sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga besarnya merasa heran karena anak pertamanya yang biasanya selalu siap lebih pagi dari yang lain belum juga kunjung keluar kamar, karena rasa khawatir Mama Maya segera mengetuk pintu kamar anak kesayangannya,
“Lady...apa kamu sakit nak?” suara Mama Maya terdengar sedikit besar agar Lady mendengarnya dengan jelas,
“Masuklah ma.. pintunya tidak Lady kunci” sahut Lady dari dalam terdengar lemah,
“Yah Tuhan Lady.. kamu pucat sekali, apakah kamu sakit? Ayo kita segera kedokter..” Ajak Mama Maya yang panik saat itu.
“Tidak usah ma.. ini karena kecapaian Lady sering begadang akhir – akhir ini ma.., karena harus mengerjakan banyak tugas makalah yang harus dipersentasikan.” Lirih Lady sambil memeluk manja mamanya.
“Yah sudah.. mama buatkan Teh Jahe yah,,, kamu minum dan istirahat, tidak usah kuliah dulu hari ini, kamu segera hubungi teman atau dosenmu untuk minta ijin, jika memerlukan surat dokter, nanti sore kita kedokter” ucap Mama Maya sambil mengelus lembut kepala anaknya.
"Iyah ma... Lady telpon mereka, mama tolong bawakan Teh Jahenya ke kamar Lady apakah bisa ma?” tanya Lady dengan sopan,
“Yah Tuhan anakku..., yah tentu saja bisa, kamukan sekarang sedang sakit, kok malah pakai nanya..” omel Mama Maya sambil berjalan keluar kamar Lady,
Lady segera menghubungi Ane dan mengatakan jika dirinya sedang sakit, juga mengirimkan pesan singkat kepada dosen – dosen yang mengajar hari ini, terakhir barulah Lady menghubungi Reynold lewat pesan singkat juga.
“Kak Rey.. hari ini Lady nggak masuk kampus.., Lady sakit kak..” Lady menekan fitur ‘send’ pada ponselnya,
“Kamu sakit apa?” tanya Rey langsung membalas saat itu juga.
“Kayaknya kurang darah kak, rasanya pusing sekali akhir – akhir ini Lady sering begadang kan kak..”
“Yah sudah istirahat saja kalau begitu yah..” balas Rey, Lady hanya membalas emot lucu bergambarkan boneka membawa tulisan Okay kepada Rey,
“Terima kasih ma..” ucap Lady kepada Mama Maya yang sudah ada didepannya dengan segelas Teh Jahe,
“Iyah ini, di minum dulu..” Lady menerima gelas tersebut dan langsung meminumnya sedikit demi sedikit, rasanya hangat di tubuh, sedikit membuatnya tenang,
“Istirahatlah nak..” ucap Mama Maya sambil mengusap lembut kepala anaknya,
“Lady mau makan apa? Biar mama masakin atau mau mama beliin apa gitu biar perutmu gak kosong” lanjut Mama Maya sangat khawatir,
“Lady mau Bakso saja ma.., yang hangat – hangat rasanya bisa buat Lady membaik..”
“Baiklah tunggu disini yah..” dengan perhatian Mama Maya segera mewujudkan keinginan anaknya.
Hari berganti hari, Lady memang tidak setiap hari merasakan mual, hanya saat – saat tertentu saja, sampai suatu ketika pada saat Lady selesai mandi dan hendak memakai baju, Lady melihat ada yang berubah pada tubuhnya, tubuhnya terlihat lebih berisi, dengan dada yang terlihat lebih membesar, juga dengan gamang Lady baru saja sadar jika selama dua bulan ini dia belum datang bulan sama sekali.
“Yah Tuhan.. jangan – jangan..” gumannya sambil menutup mulutnya karena ketakutan apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan.
Dengan bergegas Lady menuju kampus “REY!” satu nama itu adalah tujuan utamanya ke kampus hari ini, ketika sampai di kampus Lady segera berlari menuju ke ruang kerja Rey dan mengatakan kepada Asisten Dosen Rey yang bernama Toni jika Dia ingin menemui Rey, tidak seperti Jeri yang dulu selalu saja menganggap santai jika Lady datang, Toni masih baru jadi semuanya masih serba formal.
“Baiklah.., saya sampaikan kepada Bapak Reynold dulu, jika anda ingin konsultasi, silahkan duduk” sahut Toni dengan formal kepada Lady,
“Terima Kasih..” angguk Lady sembari duduk, belum juga semenit Rey sudah memanggil Lady untuk masuk kedalam ruangannya.
Rey melihat rona wajah Lady sungguh berbeda, dan Lady terkejut ketika tubuhnya di tarik oleh Rey dengan cepat sembari mengecup mesra Lady, rasanya Lady ingin kehabisan Nafas saat itu,
“Apakah Kamu sadar jika kamu tambah cantik Lady?” tanya Rey menggoda Lady, Namun pikiran Lady sedang kalut dan langsung saja berbicara tanpa berpikir,
“Kak ada Buah Cinta kita disini” Ucap Lady sambil menunjuk perutnya.
To Be Continue...
Hai Guys teman – temanku yang baik hati, boleh dong like and comentnya.. biar Author makin semangat dan semakin terinspirasi, Thank You
Btw, Jangan lupa mampir di novel pertama Author yang berjudul “Aku Adalah Indah” serta lanjutannya “Aku Adalah Indah” part 2 yang saat ini juga lagi on going.
Follow IG Author yah.. @lizbet.lee
Jangan lupa like dan voting yah.. teman – teman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments