"Selamat pagi sayang.." Jihan mencium pipi Alika saat Alika baru saja membuka mata.
"Morning Mom."
Alika langsung memeluk Jihan dan memberikan ciuman di seluruh wajah Jihan.
"Kita jalan jalan?" tawar Jihan yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Alika.
"Kalau begitu, ayo mandi." Ucap Jihan sambil menggendong tubuh Alika menuju kamar mandi.
Alika sendiri tidak pernah bertanya tentang pekerjaan Jihan yang selalu saja berangkat saat malam dan sudah kembali berada di rumah saat Alika membuka mata di pagi hari.
"Mom.."
”Ya sayang?"
"Kapan Papa Alika akan datang?"
Deg !!
Lagi lagi, pertanyaan yang sama setiap hari minggu saat Jihan memandikan Alika.
Selama ini, Jihan selalu mengatakan bahwa Alika sebenarnya punya Papa yang sedang berada di luar kota. Alika yang terus bertanya mengenai ayahnya membuat Jihan berbohong dengan mengatakan bahwa suatu saat nanti papa Alika akan datang setelah pekerjaannya selesai.
"Sayang, Bukankah Mama sudah mengatakan kepada Alika. Papa Alika pasti akan datang, mana tahu papa Alika akan datang setelah nenek sembuh? lagi pula jika Papa Alika datang sekarang, siapa yang akan membayar biaya pengobatan nenek?"
"Apa Papa pergi keluar kota karena nenek masih berada di rumah sakit?"
"Ya, karena biaya yang dibutuhkan untuk perawatan nenek tidaklah sedikit. Jadi Papa harus berjuang untuk kesembuhan nenek. Alika harus berdoa agar nenek segera sembuh sehingga Papa Alika bisa segera pulang dan berkumpul bersama dengan kita." Jihan tersenyum sambil mengelus lembut rambut putrinya yang sudah panjang dan tebal. Persis seperti iklan lifboy di tipi tipi.
Alika kemudian menyatukan kedua tangan di depan dada dan memejamkan mata sebelum kemudian berdoa.
"Tuhan, Tuhan yang paling tahu seberapa besar rindu Alika terhadap papa. Alika mohon Tuhan, berikanlah kesembuhan yang cepat terhadap nenek Alika sehingga Papa Alika akan pulang dan menemui Alika."
Jihan tidak dapat lagi menahan air matanya, namun Jihan buru-buru menghapus air matanya sebelum Alika membuka mata.
"Mama, aku sudah berdoa apakah setelah ini nenek akan kembali sehat dan papa Alika segera datang untuk bertemu dengan Alika?"
Jihan tersenyum dan langsung memeluk putrinya itu.
"Pasti sayang, pasti."
Setelah membantu Alika untuk memakai pakaian dan menyisir rambutnya, Jihan meminta Alika untuk menunggu di ruang bermain sementara Jihan akan membantu Bibi Santi untuk memasak sarapan bagi mereka.
Bibi Santi adalah wanita paruh baya yang bersedia membantu merawat Alika selama Jihan bekerja.
"Ada apa? apa Jihan bertanya tentang papanya lagi?" tanya Bibi Santi saat melihat Jihan terdiam sambil memotong sayuran.
"Ya, begitulah. Aku tidak tahu harus bagaimana memberikan pengertian kepada Alika."
"Bagaimana jika kamu memasukkan Alika ke sekolah saja, umur Alika sudah 5 tahun dan Bibi rasa, Alika pasti akan suka ketika dia mempunyai kesibukan di siang hari dan bertemu dengan orang-orang baru yang mungkin akan menjadi temannya."
"Bibi, bukan aku tidak mau untuk menyekolahkan Alika saat umurnya sudah 5 tahun. Hanya saja aku masih harus mengumpulkan biaya yang tidak sedikit untuk tetap menjaga agar pengobatan Ibu di rumah sakit tidak berhenti. Jujur, sebenarnya aku lelah."
Bibi Santi hanya mengetahui jika Jihan bekerja di sebuah pabrik dan selalu saja mendapatkan shift malam.
"Bibi tahu, semoga setelah ini kebahagiaan akan menghampiri kamu."
"Terima kasih Bibi."
"Ya sudah, sekarang lebih baik kita siapkan makanan ini sebelum Alika marah."
Jihan tersenyum kemudian segera menyelesaikan masak bersama dengan Bibi Santi.
Setelah memasak, Jihan segera mengajak Alika untuk jalan jalan ke mall dan ke taman seperti yang selalu Alika inginkan.
Jihan selalu memanjakan putri satu-satunya yang amat dia sayangi itu setiap akhir dan berharap Jihan tidak akan pernah bertemu dengan tamu VVIP yang sempat membookingnya untuk menemani selama semalaman di hotel.
Setelah puas mengajak Alika berjalan-jalan, Jihan mengajak Alika untuk ke rumah sakit dan menemui nenek.
...----------------...
"Huft, rasanya saat malas jika harus melakukan pekerjaan di hari minggu," keluh seorang pria tampan yang sudah siap untuk pergi melakukan pertemuan bilateral dengan rekan bisnisnya.
Tap
Tap
Tap
Tok
Tok
Tok
"Tuan Rayhan. Saya sudah menunggu Anda selama 1 jam penuh, Saya harap anda segera keluar sebelum saya menjadi kepiting Karena kelelahan menunggu Anda."
Abas, sekretaris dari Rayhan Pamungkas yang terus menggedor pintu kamar Rayhan sejak 1 jam yang lalu.
Ceklek ...!!
Mata Abas silau saat Rayhan keluar dari kamar dengan pemenampilannya yang selalu mempesona..
Wah, Aku sungguh beruntung memiliki atasan yang sangat mempesona, sayangnya walaupun mempesona tapi masih belum memiliki rasa untuk membangun rumah tangga dan justru masih senang dengan hobinya memangku purel.
Mangku purel di karaokean..
Pegang paha sampai naik ke senuru..
Mangku purel bukan pekerjaan..
Lebih penting memikirkan masa depanmu..
Eh buset apa aku jadi ikut-ikutan gila karena terlalu sering menuruti hobi gila dari bos yang mempesona itu. Semoga saja aku tidak terjerat cinta purel di karaoke.
"Woy, brokoli. Kenapa justru melamun seperti itu? Bukankah kamu mengatakan jika kamu sudah menunggu aku selama 1 jam? apa kamu ingin membatalkan pertemuan kita di hari Minggu ini?"
"Tidak, tidak. Jangan. Ya sudah sebaiknya kita segera pergi sebelum kita terlambat." Ucap Abas sambil melihat ke arah jam tangannya.
"Ya, kita tidak boleh terlambat karena nanti aku bisa kehilangan cahaya mempesonaku.."
Abas memutar bola malas, kemudian segera melesat menuju hotel tempat di mana mereka akan melakukan pertemuan bilateral.
Saat diskusi dimulai, Rayhan tiba-tiba teringat dengan wanita purel yang semalam menemaninya.
Mangku purel di karaokean..
Pegang paha sampai naik ke senuru..
Mangku purel bukan pekerjaan..
Lebih penting memikirkan masa depanmu..
Kamu sudah lupa rumah tidak pernah pulang..
Sukanya bermain di karaokeran..
Meladeni penyanyi tidak cukup satu..
Pegangannya botol dengan gayang seperti orang tolol..
Rayhan bernyanyi sambil memainkan jari-jari tangannya di atas meja kaca sehingga menimbulkan suara musik yang cukup merdu di telinganya sendiri.
Abas menepuk dahinya saat melihat kegilaan yang terjadi saat Rayhan baru saja menghabiskan malam di tempat karaokean dengan memangku wanita purel.
"Bos.." Abas segera menarik kemeja Rayhan untuk mengembalikan kesadarannya.
"Maafkan saya, hanya saja lagu yang viral itu membuat saya tidak bisa berhenti untuk tidak menyanyikannya. Apalagi ini weekend," ucap Rayhan yang membuat Abbas terkejut karena tidak menyangka jika Rayhan justru bersikap santai kepada kolega bisnisnya.
Kolega bisnisnya saling berpandangan satu sama lain sebelum kemudian, satu diantara mereka mengeluarkan musik box dan memutar lagu mangku purel..
Abas melongo dan membola sempurna saat melihat Rayhan beserta kolega bisnisnya justru berjoget dan menyanyikan lagu mangku purel..
"Oh my god. Ini adalah hari gila."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
AbasAbas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Monica
🤣🤣🤣...mlh gila berjamaa'ah..kamu harus tetap waras ya Abas..jgn gila semua ntar gk ada yg nyadarin mereka😁😁
2023-01-28
0