Tentang Kontrak

Kembali pada saat ini.

"Kedua mempelai silahkan berciuman" Pembawa acara pada upacara pernikahan Sera sang putri dari dunia jin dan manusia yang menjalin kontrak dengannya yaitu Arian Abda menyuruh kedua mempelai muda yang terikat pernikahan karena pesugihan itu melakukan hal memalukan setelah prosesi pernikahannya selesai disaat mereka baru pertama kali kenal di depan hadirin yang  hadir.

"Be-berciuman?" Mata Sera terbelalak mendengar perkataan mengejutkan pembawa acara berekor ular tersebut.

"Ya, ba_baiklah" Arian mengiyakan perintah menguntungkan baginya itu karena seketika saja hasrat lelaki dari dalam dirinya seakan terbakar jantungnya pun semakin terpompa dengan kuat.

Arian melihat wajah cantik Sera sang putri dunia jin itu untuk memulai tapi seketika keberanian dari dalam dirinya tadi tiba-tiba hilang melihat keanggunan Sera, sampai-sampai karena terlalu gugup dia mengalihkan pandangannya pada Sera dan tubuhnya pun gemetaran dengan hebat.

"Ti, tidak boleh" dengan cekatan Sera berkata selain karena sadar jika laki-laki didepannya kesulitan dia tahu jika pasangan kontrak tidak bisa melakukan hal berlebihan seperti itu.

Mendengar perkataan larangan Sera Arian yang tadi sempat memiliki semangat saat disuruh berciuman langsung menundukkan kepala dan bengong seketika karena malu.

Sera melihat ayahnya dan ibunya yang duduk pada kursi khusus raja pada tingkat dua kastil dan memberi tanda silang pada kedua orang tuanya dengan tangan, ayahnya yang mengerti langsung memberikan kode pada seorang kesatria kerajaan didekat sana.

"Tidak apa kalian sudah resmi_" perkataan pembawa acara berekor ular itu terputus saat Seorang kesatria kerajaan mendekatinya dan membisikkan suatu kalimat.

"Baik, baik" dengan wajah yang sedikit takut pembawa acara itu menjawab pelan.

"Baiklah, kedua mempelai silahkan duduk" dan pembawa acara itu pun segera merubah perintah untuk kedua mempelai remaja itu.

Setelah duduk dan saling diam untuk beberapa lama,  diantara kebisingan tamu undangan Sera memecah obrolan "Ma, maafkan aku."

Arian yang masih larut dalam lamunan karena masih malu dengan kejadian tadi seketika tersentak dan berkata "Tentang ciumannya? "

"Ya itu juga, tapi aku minta maaf untuk masalah lainnya setelah ini" Sera mengakhiri perkataannya dan sesaat melirik Arian dan Arian yang juga tak sengaja meliriknya pun saat sadar akan lirikan itu langsung mengalihkan muka karena tersipu, begitu pula hal sebaliknya yang dilakukan Sera.

Tampaknya Arian tidak menggubris perkataan Sera tentang ‘masalah lainnya’ karena telah dihujam begitu banyak kejadian tak terduga dalam waktu yang singkat.

Setelah semua prosesi upacara pernikahan mendadak seorang putri di dunia jin selesai dilaksanakan. Keadaan kastil yang sepi karena masyarakat jin yang membludak sudah pulang semua, di manfaatkan oleh Ayah Sera dan membawa kedua mempelai dadakan itu keruang tamu keluarga kerajaan Jin untuk menghadap dirinya dan ibunya Sera istrinya, serta seorang perempuan penjaga pribadi Sera.

Saat masuk ruangan Arian dengan seksama memerhatikan hiasan-hiasan serta sofa mewah era abad pertengahan dan tidak sengaja juga memerhatikan perempuan penjaga pribadi sera yang mengunci pintu ruangan itu dan menutup semua jendela dengan seksama.

Arian seketika takut dengan suasana pada ruangan itu dan memperkirakan sesuatu aka terjadi padanya karena tahu pintu serta jendela tersebut dikunci, seakan dirinya akan diintimidasi apalagi melihat aura kuat sang Raja jin yang mengalir bersama wajah tegasnya yang menyeramkan.

"Arian abda seorang anak manusia"

Raja jin itu berkata dan dengan kelima jarinya menunjuk sofa yang ada dihadapannya untuk mengarahkan Arian duduk.

“Namaku Ifarid” dengan santai sang Raja mengulurkan tangannya agar bisa bersalaman dengan Arian.

Arian meraih tangan itu dan memberi salam sebagai bentuk hormat “Iya, yang mulia Raja Ifarid”

"Sekedar memastikan”

“Kau menikahi putri ku karena menjalin kontrak dengannya kan?" lanjut Raja Ifarid  saat memerhatikan cara duduk yang begitu sopan dari Arian.

Dengan begitu gugup Arian menanggapi perkataan sang Raja itu dengan mengangguk pelan.

"Di dunia mu mungkin lebih dikenal dengan pesugihan"

Raja Ifarid berkata sembari melambai pada putrinya itu untuk duduk disebelahnya.

"Iya benar yang mulia" kata Arian menanggapi perkataan sang Raja dan sedikit melirik kearah Sera yang berjalan dengan langkah kecil untuk mendekati ayahnya.

Raja Ifarid menarik lengan putrinya itu dengan cukup kuat agar cepat mendekat ibunya yang melihat hal itu pun sedikit tersentak dengan kelakuan ayah Sera, dan saat duduk kepala sera dipegang dan di dorong agar menunduk pada Arian dan sang Raja pun juga ikut menunduk mengikuti putrinya.

"Maafkan anakku yang bodoh ini"

“Tidak apa yang mulia” Arian mengangguk-anggukan kepalanya dengan cukup kuat karena merasa tidak enak jika seorang Raja meminta maaf sampai menundukkan kepalan karena anaknya.

"Hanya karena aku menyuruhnya menikah dia dengan bodohnya memanfaatkan manusia yang menjalin kontrak untuk menikahinya"

Raja Ifarid melepaskan tangannya dari kepala Sera.

"Bukan mencari calon suami yang sesungguhnya"

Sang raja itu pun melototi Sera dengan sedikit rasa amarah.

"Bukan seperti itu ayah-"

Sera berusaha memberitahu yang sebenarnya jika dia tidak bermaksud seperti itu melainkan karena salah bicara namun penjelasannya dipotong oleh Ayahnya yang dengan gerakan tangan menyuruh Sera untuk tenang dan tidak bicara dulu.

"Sebenarnya karena satu dan lain hal sudah 30 tahun kaum kami tidak ingin lagi menjalin kontrak dengan manusia"

Raja jin itu sedikit melirik pada Sera kemudian melanjutkan perkataannya "Tapi anakku yang bodoh ini melakukannya"

"Mau tidak mau kau dan dia berada dalam ikatan kontrak untuk saat ini” Ayah Sera melonggarkan posisi duduknya agar rileks dan santai supaya Arian juga tidak terlalu tegang saat menghadapinya sedikit menghela nafas kemudian melanjutkan perkataannya.

“Kami ingin memberitahumu suatu hal tentang kontrakmu dengan putriku...”

Raja Ifarid menoleh pada penjaga perempuan pribadi putrinya agar mendekat pada Arian.

“...dan Eru penasehat kerajaan kami yang akan menjelaskan”

Perkataan Raja Ifarid pun kemudian dilanjutkan oleh Eru yang merupakan penjaga pribadi Sera sekaligus penasehat kerajaan jin itu dengan wibawa yang kuat perempuan yang Arian duga juga sangat muda seumuran dirinya diperhatikan dengan seksama oleh Arian saat akan mulai menjelaskan.

"Untuk mengabulkan permintaanmu kami sudah mengirim uang satu milyar di gudang rumahmu"

Sebelum menjelaskan Eru membuka beberapa lembaran kertas dengan tinta yang terlihat kuno bagi Arian.

Mendengar perkataan Eru, seakan tak percaya bulu kuduk Arian merinding dadanya pun terasa lapang mendengar jika uang satu milyar itu sudah ia dapatkan sehingga air mata bahagia mengalir cukup deras dari bola matanya.

“Terimakasih banyak yang mulia" ucap Arian.

Eru melirik raja Ifarid yang memberikan sedikit senyuman tipis pada Arian yang berterima kasih kemudian dengan air muka kasihan dia memandangi Arian yang menangis, kemudian melanjutkan penjelasannya “Tapi setiap jin tentunya membutuhkan imbalan untuk kontrak.”

“Jika jin biasa hanya dengan darah ayam, tubuh binatang, tanduk kambing bahkan pernikahan sudah cukup untuk mengembalikan energi sihir mereka”

Arian yang menangis menyeka air matanya kemudian kembali fokus mendengar perkataan Eru.

“Namun sihir mereka pun terbatas dan sebenarnya tidak bisa mengabulkan permintaan besar seperti uang satu milyar yang kau pinta”

Lanjut Eru sembari memerhatikan Arian yang mengangguk karena mengerti penjelasan darinya.

“Tapi karena kau menjalin kontrak dengan seorang tuan putri dari dunia jin, energi sihir besar dari tuan putri sudah cukup untuk memberikan uang satu milyar”

Mendengar penjelasan tersebut Arian tersentak karena bingung.

"Namun untuk jin sekelas bangsawan bahkan keturunan raja sebuah kontrak dengan imbalan pernikahan tidak cukup"

Perkataan Eru itu membuat ketakutan yang sejak awal dirasakan Arian kembali dengan sendirinya.

“Tuan putri membutuhkan pengganti energi sihir yang banyak dan pengganti energi itu berasal dari jiwa manusia”

Selagi keringat dingin mengucur di dahinya Arian beberapa kali mengerjapkan matanya yang sembab agar jelas memerhatikan Eru yang sedang berkata hal-hal yang tak terduga baginya.

“Jadi” Eru memberikan jeda pada perkataannya untuk mengambil nafas dalam-dalam dan dengan kuat mengeluarkannya kemudian berkata pelan "Jiwa anda juga harus kami renggut."

Terpopuler

Comments

Hans G

Hans G

siap kak, terimakasih,. nanti aku sempatin mampir

2023-02-10

0

Zahreeta Jinan

Zahreeta Jinan

hy kak jangan lupa mampir tempat aku juga ya

2023-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!