meremas ponselnya yang menampilkan artikel berita tentangnya sambil memejamkan mata rapat rapat.“Om udah capek sama kamu!lvaro membuka matanya, kemudian mengalihkan Pandangannya ke kaca jendela mobil yang tengah dikemudikan om sekaligus manajernya Aryo yang baru saja bersuaraBisa, nggak. sih, kamu nggak buat ulang aneh-aneh,” Om Aryo geram setelah beberapa waktu lalu membaca berbagai artikel berita yang memuat gosip tentang Alvaro" Tunangan” Kali ini ia memukul setir mobilnya sedikit keras sambil mendesah kesal. “ ide Bila macam apa itu,lvaro tak menyahut sejak tadi. Ia Pun menyesal dengan ulahnya itu. ia hanya ingin mengalihkan isu mengenai ketidaklulusannya. Namun, bukannya meredakan situasi, Alvaro justru kembali bermain api dengan kebohongan yang lain.
Siapa gadis bernama Mika itu” tanya Om Aryo sambil melirik Sekilas ke arah Alvaro"Aku nggak kenal dia," jawab Alvaro singkatamu nggak kenal dia, tapi berani kenalin dia sebagai Pacar kamu ke media” Emosi Om Aryo semakin memuncakaro kembali diam. Ia tahu urusannya akan lebih Panjang bila ia menimpali ucapan Om Aryo. Om Aryo jauh lebih senior di industri hiburan dibandingkan dengannya yang baru seumur jagung. Omnya itu sudah banyak mengurusi artis artis Papan atas dengan didikan yang keras. Ia juga terkenal bertangan dingin dan sangat disiplin. Terlebih lagi, ayah Alvaro sangat memercayakan Alvaro di tangan Om Aryoamu tahu berapa banyak tawaran iklan dan film yang batal karena skandal ini” Om Aryo kembali melirik Alvaro kemudian melanjutkan ucapannya. “Segera bersihkan namamu ! Ajak gadis bernama Mika itu untuk bicara di hadapan media. Dia harus segera mengklarifikasi rumor ini. Hanya itu cara supaya kamu bisa kembali mendapat tawaran iklan dan film yang dibatalkan"
terus menatap layar Ponselnya dengan perasaan campur aduk. Ia memperhatikan foto cewek bernama Mika yang terpampang bersamanya dalam artikel itu dengan mata memerah. Kejadian memalukan kemarin terputar kembali di kepalanya, ia malu sekaligus marah terhadap Mikeberapa saat kemudian, laju mobil yang dikendarai Om Aryo mendadak melemah, membuat Alvaro mengangkat kepalanya dan melihat sesuatu di depan sanaa banyak media di gerbang sekolah. Sebaiknya kamu turun di sini. Om akan coba mengalihkan Perhatian mereka, baru kamu diam-diam masuk.”varo menurut. Ia segera turun setelah Om Aryo menghentikan laju mobilnya. ia bersembunyi di balik Pohon besar sambil mengamati situasi untuk mencoba mencari waktu yang tepat untuk bisa mengendap-endap masuk ke sekolah.Oh, dia orangnyaggak cantik-cantik amat tampangnya. Cantikan juga gue.erasaan Mika sudah tidak enak sejak melangkah memasuki gerbang sekolah Pagi ini. Bisikan serta lirikan mata orang-orang di sekolah membuatnya tidak nyaman. Ia berusaha mengabaikannya, tetapi semakin dalam ia melangkah, semakin banyak Pula cibiran yang ia dengar“ MiKA "
ika menoleh dan langsung menemukan Saras tepat di belakangnya. Saras berlari menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Kenapa lari-lari ? Bel masuk belum bunyi.” Mika cukup Prihatin melihat kondisi Saras yang tampak sangat kelelahan.
Lo udah lihat berita Pagi ini” tanya Saras sambil mengatur napasnya.
Ma mengangkat alisnya, kemudian menggeleng santai. “Ada apa emangnya,”
Nih, baca.” engulurkan Ponselnya yang menayangkan artikel berita tentang kejadian kemarin, saat Para Pencari berita memenuhi sekolah mereka.
Mika membulatkan matanya, tetapi tampak tenang setelah membaca judul artikel yang tampil dengan ukuran huruf yang sangat besar di sana Alvaro Abraham Lincoln Dipermalukan oleh Tunangannya a kembali menatap Saras dengan kening berkerut. "Terus kenapa” tanyanya belum mengertio udah tunangan sama Alvaro ? ini, kan, foto lo sama Alvaro Pas kejadian kemarin. Barulah Mika tampak terkejut dan langsung menyambar Ponsel Saras untuk melihat artikel itu dalam jarak yang lebih dekatdi, lo tunangan Alvaro”
menengadah dan mendapati beberapa orang siswi yang ia ketahui sebagai senior kini berdiri menghadapnya sambil berpangku tangan. Mereka mengamati Mika dari atas hingga bawah dengan tatapan sinis, terutama cewek yang berdiri Paling depan. Cewek yang baru beberapa bulan lalu mendapatkan Predikat kakak terpopuler oleh murid-murid angkatan baru Kintanmengunyah Permen karetnya sambil berjalan mendekati Mika dengan tatapan tak bersahabat. “Lo nggak Pernah ngaca ? Lo nggak ada cocok-cocoknya sama Alvaro !" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk Mikbaru saja membuka mulutnya, berniat untuk menyahut. Namun, suara berisik dan sorakan di sekelilingnya membuatnya mengurungkan niat. Tak lama kemudian, seseorang yang baru beberapa saat lalu ia lihat di Ponsel milik Saras, kini muncul di depannya. Alvaro berjalan lurus ke arahnya dan menyingkirkan beberapa orang siswi yang tadi sempat mengepung Mika termasuk Kintanduh” keluh Kintan begitu merasakan sebuah tangan mendorongnya Pelan. Sedetik kemudian ia ternganga saking takjubnya melihat Alvaro dalam jarak yang sangat dekat.
kini berada tepat satu langkah di hadapan Mika yang langsung menyambutnya dengan tatapan Penuh dendam. Mika tidak terima ia digosipkan sebagai tunangan Alvaro begitu pun sebaliknya.
ucap Alvaro membaca tag nama di seragam cewek itu, kemudian kembali menatap lekat sepasang mata Pemiliknyaita masih Punya urusan. Ikut gue," Kini Alvaro berbalik hendak meninggalkan kerumunan orang yang entah sejak kapan menjadi semakin Padat.enapa gue harus ikut Mika barusan menghentikan langkah Alvaro seketika. ia akhirnya kembali berbalik menghadap cewek itu.
Gue nggak merasa Punya urusan sama lo" lanjut Mika dengan tatapan menentaika cewek itu, Pandai sekali membuat emosi Alvaro memuncak. Mata cewek itu yang tidak terlalu besar terus saja menatapnya dengan angkuh. Rambut lurusnya dibiarkan tergerai menyentuh bahu. Sesekali, tiupan angin Pagi membuat sebagian rambutnya ikut bergerak, tetapi justru semakin memberi kesan tegas Pada garis mukanya. Baru kali ini Alvaro ditolak mentah-mentah oleh seorang cewek bertubuh mungil, yang bahkan sama sekali tidak termasuk tipe cewek idamannya.
angkah-langkah cepat, Alvaro berjalan mendekat dan menghabiskan jaraknya dengan Mika. Ia sedikit menunduk, membuat wajahnya terpaut sangat lekat dengan wajah MikaKita Perlu bicara” bisik Alvaro dengan rahang mengatup keras, menahan emosi. Lalu, dengan cepat ia menarik tangan Mika untuk mengikutinyaaru beberapa langkah Alvaro berhasil menyeret Mika, cewek itu menepis tangannya dengan angkuh. Alvaro berhenti dan berbalik hingga mereka kembali saling tatap cukup lama. Alvaro semakin memuncak menghadapi sifat keras cewek yang baru satu hari dikenalnya itu. Kegiatan saling tatap Penuh ketegangan itu akhirnya harus diakhiri setelah bel Panjang tanda masuk sekolah berbunyi.ni biar gue bantu bawain setengah.” Saras mengambil sebagian
tumpukan buku tugas teman teman sekelasnya dari tangan Mika sesaat setelah mereka baru saja keluar dari ruang kelas.
“Dari tadi, kek,” sahut Mika bercanda.
BUKKK
Seseorang menabrak Mika dengan sangat keras hingga buku buku di tangannya terjatuh dan berserakan di lantai.
“Ooops, sori. Se nga-ja!” kata seorang cewek berbandana merah yang menabrak Mika barusan. Ia tersenyum meremehkan, ditemani beberapa temannya yang mengenakan bandana serupa.
Mika melihat buku-buku yang jatuh berantakan, kemudian mengangkat kepalanya, menatap cewek di depannya dengan kening berkerut.
“Maksudnya apa, nih”
“Nggak suka aja!" jawab cewek yang diterka Mika sebagai adik kelasnya. Gayanya sangat angkuh dan terlihat jelas dari tatapan matanya, ia sangat tidak menyukai Mika
“Kita Punya masalah” tanya Mika sedikit emosi.
“Punya ! Karena lo adalah musuhnya Alvaro lovers," sahut cewek itu dengan didukung tatapan sinis dari teman-temannya yang lain. Beberapa detik kemudian mereka Pergi begitu saja tanpa menunggu tanggapan berikutnya dari Mika
“Hei Tunggu dulu Adik kelas nggak sopan” teriak Mika, tetapi tak membuahkan hasil. Orang yang ia Panggil tidak menoleh sama sekali. Ia malah menjadi Pusat Perhatian orang-orang di sekitarnya yang juga baru mengakhiri kelas dan berniat untuk Pulang.
“Udah-udah. Nggak usah diladenin orang kayak gitu” Saras mencoba menenangkan. Saras kemudian menunduk, meletakkan buku yang ia bawa di atas lantai, dan mulai membantu memungut buku-buku yang berserakan di sekitarnya.
Mika menurut, ia akhirnya ikut berjongkok dan mengambil sisa-sisa buku di lantai. “Musuh Alvaro lovers aja gue nggak kenal," gerutu Mika masih kesal dengan tingkah adik kelasnya tadi.
“Lo nggak tahu Alvaro lovers ” tanya Saras sambil menyerahkan buku yang dipungutnya kepada Mika
Mika menyambut Pemberian Saras sambil menatap sahabatnya itu dengan kening berkerut, baru kemudian menggeleng.
“Emangnya lo kenal " tanya Mika Penasaran.
Saras berdecak kesal, kemudian bangkit berdiri setelah kembali mengambil buku-buku yang tadi ia letakkan di lantai.
“Kudet lo keterlaluan banget, sih, Mika !"
Mika ikut bangkit berdiri, masih belum Paham.
“Alvaro lovers itu sebutan khusus buat Penggemar Alvaro Akronim dari Alvaro Lovers." jelas Saras dengan tak sabaran. Ia lalu berjalan lebih dahulu, meninggalkan Mika yang mulai menunjukkan ekspresi jijik mendengar Penjelasannya.
“Saras, tunggu,” sahut Mika sambil berlari kecil menyusul sahabatnya itu
“Jadi, mereka semua itu Alvaro lovers ? Kenapa mau aja, sih, jadi Alvaro lovers ? Apa sih istimewanya artis sok ganteng itu dan terkenal itu,” tanyanya setelah berhasil mengimbangi langkah Saras.
“Justru lo yang aneh. Kenapa nggak suka sama Alvaro Udah ganteng, tinggi, Populer, tajir Pula. Kurang apa lagi, coba,”
Ocehan Saras barusan membuat Mika mau tak mau kembali membayangkan sosok menyebalkan yang sedang jadi topik Pembahasan mereka Alvaro Sejujurnya, semua Penilaian Saras tidak ada yang salah satu Pun. Alvaro memang tampan. Dengan Postur tubuh yang tinggi, hidung mancung, kulit Putih bersih, serta ditunjang dengan Penampilannya yang selalu stylist, tidak heran
bila cowok itu seolah memiliki magnet tersendiri bagi kaum hawa. Namun sayangnya, tidak untuk Mika
Bagi Mika, tidak Peduli setampan apa Pun Alvaro, sikap angkuh dan sombong cowok itu sudah meruntuhkan kekaguman fisik yang ada di kepalanya.
Tanpa menunggu tanggapan dari Mika Saras berjalan lebih cepat, lalu masuk ke Ruang Guru setelah sebelumnya mengetuk dan memberi salam singkat.
Mika bergegas menyusul dan ikut meletakkan buku-buku yang ia bawa ke atas meja Pak Agus, Guru Fisika yang menugaskannya untuk mengumpulkan buku tugas teman-teman sekelasnya.
“Apa nggak sebaiknya lo klarifikasi hubungan lo sama Alvaro ? Gue nggak bisa bayangin hari-hari lo ke depannya nanti. Di sekolah ini banyak Alvaro lovers loh.” Saras memberi saran untuk Adela setelah keduanya keluar dari Ruang Guru dan berjalan menuju gerbang sekolah.
“Gue harus klarifikasi apa Udah jelas, kan, yang gue bilang kemarin. Gue bukan Pacar Alvaro ”
“Tapi, cara lo salah. Sikap lo kemarin malah bikin Alvaro lovers benci sama lo. Karena lo udah bikin malu Alvaro”
Dengan curiga, Mika menoleh ke arah Saras. “ Lo Alvaro lovers juga, Sar?
“itu bokap gue udah jemput. Mau Pulang bareng, nggak?” tanya Saras, tiba-tiba mengganti topik.
Mika ikut menoleh ke arah gerbang sekolah dan melihat sebuah sedan hitam yang terparkir tak jauh dari sana.
“Nggak, deh, gue naik busway aja seperti biasa. Lagian, rumah kita, kan, arahnya beda.”
“Ya udah, gue duluan, ya. Bye.” Saras melambaikan tangannya ke arah Mika, kemudian berlari Penuh semangat menghampiri mobil itu.
Mika langsung mengangguk sambil tersenyum. “Bye. Hati hati di jalan,” katanya setengah berteriak.
Mika kembali melanjutkan berjalan menuju halte busway terdekat yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari sekolah. Di Pertengahan Perjalanan, ia merasa ada yang menarik dan menyeretnya masuk ke sebuah gang kecil yang jarang dilalui orang.
“AAARRGGKK!!! Hhhmmppff.” Teriakan Mika tertahan karena mulutnya baru saja dibekap oleh seorang cowok misterius di hadapannya. Cowok itu mengenakan hoodie yang menutupi kepala dan juga masker yang menutupi sebagian wajahnya.
“Jangan teriak. Ini gue,” ucap cowok misterius itu seraya membuka hoodie serta masker yang dikenakannya.
Mata Mika membulat ketika mulai mengenali bahwa sosok itu adalah Alvaro. Dengan gerakan cepat, ia mendorong Alvaro hingga ia terbebas dari bekapan cowok itu.
“Lo mau apa” bentak Mika dengan suara keras.
“Sssttt ....” Mika menempelkan jari telunjuk di bibirnya, berharap Mika bisa mengurangi volume suaranya. Ia kemudian melirik ke
Alvaro Menatap sekeliling dan melanjutkan Perkataannya setelah memastikan bahwa tidak ada seorang Pun di sana
“Gue mau nawarin lo kerja sama”
Mika mengernyit, masih belum mengerti maksud perkataan Alvaro barusan. “Kerja sama apa?”
“Begini,” Alvaro berdeham pelan sebelum melanjutkan kembali Penjelasannya, “gue mau lo bicara di depan media kalo lo benar Pacar gue. Cukup satu kalimat itu, sisanya biar gue yang urus.”
“Kenapa gue harus ngaku jadi Pacar Lo Nggak masuk akal," kesal Mika. ia bergegas Pergi dari sana, tetapi buru-buru dicegah Alvaro
“Tunggu dulu! Bukan kerja sama namanya kalo cuma satu Pihak yang diuntungkan. Lo mau apa? Gue sanggup Penuhi kemauan lo."
Mika hampir hilang kesabaran dibuatnya. Dengan wajah juteknya, Mika menjawab dengan nada Penuh tekanan,
“Gue nggak butuh apa-apa!”
Alvaro dengan cepat menggeser tubuhnya untuk kembali menghalangi langkah Mika yang berniat Pergi. Ia menghela napas berat menghadapi cewek keras kepala itu.
“Lo tuh, aneh banget, ya. Di saat banyak cewek yang ngantre buat jadi Pacar gue, kenapa lo justru nggak mau?” tanya Alvaro meluapkan kekesalannya.
“Kenapa juga gue harus suka sama lo” Nada suara Mika tak kalah tinggi.
Tangan Alvaro mengepal kuat, rahangnya semakin mengeras karena mencoba menahan kemarahannya. Ia benar-benar hampir hilang kesabaran.
“Jangan salah Paham dulu. Siapa juga yang nyuruh lo suka sama gue ? Gue cuma minta lo ngomong bahwa lo memang Pacar gue dan gue nggak akan ganggu lo lagi. Berita itu juga akan cepat hilang, kok !”
Alvaro mengamati raut wajah Mika berharap cewek itu mau diajak bekerja sama. Namun, setelah menunggu beberapa saat, ekspresi wajah Mika masih tetap sama.
"Harusnya lo merasa beruntung dapet tawaran menarik dari gue. Kalo gue tawarin ke orang lain, Pasti mereka langsung minta tanda tangan gue, atau malah foto bareng. Lo nggak mau?” tanya Alvaro sedikit ragu. Tawaran yang sangatbodoh. Dari raut wajah Mika yang ia amati sejak tadi, ia Pasti sudah tahu apa jawaban Mika. “Tanda tangan gue mahal, loh, kalo dijual gue Bisa bikin lo kaya mendadak!” kata Alvaro membela diri, tak terima dengan tatapan Mika yang terkesan mer“Gue nggak butuh!” sahu
Mika dan Alvaro kompak menoleh ke arah datangnya suara itu. Seseorang yang mengenakan seragam berlogo salah satu stasiun TV baru saja mengabadikan momen meAlvaro buru-buru menarik tangan Mikuntuk ikut dengannya melarikan diri. Gerakan cepat Alvaro yang tiba-tiba membuat Mika Tidak mampu melawan. Cowok itu membawanya memasuki gang lebih jauh. Lalu, mereka berhenti dan bersembunyi di samping salah satu rumah warga yang memiliki celah dengan rumah di sebelahnya.
Mika menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Alvaro Sambil mengatur napasnya yang berantakan, ia mengeluh kesal karena si“Kenapa lo narik gue”
“Kita harus sembunyi,” jawab Alvaro sambil terus waspada mengintip situ“Kenapa gue harus ikut sembunyi?” kesal Mika lagi dengan suara semakin ngan. Cepat, Alvaro membekap mulut Mika ketika ia mendengar suara si Pencari berita yang semakin dekat dengan keberadiam sebentar sampai orang itu Pergi.” Ia berbisik kepada Mika yang berjarak sangat dekat dengannya. Tangan kirinya menahan Pundak Mika agar tetap menempel Pada tembok, sedangkan tangan kanannya sibuk membekap mulutukan Mika namanya kalau ia mudah menurut begitu saja. Tanpa Pikir Panjang, ia menggigit telapak tangan Alvaro hingga cowok itu berteriak kesakitaAAAa bergegas membebaskan diri dan berlari kencang menjauh dari Alvaro tanpa menoleh lagi.
Teriakan nyaring Alvaro rupanya didengar oleh si Pencari berita. Dengan kesal, sambil menahan rasa sakit di tangannya, Alvaro berlari melanjutkan aksi Pelariannya. Beruntung, di sisi gang lainnya ia melihat mobil Om Aryo terparkir di sana. ia semakin mempercepat larinya, kemudian masuk ke mobil itu. Om Aryo memang Paling bisa diandalkan dalam situasi genting seperti ini. Ia memang benar-benar berpengalaman
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Anonymous
lanjut Thor
2022-12-15
0
BIO56
next Thor
2022-12-14
0
Anonymous
lanjut Thor
2022-12-14
0