4.Salah paham

"Kamu itu kalau berbicara jangan sembarangan Vanes, lagian siapa bilang aku akan membunuhmu hem?" tanya Brian sambil menatap calon Istrinya.

"Terus kamu mau ngapain dong membawa kesini? Pakai membawa ke jurang tebing segala?" tanya Vanes membalas tatapan Brian sehingga netra mereka saling bertemu.

"Karena aku ingin menunjukan sesuatu kepada kamu. Biar kamu tidak salah paham tentang semua ini, Sayang! Sebenarnya aku sama Bella tidak ada hubungan apa-apa," ucap Brian mencoba menjelaskan semuanya.

"Terus aku harus percaya begitu saja sama kamu iya? Kamu pikir aku orang bodoh yang pantas memang kamu bodohi, iya!" Vanes menatap tajam Brian dan tidak terasa mulai mengeluarkan air matanya.

"Lho kenapa kamu menangis Vanes? Maksudnya kamu apa si? Siapa bilang kamu orang bodoh? Lagian aku serius tidak ada hubungan apa-apa sama dia," jelas Brian, sambil berusaha mengusap air mata calon Istrinya.

"Jangan sentuh aku! Aku tidak akan percaya lagi sama kamu. Lagian mana ada orang yang tidak memiliki hubungan tapi kamu dan dia bermesraan tepat di depanku!" Vanes mulai emosi saat mengingat kejadian itu.

"Jangan ngaco kalau bicara, Sayang. Emang siapa yang bermesraan  dengan dia hem?" tanya Brian sambil meraih dagu Vanes.

Vanes segera menghempaskan tangan Brian.

"Kenapa sih enggak jujur saja Brian? Aku muak dengan kebohongan kamu!" Vanes menangis sejadi-jadinya.

"Aku serius tidak bohong sama kamu. Aku harus menjelaskan apa lagi sama kamu supaya percaya?" tanya Brian merasa bingung tidak tahu harus berbuat apa.

"Sudahlah, lagian sampai kapan pun aku tidak akan percaya sama kamu! Ini maksudnya hem?" tanya Vanes sambil memperlihatkan ponselnya tepat di depan swajah calon suaminya.

"Sudah aku duga ternyata gara-gara ini yang membuat kamu marah iya?" Brian, sambil tersenyum sinis.

"Kenapa kamu malah tersenyum? Oh jadi benar ya kamu sama dia ada hubungan 'kan? Dengan seenaknya kamu bermain api tepat di depan aku," Vanes menatap sinis Brian.

"Kenapa kamu cemburu ya, Sayang?" goda Brian, lalu tertawa renyah.

"Aku bukan cemburu! Tapi aku merasa tidak di hargai dan Kamu seenaknya saja melakukan hal tidak senonoh tepat didepan aku maksudnya apa sih? Lagian kalau kamu masih cinta sama Bella terus ngapain harus mengungkapkan perasaan juga sama aku?" tanya Vanes kemudian kembali menangis.

"Vanes kamu yang tenang, aku bisa jelaskan semuanya. Lagian bukan aku yang memulainya tapi dia duluan, Sayang," jelas Brian.

"Terus kamu kenapa diam saja ketika Bella menyentuhmu? Aku baru sadar ternyata cinta dan sayang kamu itu ternyata palsu! Aku cuma sebagai pelampiasan kamu doang 'kan?" Vanes mulai terbawa emosi lagi.

Brian hanya diam saja tanpa membalas perkataan Vanes lalu menatap wajah wanita yang kini ada di depannya dengan intens.

"Kenapa diam saja? Katakan Brian, kalau aku itu cuma pelampiasan 'kan untuk kamu? Kenapa sih aku harus masuk kedalam kehidupan kamu kalau akhirnya seperti ini!" teriak Vanes, sambil memukul dada bidang Brian.

"Oke aku akan jelaskan semuanya sama kamu, Vanes, kalau-"

"Sudahlah Brian, tidak perlu di jelaskan lagi semuanya sudah jelas kok dan mungkin hubungan kita harus berakhir sampai disini Brian," ucap Vanes, memotong pembicaraan Brian lalu pergi meninggalkan Brian.

"Tunggu, Vanes!" teriak Brian sambil berlari mengejar Vanes dan memeluknya dari belakang sehingga Vanes pun tidak bisa melangkah lagi.

"Apa lagi sih? Lagian semuanya sudah jelas Brian tidak perlu lagi dibahas. Sudahlah sekarang kamu sudah bahagia bersama cinta kamu yang dulu. Jadi lepaskan aku, Brian. Biarkan aku pergi!" lirih Vanes mulai menangis kembali.

"Sayang, kamu dengar ya itu semua salah paham! Aku tidak akan biarkan kamu pergi dari kehidupanku," ucap Brian sambil membalikan tubuh Vanes, sehingga kini netra mereka saling bertatapan.

"Brian-" ucapan Vanes pun tergantung saat tiba-tiba ponsel milik Brian berbunyi. Dengan segera Brian pun mengangkat telepon tersebut.

"Coba kamu lihat ini," ucap Brian, sambil memperlihatkan ponsel miliknya. Vanes merasa terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"Bella? Apa yang kamu lakukan dengan Bella?" tanya Vanes kepada Brian saat melihat Bella sedang dalam kukungan orang-orang berbadan besar dengan mulut tertutup kain.

"Aku sengaja menyuruh orang-orang suruhanku untuk menangkap Bella agar bisa dia menjelaskan semuanya apa yang terjadi sebenarnya," Brian sambil menatap ponsel yang kini sedang video call bersama orang suruhannya.

"Benar-benar gila ya kamu. Masa sudah melakukan hal seperti itu terhadap orang yang sangat kamu cintai," ucap Vanes menatap sinis Brian.

"Kamu bilang Bella orang yang aku cintai? Kamu tuh salah. Bagiku dia sudah dianggap sebagai teman," jelas Brian sambil menatap Vanes.

"Ck, teman tapi mesra. Apa-apaan itu?" Sindir Vanes menatap sinis Brian.

"Ini orang benar-benar ya tidak percayaan banget sih. Ya sudah Ben kasih ponselnya ke Bella, buka mulut dia dan suruh untuk mengatakan yang sebenarnya," perintah Brian, kepada anak buahnya.

"Baik Bos," jawab Ben dengan segera melakukan perintah Bosnya dan membuka kain yang menutupi mulut Bella lalu memberikan kesempatan berbicara.

"Oh  jadi ini semua ulahmu ya, Brian hah? Kamu itu sudah gila ya Brian. Karena cewek brengsek itu sehingga kamu lakukan ini terhadapku!" ucap Bella disebrang sana dengan tangan masih terikat.

"Apa yang di katakan kamu itu benar Bella. Aku benar- benar gila karena wanita yang ada disampingku ini dan kamu tahu karena ulahmu itu juga membuat wanitaku marah dan salah paham!" Brian menatap tajam Bella lewat ponselnya lalu merangkul pundak Vanes.

"Ih Brian apaan sih!" Vanes sambil menginbaskan tangan Briam dengan kasar.

"Ih ini anak benar-benar ya, bar-bar banget ya," ucap Brian sambil menghimpit hidung Vanes.

"Brian sakit tahu," pekik Vanes lalu mengusap hidungnya.

"Vanes kamu jangan percaya begitu saja sama dia. Lagian kita emang benar kok seperti apa yang kamu lihat, Bella!" teriak Bella yang masih dalam sambungan video callnya.

"Oya karena kamu tidak jujur maka kamu harus siap siap menerima akibatnya, Bella! Ben laksanakan apa yang aku perintahkan tadi," perintah Brian

"Siap Bos," jawab Ben. Lalu segera melakukan tugasnya.

"Brian .... " teriak Bella disebrang sana. Lalu Brian dengan segera memutuskan sambungannya dengan Ben.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Hafira

Hafira

Brian orangnya kayaknya nyeremin deh

2023-03-13

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!