Game Plus School!
Tanpa sadar aku sering memainkannya.
Sebuah game yang menurut aku sangat menghabiskan waktu luang.
Tapi aku tidak merasa bosan setelah melakukan ini dan itu setiap hari.
Karena dunia itu memang menyenangkan.
...----------------...
• [Peningkatan Level Aktif]
[HP + 10, MP + 7, Attack + 15, Physical Endurance + 15, Agility + 9, Luck + 1]
"Uhm? Apakah itu berhasil?"
Aku baru saja mengalahkan seekor yang menurutku adalah makhluk hijau yang pendek.
• Goblin
Level: 1
HP: 10
Attack: 15
Skill: Double Attack
Huh? Kali ini ada mempunyai skill, ya?
Kemudian, aku melihat goblin lainnya yang berada di dekatku dan dia memakai pedang sebagai senjatanya.
Ngomong-ngomong, goblin itu sama seperti makhluk pendek yang pernah aku temui sebelumnya.
Mungkin mereka adalah satu saudara?
"Aku tidak peduli, yang penting aku sangat menginginkan skill dia!"
Goblin memberikan perlawanan sebelum aku bisa mengenai kepalanya.
Sebelum itu menjadi PANG!
Yang menimbulkan suara berisik setelah kedua pedang saling berbenturan.
Aku kemudian melakukan dorongan pada senjataku ketika goblin mulai terpukul mundur dan mengambil itu sebagai kesempatan untuk SLASH!
"Kali ini kamu harus kena!"
Goblin menjerit sebelum dia tertusuk di bagian perut.
Aku merasa sedikit bersalah kepadanya.
Tapi, tenangkan dirimu!
Ini hanya game!
Ya, benar. Sebuah permainan.
Sebelum aku bisa merayakan kemenangan ke duaku dalam perburuan.
• [Peningkatan Level Aktif]
[HP + 10, MP + 7, Attack + 15, Physical Endurance + 15, Agility + 9, Luck + 1]
Aku tersenyum dan melihat itu semakin bertambah sekarang, untuk status kemampuanku.
• Nama: Jean
Level: 5
HP: 30/ 30
MP: 21/ 21
Attack: 45
Physical Endurance : 40
Agility: 27
Luck: 3
Skills: [Appraisal] | [Double Attack]
"Akhirnya, naik level!"
Dari yang awalnya adalah 1 menjadi 5.
Dan, ummm ... Sepertinya aku juga berhasil mendapatkan satu skill baru.
Aku tidak tahu bagaimana itu bekerja, tapi aku akan menggangap ini lebih baik daripada hanya satu di bagian itu.
Aku kemudian melanjutkan perjalananku.
Ini adalah dunia game, dan tempat yang aku kunjungi adalah hutan.
Sebenarnya itu wajar, untuk pemain baru memulainya dari mengalahkan monster tingkat rendah seperti goblin.
Setidaknya, begitulah yang aku dengar dari seseorang.
Lalu ... Yah, uhm.
Begitulah semua ini dimulai.
Sejak aku memainkan game tersebut, AWWOF (Another world with online fantasy) kalau tidak salah namanya, aku menjadi kecanduan memainkannya.
Pada awalnya ini hanya untuk mengisi waktu luangku di hari libur sekolah.
Namun, sebelum itu terjadi.
Aku memang tidak pernah tertarik untuk bermain game sebelumnya.
Karena merasa belajar untuk persiapan ujian selanjutnya lebih penting, kemudian menghabiskan hari-hari di dalam kamarku untuk membaca dan belajar sungguh-sungguh.
Tapi, kebiasaan itu mulai berubah sejak hari itu.
Aku sudah lupa kapan itu terjadi, waktu pertama kali aku memulai memainkan AWWOF ini.
Kira-kira ini dimulai ketika aku pergi menemui Kakak perempuanku.
...----------------...
"Setelah memainkan game ini, aku berharap kau tidak mengganguku di waktu libur yang berharga ku ini."
Di depanku adalah dia, Kakak ku yang sedikit pemarah.
Nama dia adalah Janny.
Meskipun dia garang seperti biasanya.
Tapi aku tidak akan melupakan kebaikannya karena sudah membantuku belajar.
"Sebuah permainan fantasi? Aku tidak suka! Menghabiskan waktu untuk pelajaran matematika lebih baik daripada hanya bermain game!" (Jean)
Janny menggelengkan kepala ke arahku dan dengan malas dia menghela nafas panjang.
Karena aku sering menggangunya ketika dia sedang libur.
Maksudku, kakak Janny begini-begini adalah siswi terpintar no 1 di SMA di kota ku.
Dia itu adalah yang aku kagumi sejak kecil, oleh karena itulah aku memutuskan untuk mengikuti jejaknya.
Lagipula, menurutku tidak ada pengajar yang sebaik dirinya.
Jadi ketika Kakak Janny sedang ada waktu luang, aku akan selalu membawa buku-buku ku ini untuk meminta bimbingannya.
"Aku akan melakukan apa saja! Mulai dari mencuci pakaian! Bersih-bersih, mengerjakan pekerjaan rumah lainnya──Asalkan Kakak bersedia belajar bersamaku!"
Kak Janny mulai mundur beberapa langkah ketika dia mendengar kalimat itu keluar dari dalam mulutku.
Aku serius melakukannya.
Bahkan tanpa ragu kadang harus menunjukan beberapa hal yang sedikit memaksa, seperti berlutut di bawah kakinya.
(... Buset, anak ini. Yah, uhmmm ... Aku senang dia serius belajar, tapi jika itu berarti mengajarinya setiap hari──)
Ketika Janny melihatku yang seperti itu, dia hanya menghela nafas heran.
(Bisa-bisa aku yang meledak mengajarinya!)
Sebelum pikiran itu menjadi kalimat.
"Di-to-lak ... Bukankah kau bisa belajar sendiri? Kenapa tidak mencoba melakukannya sendiri saja? Daripada hanya bergantung kepadaku?" (Janny)
"Justru itulah yang menjadi masalahnya!" (Jean)
Masalahnya adalah sederhana, aku tidak akan pernah paham jika tidak dijelaskan.
Dan siapapun pasti akan tahu itu akan sulit jika mempelajarinya sendiri tanpa bantuan.
Yah, setidaknya itu menurut pendapat pribadiku.
Sungguh, aku tidak akan bisa melakukannya tanpa bantuan kakak ku yang baik ini untuk bagian matematika itu.
Meskipun yang lainnya aku bisa mempelajarinya hanya dengan membaca.
"Bisa-bisa aku yang stres mengajarimu terus."
(Lagipula tugas ku juga sangat menumpuk. Aku bahkan tidak memiliki waktu istirahat di hari libur ini.)
Aku, yang gagal memahami maksud dari Kak Jean hanya memiringkan kepala sebelum dia berbicara lagi.
"Aku sangat lelah, sungguh ... Aku tidak bisa mengajarimu. Meskipun kau mengatakan akan melakukannya sungguh-sungguh, tapi kepalaku ini juga memerlukan yang namanya istirahat."
"Kumohon, kali ini saja! Oke? Setelah ini aku tidak akan menggangu lagi!"
"Sudah berapa kali kau mengatakannya? Sudahlah, mau kau menunggu sampai malam pun aku tidak akan menurut lagi."
Dan, BRAK!
Pintu tertutup begitu keras di depan wajahku.
Eh, dia serius melakukannya?!
Padahal aku yakin biasanya Kakak ku yang baik ini akan menurut.
Dan pada akhirnya aku hanya berdiri diam disana tanpa melakukan sesuatu.
Membuang-buang waktu saja.
Padahal aku pernah berfikir dia akan membuka pintu setelah menyadariku masih berada disini.
Pada saat aku berfikir kakak Janny serius mengabaikanku kali ini.
Aku melihat benda yang tertinggal di bawah kakiku.
"Sebuah kotak?"
Ah, juga.
Aku menemukan tulisan [AWWOF] pada bagian tertentu, dan itu juga disertai oleh beberapa gambar berwarna yang menurutku adalah seorang Elf dengan ksatria pedang, mungkin ...?
Pada akhirnya, aku membawa benda itu ke dalam kamar ku dengan harapan itu mungkin adalah sesuatu milik kakak yang berharga.
Bagaimanapun, jika itu memang benar, maka aku berharap dia akan segera mengambilnya ke kamarku.
Dan pada saat itulah aku mungkin bisa menggunakan benda ini sebagai alat negosiasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Mutiara
.....lp
2024-07-03
0
B⃟cMarwa
wih keren
2023-02-13
1
♀️
pengalaman sendiri yah
2023-02-13
1