Negeri Diatas Awan (part 1)

Di sabtu pagi yang indah dan cerah, aku bareng sepupuku ke Negeri diatas awan, kampung Wahyu, laki-laki yang telah mengambil separuh jiwaku.

Aku bareng sepupuku dijemput oleh adiknya Wahyu dan keponakannya. Di ditulah awal mula perjumpaanku dengan adiknya Wahyu yang bernama Thoriq, dia biasa dipanggil dengan sebutan Damik, aku pun tidak tahu kenapa bisa dipanggil seperti itu, Hehehe.. kita lupakan saja.

Mereka menjemputku dan sepupuku di kediamanku di kota ZX, tak lupa aku menjamu mereka dengan baik sebelum berangkat ke Negeri YX.

Selesai sarapan mereka beristirahat sejenak untuk melepas penatnya dan aku pun berbincang ringan dengan mereka. Setelahnya kita memutuskan untuk berangkat ke Negeri YX.

Di perjalanan menuju Negeri YX banyak sekali cobaan dan rintangannya, mulai dari motor yang tak mau nyala dan kami harus menunggu beberapa jam demi sebuah motor butuk itu, sialan!

Alhamdulillah motor itu kembali menyala, kami melanjutkan perjalanan kami.

"Sudah aku peringatkan padamu Damik untuk tidak membawa motor sialan itu." Ucap teman Damik sambil tersenyum renyah. Aku hanya bisa tersenyum pelan, tak enak hati dengan Damik.

Damik Hanya menatap temannya dengan tatapan tajam penuh mematikan, membuat nyali temannya seakan ciut, senyum yang mekar di bibirnya kini tak ada lagi.

Perjalanan kami setelahnya mulus, sepanjang perjalanan hatiku sangat bahagia dan aku tak menyangka bisa ke tanah kelahiran laki-laki yang sangat kucintai, Negeri diatas awan. Hehehe..

Di perjalanan pun banyak anak sekolah yang dari Negeri YX turun, membuatku heran..

Ada apa ini? Kenapa banyak anak sekolah datang kesini?

Aku memberanikan diri untuk bertanya ke Damik yang memboncengku.

"Eh- Dam, kena-kenapa banyak sekali anak sekolah turun." Tanyaku terbata-bata.

"Oh, mereka weekend kesini biasanya sabtu-minggu, pemandangan indah dan sejuk katanya." Jawabnya.

Aku hanya mengangguk paham, dan mengerti dengan suasana ini sekarang. Langit sedikit gelap diatas sana, mungkin akan segera turun hujan, aku berharap hujan jangan dulu turun sebelum kita sampai.

Pada saat masuk perbukitan, disitu mulai terasa hawa dingin yang seakan menusuk tubuhku, tapi aku menghiraukan itu, karena aku sangat takjub dengan pemandangan yang terhampar di depan mataku, wah, memang pantas dinamakan Negeri diatas awan, sangat indah sekali.

Tak lama kemudian, akhirnya kita sampai dirumah yang kita sewa, aku patungan dengan sepupuku, walaupun nggak luas tapi cukup untuk kita dan nyaman pula.

"Terima kasih." Ucapku

"Sama-sama, jika kakak ingin jalan-jalan melihat tempat ini hubungi kita saja, kita siap menemani 1 ×24 jam, hihihi." Ucap teman Damik.

"Baiklah, kak Mawar, kita pergi dulu ya."

"Iya Dam, sampai jumpa."

Selepas mereka pergi aku dan sepupuku memasak mie instan karena perut kami meminta untuk disini, mungkin kita merasa lapar karena efek perjalanan.

Setelah mie instan masak, Kita memakan mie instan kami di teras rumah, pemandangan saat itu masih mendung, dan tak lama kemudian hujan pun turun.

"Untung saja hujannya turun pas kita sudah sampai." Batinku sambil memakan mie instan ku.

Pada saat hujan turun dari arah selatan gunung sepupuku yang memandang ke arah sana dari jendela rumah kayu itu, seketika memanggilku dengan keras yang membuatku hampir jatungan.

"Aish, kamu ini kenapa sih, hampir jantungan aku."

"Hehehe, maafin aku kak mawar, coba liat ke arah sana, begitu yah proses turun hujan jika diliat dari atas gunung begini."

"Eh, iya. Aku juga baru liat, sungguh indah sekali."

Aku yang tidak mau kehilangan momen indah itu, langsung bergegas mencari ponselku dan mengabdikannya dalam bentuk video dan gambar.

"Kak, kirimin aku nanti ya, aku pengen buat story whatsApp, hehehe."

"Hm, nanti aku kirimin."

Kita kembali melanjutkan makanan kami sampai habis tak tersisa. Hujan pun semakin deras, dan disusul dengan kabut yang menyelimuti semua gunung dari arah selatan dan Gunung-gunung itu tak tampak lagi sedikit pun lagi.

"Adduh, kok jaringannya ngilang sih, Yun, jaringanmu gimana?"

"Sama kak, aku juga."

"Aish, gimana mau update story whatApps kalau kek gini."

"Nunggu hujan reda kali, mungkin saja jaringannya hilang akibat datang hujan kak."

"Betul juga katamu, mari kita coba, hehehe."

Tak lama hujan pun reda dan jaringan pun kembali stabil, aku langsung membuat story whatsApps dengan foto dan video yang aku ambil tadi, dengan caption "nikmat Tuhanmu yang mana lagi kau dustakan."

****

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!