Beberapa tahun kemudian.
Semua yang terjadi dalam hidupku membuatku seakan menjadi pribadi baru. Aku yang ceria, suka senyum kini terganti dengan aku yang jutek, jarang senyum dan tertutup. Keadaan mengubah semuanya.
Bahkan kak citra terpaksa memendam keinginannya untuk kuliah demi kelangsungan pendidikanku karena kak clara tak sanggup jika membiayai kami berdua sekaligus. Jadi setelah SMA kak citra bekerja menjadi babysister di sebuah keluarga yang sangat kaya di Bandung ,tak jauh dari rumah kak Clara.
Mulai saat itu aku hanya dirumah dengan om herman, itupun saat malam hari sedangkan saat siang hari aku hanya sendirian. Terlebih lagi om herman sedang membangun rumah sendiri tak jauh dari rumah ini, ia ingin menyiapkan masa depannya dengan baik sehingga setelah menikah nanti ia sudah punya rumah. So sweet, aku jadi ingin punya suami seperti omku, heheheh.
Kini aku tengah mempersiapkan ujian, ya sebentar lagi aku lulus dari SMP. Waktu cepat sekali berlalu bukan?
Tok tok tok tok.
"Cis,buka pintunya ada tamu."
"Ya om,sebentar."
Ku buka pintu itu, tampaklah seorang yang sudah bertahun-tahun meninggalkan aku. Lupa bahwa dirinya memiliki anak dan saudara di sini. Tampak pula wanita yang sangat aku benci ada di sampingnya.
"Siapa cis?"
Aku diam tak menjawab teriakan om herman dari arah dapur yang sedang sibuk memasak bersama calon tanteku yang bernama Tyara.
"Mas han."
"Ya de mas pulang."
Aku berlari menuju kamarku,mengunci diriku dalam kamar. Aku tidak ingin melihat mereka, tapi kenapa ayah justru membawa perempuan itu tinggal dirumah ini. Aku semakin membencinya.
"Cista, buka nak. Ayah minta maaf."
"Beri waktu untuknya mas, setelah semua yang terjadi pasti sulit untuk memaafkan semuanya mas, apalagi dia masih sangat kecil saat itu. Aku saja sangat membencimu hingga sekarang mas, tapi bagaimanàpun juga kamu tetap kakakku. Jadi aku akan belajar memaafkanmu tapi tidak untuk wanita ini. Sampai kapanpun keluarga ini tidak akan menerima dia mas. "
Aku mendengar semua dari dalam kamar.
"Sayank bukalah, ini tante tya."
Aku membuka pintu,membiarkan tante tya masuk. Ia memelukku memberikan sedikit ketenangan yang aku butuhkan. Ia pasti akan jadi ibu yang baik jika sudah memiliki anak nanti, omku sangat beruntung bisa menemukan wanita sebaik tante tya.
"Sayang, jangan banyak pikiran, Lusa kamu harus ujian kan. Tugas kamu hanya belajar, tidak usah memikirkan hal yang lain. Kalau kamu belum bisa memaafkan ayahmu maka jangan memaksakan diri pelan-pelan saja,oke. "
"Ya tante. Terima kasih."
"Sama-sama sayang, kalau begitu tante pulang dulu ya. Jangan lupa makan malam nanti."
Aku hanya menganggukan kepalaku. Ku raih handuk dan kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi di dalam kamar tidurku. Setelah mandi aku makan, tampak sepi mungkin om herman belum pulang setelah mengantar tante tya. Tak peduli yang lainnya, aku makan dengan tenang sebelum kembali ke kamar untuk belajar. Aku tidak boleh terganggu dengan kehadiran ayah dan wanita itu, harus fokus ujian. Lulus dengan nilai memuaskan, amin.
*****
Hari kelulusanpun tiba, alhamdulillah aku meraih nilai yang memuaskan. Mendapat peringkat dua di provinsi dan peringkat pertama di Kabupaten merupakan bonus karena yang penting adalah nilaiku memuaskan. Aku bisa diterima di sekolah yang aku inginkan.
Aku sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di Bandung, ikut kak clara agar jauh dari wanita yang bernama mira itu. Aku mulai menyiapkan segala berkas yang dibutuhkan.
Sejujurnya aku sudah mulai bisa memaafkan ayah, hanya saja wanita itu membuatku menutup diri dari ayah. Entah mungkin ini hanya feelingku saja, kalau sebentar lagi ayah pasti akan tau tante mira tak sebaik yang ayah kira. Karena aku pernah menguping pembicaraannya lewat telp beberapa hari yang lalu.
Flashback
"Ya, aku mendekati handoyo karena aku menginginkan tanahnya yang luas itu, lumayan kan bisa di jual untuk bersenang-senang. Aku sedang berusaha untuk mencari sertifikatnya, dia pintar sekali menyembunyikan sertifikat-sertifikat yang dia miliki."
Itulah yang ku dengar saat aku baru pulang dari sekolah untuk mengurus surat-surat yang aku butuhkan sebagai syarat pendaftaran ke SMA nanti. Saat itu pula aku langsung menyembunyikan semua sertifikat yang keluargaku punya dalam koper yang akan ku bawa ke Bandung tanpa sepengetahuan siapapun.
Rupanya kekhawatiranku selama ini benar adanya, tante mira hanya menginginkan sesuatu dari ayah. Aku yakin tak lama lagi ayah pasti akan mengetahui keburukkannya, aku yakin dia akan segera menghilang dari kehidupan kami. Ya semoga saja harapanku itu secepatnya terwujud, amin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Nining Rosmara Ningsih
semangat Thor... semoga sehat selalu ya
2021-01-24
4