Kini ia harus bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi dan tidak bertindak gegabah, maka dari itu Pika dengaran Faras dengan seksama, ia yang makin bingun dan berusaha memahami saya kesulitan, permusuhan yang sudah terjadi begitu lama hingga menghilangkan bukti, walau tujuan Pika hanya batu biru, tapi tetap saja ia ingin tahu apapuyang terjadi.
Seperti petualangan dalam dongeng Pika adi lebih bersemangat daripada sebelumnya yang mana membuat Pika ingin menyelesaikan misi dan mencari tahu dalang dibalik hilangnya kekuatan bangsa Elf yang bisa dikatakan penuh dengan misteri.
“Kenapa, bisa hilang? Dan siapa musuh yang mungkin mengambil?” tanya Pika, yang sedang mencari orang yang bisa memanfaatkan kesulitan mereka, untuk kepentingan mereka sendiri.
Biasanya, selain musuh pasti tidak ada yang mau membuat orang lain menderita. Jadi, Pika menyimpulkan jika batu itu diambil oleh Bangsa Peri. Seperti sebuah misteri yang benar-benar membingungkan.
“Entahlah, tidak ada petunjuk apapun,” kata Faras yang saat itu bangun, dan jalan menuju tumpukan buku, yang ada di samping tempat duduknya.
Faras juga tidak tahu, kemana perginya batu sihir yang hilang itu. Sehingga Pika yang terlihat berbeda, dan jelas bukan berasal dari Bangsa Elf, membuat Faras berharap jika Pika bisa menolong Bangsa Elf yang sedang dalam kesulitan. Tak banyak yang bisa Faras lakukan tanpa kekuatan sihir. Tetapi, jika kekuatan sihir itu telah kembali, Faras bisa mengembalikan kekuatan Bangsa Elf.
Hanya saja, itu sangat sulit untuk dilakukan, mencari batu sihir yang hilang puluhan tahun lalu sangatlah sulit. Apalagi, tidak tahu keberadaan batu sihir tersebut. Sudah tidak ada petunjuk sedikitpun, membuat Faras juga tidak bisa membantu banyak.
Hal itulah yang membuat Bangsa Elf kesulitan, untuk bangkit. Dan terus diperbudak oleh Bangsa Peri, yang bahkan membuat Faras juga merasa sedih dengan penderitaan yang Bangsa Elf rasakan.
Tidak seharusnya ia yang menjadi pemimpin Bangsa Elf, bahkan tidak memiliki kekuatan apa pun. Juga tidak bisa melakukan apapun. Banyak yang sudah pergi untuk mencari batu sihir tapi gak ada yang kembali, Faras harus melindungi bangasanya hingga ia harus tetap tinggal di sana.
“Aku hanya ada catatan kecil milik kakekku. Tentang kekuatan sihir batu biru.” Faras memberikan buku catatan itu pada Pika.
Mendengar Pika yang berniat ingin menemukan kekuatan batu biru, Faras pun tidak bisa tinggal diam. Dan berusaha membantunya, dengan memberikan petunjuk kecil tentang batu sihir tersebut, meski tidak banyak membantu.
Setidaknya, Faras tidak diam saja. Dan tujuan catatan tersebut pada Pika, yang mana hal itu membuat Pika mencoba menerima, dan membaca catatan tersebut. Tetapi, sayangnya Pika tidak bisa membaca tulisan yang ada dalam buku. Karena sangat berbeda dengan tulisan yang ada di dunianya.
“Aku tidak bisa membacanya,” kata Pika, yang mengembalikan buku catatan itu. Yang sepertinya sangat berharga.
Pika yang benar-benar tidak mengerti, apa yang tertulis dalam buku, hingga membantu mengembalikan buku tersebut pada Faras. Menurutnya, tidak lah penting dia membaca buku yang tidak bisa dia mengerti. Apalagi, dia juga masih belum sepenuhnya paham tentang dunia baru yang dia datangi.
Seperti di alam mimpi saja, melihat dirinya ada di dunia peri, dan bertemu para Elf. Apalagi, mengingat Pika yang hampir mati, karena tenggelam. Jelas membuatnya mencoba memahami apa yang terjadi.
Dia hanya mengikuti apa yang dikatakan Retra, Pika yang hanya ingin kembali pun mendengarkan semua yang dikatakan oleh Faras. Meski ia belum pernah bertemu dengan Bangsa Peri, tetapi dari cerita yang ia dengar benar-benar bisa dipercaya. Dan membuatnya juga ingin membantu Bangsa Elf, agar dirinya bisa kembali ke dunia asalnya.
Jika benar apa yang dikatakan oleh Faras, jadi sebelum ia bisa menemukan batu biru, jelas membuat Pika hanya menebak-nebak keberadaan batu sihir biru. Yang merupakan sumber kekuatan sihir para Elf.
“Biar Retra yang akan membantumu, dia tahu tentang sihir, dan sejarah batu sihir. Aku lihat kalian dekat,” kata Faras, yang percaya kepada Retra. Yang jelas memiliki kekuatan fisik dan bisa melindungi Pika dalam perjalanannya nanti.
“Kenapa tidak ketua saja?” tanya Pika, yang lebih nyaman jika dia bersama Faras, selaku ketua dan seorang wanita. Daripada dengan Retra, yang merupakan laki-laki. Meski ia menyelamatkan nyawanya, tetap saja ada rasa canggung.
“Aku tidak bisa pergi dari tempat ini. Sebagai ketua, aku haru melindungi Bangsa Elf. Sedangkan, banyak tempat yang harus kau kunjungi untuk mencari informasi tentang batu sihir biru,” jawab Faras, selaku ketua yang tidak bisa meninggalkan Bangsa Elf. Dan harus melindungi mereka yang masih tersisa di tempat persembunyian. Meski kadang, masih ada yang tertangkap oleh Bangsa Peri.
“Apakah tempat itu jauh? Berbahaya atau tidak?” tanya Pika, yang benar-benar masih penasaran, dengan tempat apa yang akan ia tuju.
“Cukup jauh, kau harus pergi ke tempat penjuru mata angin. Agar kau bisa mengetahui keberadaan batu sihir biru, yang jelas sangat berbahaya. Ada satu tempat yang tidak bisa dimasuki oleh Bangsa Elf, yang mana membuat kami kesulitan untuk mencari batu tersebut. Tempat itu sangat berbahaya, banyak Elf yang sudah pergi kesana tidak kembali. Tetapi, aku yakin kepada Retra, pasti bisa melindungimu,” kata Faras, yang juga tidak bisa melakukan apapun.
Faras tidak bisa pergi meninggalkan bangsanya, untuk mencari batu sihir biru tersebut. Setelah kedua orang tuanya pergi, dan tidak pernah kembali, dimana ia bertanggung jawab menggantikan orang tuanya. Untuk melindungi para Elf yang masih tersisa.
Merasa ragu dengan misinya kali ini, membuat Pika menatap Retra, dan merasa banyak hal yang belum diketahui. Apakah keputusan memang terlalu awal, untuk langsung mencari batu sihir? Tetapi, ia juga tidak punya pilihan lain, jika ingin kembali ke tempat asalnya. Hal itu benar-benar membuat Pika bingung.
Retra yang baru ia kenal, mungkin saja ia baik. Tapi, Pika yang tidak begitu nyaman jika pergi berdua dengan Retra, kenapa pula Pika harus memiliki perasaan canggung, padahal ia sudah pernah ditolong oleh Retra.
“Pacar saja aku tak punya, dan sekarang harus melakukan perjalanan mencari batu sihir biru dengan seorang laki-laki, bagaimana bisa aku melakukanya,” batin Pika yang mulai banyak beban pikiran.
“Ayo pika sadar, dia bukan manusia,” batin Pika sambil menepuk kedua pipinya, walau Retra bukan manusia, dari awal paras nya yang tanpa sudah membuat Pika tertarik, hanya telinganya saja yang aneh yang menunjukan dia adalah elf, tapi wajah dan perawakannya yang kekar yang tak bisa membohongi Pika tidak menyukainya,
“Bagaimana?” tanya Faras mengagetkan lamunan Pika, yang masih menimbang, dan meragukan keputusannya. Apalagi tatapanya yang fokus pada Retra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments