Lucas berjalan lurus menuju jendela kamarnya untuk melihat cuaca hari ini. Melibat cuacanya cukup mendukung, Lucas pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan keluar.
Lucas melangkahkan kakinya dengan tenang di area Vancouver Chinese Garden. Vancouver Chinese Garden sendiri adalah taman klasik bergaya khas Tiongkok yang terletak di Carall Strett, China Stown, Vancouver. Dan ketika berada di taman ini Lucas merasa seperti ada dinegerinya sendiri meskipun saat ini dirinya tengah berada di negeri orang.
Ketika dia merindukan kampung halamannya. Pasti Lucas selalu mengunjungi Vancouver Chinese Garden. Lelah berjalan, Lucas memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah jembatan yang menghubungkan dua taman dengan sebuah anak sungai buatan.
Pemuda itu menarik sudut bibirnya dan mengurai senyum setipis kertas melihat ikan warna-warni yang menjadi penghuni anak sungai buatan di bawah sana. Kemudian Lucas mengedarkan pandangannya dan tanpa sengaja iris matanya yang dingin menangkap sebuah objek yang seketika menarik semua atensinya berdiri tak jauh dari tempatnya berada.
"Gadis itu?"
-
-
Tiga orang sahabat terlihat berjalan beriringan menikmati keindahan Vancouver Chinese Garden. Hari ini Viona, Chika dan Ara memutuskan untuk mendatangi taman klasik itu karena mereka bertiga sudah lama tidak datang ke sana. Bermodalkan Camera 5D Mark IV, Viona mengabadikan setiap moment dan beberapa objek yang menarik perhatiannya.
Beberapa kali Viona berhenti hanya untuk memotret bunga-bunga cantik yang dia lihat dan beberapa anak kecil yang sedang asik bermain di sana. Gadis itu tersenyum setiap kali melihat hasil bidikannya yang begitu memuaskan.
"Hei, Viona Jung, cepat sedikit." Teriak Chika dan Ara pada gadis bermarga Jung tersebut.
Viona mendengus dan menggembungkan pipinya kesal. Kebiasaan yang selalu dia lakukan ketika sedang kesal ataupun marah. Sambil menghentakkan kakinya, Viona menghampiri kedua sahabatnya itu dan mereka melanjutkan langkahnya untuk menikmati keindahan taman.
Meskipun saat ini mereka bertiga sedang berada di negeri orang. Tapi setidaknya mereka bisa merasakan suasana Asia.
Viona menghentikan langkahnya saat iris abu-abunya tanpa sengaja melihat siluet pria yang wajahnya terlihat tak asing. Tubuh kekarnya dalam balutan jeans hitam dan kemeja dengan warna senada berlengan terbuka berdiri di tengah jembatan yang akan dia, Ara dan Chika lewati.
Tampak gadis itu berfikir di mana pernah bertemu dengan pemuda itu sebelumnya. Kedua matanya lantas membelalak. "Ya Tuhan, diakan orang yang aku marahi kemarin malam karena kelakuan, Nathasya." pekik Viona membatin.
Deggg..!!
Viona tersentak kaget saat melihat pemuda itu tiba-tiba saja menoleh dan membuat mata mereka saling bersirobok. Cukup lama mereka berdua saling menatap dalam diam, dan dalam tatapan itu, Viona mencoba membaca pikiran pemuda berwajah stoic tersebut tapi tidak bisa.
Tubuh Viona sedikit terhuyung. Ia merasakan sesuatu yang aneh setelah menatap mata itu cukup lama, dan hal itu segera mengakhiri kontak diantara mereka berdua.
"Nona Jung, sebenarnya apa yang sedang kau lihat?" tegur Chika penasaran.
Viona lantas menggeleng. "Bukan apa-apa. Sudahlah ayo," kemudian dia berjalan mendahului mereka berdua. Jantungnya berdegup kencang saat jaraknya dan pemuda itu semakin dekat. Sepasang mata coklat itu terus menatapnya datar dan membuat Viona sedikit salah tingkah.
Dan pemuda itu yang pastinya adalah Lucas menutup matanya rapat-rapat ketika aroma yang begitu harum dan manis berkaur di dalam hidungnya tepat saat Viona melewatinya. Sontak Lucas menoleh dan menatap punggung Stella yang semakin menjauh dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Aroma ini, mungkinkah dia adalah seorang ... Viero?"
-
-
Malam datang begitu cepat. Suasana malam ini tampak mencekam membuat hati waswas. Bulan sabit yang biasanya melengkung indah kini tampak redup karna tertutup awan kelabu yang menggantung. Membuat suasana malam yang kelam semakin terasa mencekam.
Di jalanan kota yang tampak ramai. Sekelompok manusia dalam balutan pakaian serba hitam dengan persenjaan lengkap yang biasa mereka gunakan untuk memburu para mahluk penghisap darah berbaur dengan manusia lainnya. Penampilan mereka sangat kontras dengan warga lainnya dan terkesan misterius.
Salah satu dari kelima orang tersebut tiba-tiba menghentikan langkahnya dan instingnya yang sangat tajam merasakan adanya pergerakan dari tiga penjuru arah yang berbeda.
"Tao, Kai. Kalian berdua pergilah ke utara. Carl dan Karina pergi ke timur." perintah Lucas pada anggota timnya.
Dari kejauhan Lucas melihat seorang wanita berlari tergesa-gesa sambil sesekali menoleh kebelakang. Nafasnya memburu tak beraturan. Gang sempit yang dia lewati tampak menyeramkan, suasananya begitu sepi ditambah lagi dengan tumbuhan menjalar yang memenuhi sisi kanan dan kiri dinding gang.
Wanita itu terus berlari dan mahluk yang sedari tadi mengejarnya ternyata masih ada dibelakangnya. Mahluk itu menyeringai tajam. Wanita itu terus memohon sambil menangis supaya dirinya dilepaskan namun sayangnya mahluk itu tidak mengabulkannya dan tetap mengejarnya.
Wanita itu ingin sekali berhenti karena sudah lelah, dia terlalu lama berlari tapi keadaannya sangat tidak memungkinkan baginya. Karena jika dirinya berhenti sekarang pasti mahluk berkulit pucat dan bertaring panjang itu akan langsung menangkapnya.
Brugg...!!
Namun takdir berkata lain. Kakinya malah tersandung batu dan jatuh tersungkur sambil membelalakkan matanya pada sosok vampire itu dengan nanar dan ketakutan. "Ku mohon jangan lakukan itu padaku, jangan memangsaku. Apa salahku padamu."
Perempuan itu bergerak mundur dalam posisi duduknya. Ia ingin sekali berdiri dan berlari tapi lututnya terluka dan berdarah, dan hal itu membuatnya semakin sulit. Perempuan itu menutup matanya melihat mahluk itu ambruk kearahnya dan...
Crasss...!!
Sebuah belati perak melesat dari arah belakang dan menancap pada punggung vampir itu diikuti dengan datangnya sosok tampan berpakaian serba hitam dengan tatapan setajan elang yang langsung mendorong tubuh mahluk itu hingga menabrak dinding. Dan dengan sekali hunusan saja, sosok itu melebur menjadi abu yang kemudian lenyap terbawa angin.
"Pergilah dari sini sebelum mereka datang lagi. Tempat seperti ini tidak aman untuk wanita sepertimu." ujarnya.
Lucas meninggalkan wanita itu begitu saja dan pergi ke salah satu gedung tertinggi di kota Vancouver. Instingnya mengatakan jika keempat rekannya berada di pusat kota dan benar dugaannya. Mereka sedang bertarung melawan para vampire tingkat 3 dan sedikit terdesak. Tanpa membuang waktu, Lucas pun segera bergabung dengan mereka.
Pertarungan antara hunter dan vampir berlangsung semakin sengit. Mahluk penghisap darah yang para hunter hadapi malam ini sedikit berbeda dengan yang mereka hadapi sebelumnya. "Berhati-hatilah mereka sangat bringas dan berbahaya." Seru Lucas memperingatkan.
Carl menoleh. "Lucas." Dia bisa menghela nafas lega sekarang melihat kedatangan pemimpin timnya dan hal itu tentu menguntungkan bagi kubu para hunter."Jangan ada yang menjauh apalagi memisahkan diri." seru Carl mengingatkan.
Selain para vampir. Ada beberapa mahluk lain yang terbang ke arah Lucas. Mahluk itu memiliki sayap hitam dan lebar mirip kelelawar. Dan mahluk itu segera bergabung dengan para vampir untuk menyerang kelima hunter.
"Moroi, bagaimana mungkin mahluk itu tiba-tiba ada di sini?" seru Lucas membatin.
Lucas mengeluarkan sesuatu dari balik leather vest panjangnya. Sebuah tongkat besi berpindah ke dalam genggamannya. Dan siapa yang akan menyangka jika besi itu bisa berubah menjadi sebuah panah perak yang sangat mematikan. Dan busur itu adalah senjata utama seorang Lephrica ketika berburu mangsanya.
Berkali-kali Lucas melepaskan panahnya pada para Vampir dan Moroi yang bergerak kearahnya. Dalam hitungan detik saja setengah dari mahluk-mahluk itu bisa Lucas atas.
"LUCAS, DIBELAKANGMU!" Tiba-tiba Karina berteriak melihat adanya vampir yang bergerak ke arah Lucas. Sontak Lucas menoleh sambil mengangkat busurnya tapi telat karena ada orang lain yang lebih dulu melenyapkan mahluk tersebut.
Lucas meletakkan lengannya di depan wajahnya untuk menghalau supaya debu itu tidak sampai masuk ke dalam matanya. Terlihat sosok wanita bertubuh mungil berambut coklat gelap berdiri di sebuah atap gedung yang bersebrangan dengan tempat di mana Lucas dan timnya menghabisi para buruannya.
Tidak ada satu pun dari mereka berlima yang mengenal wanita itu. Dan melihat para hunter lemah. Situasi itu segera dimanfaatkan oleh beberapa vampir tersisa untuk melakukan penyerangan balasan. Salah satu dari kelima hunter itu tanpa sengaja terkena gigitan mereka.
"Aarrkkhhh....!!"
"Ketua," Kai memekik kencang melihat apa yang dialami oleh Lucas.
Tak ingin hal buruk sampai menimpa ketua timnya. Kai bertindak cepat dengan menghabisi mahluk penghisap darah tersebut. Dan sosoknya menjadi abu hanya dalam hitungan detik saja, sedangkan beberapa yang tersisa memilih untuk pergi sebelum nasibnya berakhir seperti teman-temannya.
"Omo, Lu! Sepertinya kau terkena gigitan mahluk itu!" seru Carl melihat luka di leher kanan Lucas.
"Hn, aku tau." Ucapnya datar.
Lucas terlihat baik-baik saja meskipun sudah terkena gigitan mahluk penghisap darah tersebut. Gigitan itu tidak berakibat fatal untuk seorang Dark Lephrica. Kemudian Lucas menggulirkan pandangannya pada wanita misterius itu, tapi sayangnya sosoknya tidak ada lagi di sana dan pergi entah kemana.
"Kemana perginya, wanita itu?" gumam Lucas berbisik. Tak ingin kehilangan jejak wanita itu. Lucas memutuskan untuk mencarinya. "Kalian duluan saja aku akan mencari wanita misterius itu." Ucap Lucas dan pergi begitu saja.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Radya Arynda
semangaaaaat💪💪💪💪💪
2022-12-09
2
Sumawita
berasa nonton film beneran
2022-12-08
2