"Apa yang sedang kau lihat?" tegur seseorang dari arah belakang.
Lucas menoleh setelah mendengar suara berat seorang pria masuk dan berkaur di dalam telinganya. Carl datang menghampiri dan pria itu menatapnya penasaran. "Apa kau melihat gadis yang baru saja pergi dari sini, Ge?" tanya Lucas pada Carl.
Carl memicingkan matanya dan tersenyum jahil. "Gadis yang mana? Jangan bilang gadis cantik yang mirip boneka itu ya? Kenapa? Apa kau tertarik padanya?" goda Carl dengan gerlingan nakalnya.
Lucas mendengus berat. "Bukan karena hal itu bodoh. Tapi ada hal lain yang mengganggu pikiranku." jawabnya.
Carl menepuk bahu Lucas dan menatapnya serius. "Terlalu banyak yang kau fikirkan, Lu. Sampai-sampai hal kecil yang kurang mengenakkan pun langsung mengganggu dan memenuhi fikiranmu." ujar Carl.
"Entahlah, mungkin saja."
Tapi satu hal yang tidak pernah Lucas sadari. Jika pertemuan singkatnya itu adalah sebuah awal. Bahwa nantinya mereka akan menjadi satu jiwa yang mati bila dipisahkan dan terjebak dalam sebuah ikatan yang sulit untuk diretaskan. Dan pertemuan singkat mereka bukanlah sebuah kebetulan semata, melainkan takdir yang memang telah digariskan.
"Siapa gadis itu sebenarnya?" batin Lucas penasaran. Dia terus menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.
Carl menggaruk tengkuknya penuh kebingungan. "Aneh. Kenapa hawa di tempat ini tiba-tiba kembali hangat padahal sebelumnya sangat dingin. Mungkinkah ada mahluk penghisap darah di sekitar sini?"
-
-
Brugg...!!!
"Aduh sakit!!"
Nathasya meringis sambil mengadu kesakitan. Salah satu tangannya mengusap pantatnya yang terasa ngilu akibat ulah gadis berdarah Korea-America yang pastinya adalah Viona. Dengan seenaknya, dia menjatuhkan tubuh Nathasya pada aspal yang dingin dan keras.
"Viona Jung, apa-apaan kau ini? Sakit tau," keluh Nathasya menggerutu.
Alih-alih mendapatkan permintaan maaf dari Stella, Nathasya malah di hadiahi sebuah tatapan tajam oleh temannya itu. Gadis itu benar-benar di buat kesal setengah mati oleh kelakuan temannya tersebut. Dan ini bukan yang pertama kalinya Nathasya membuat ulah di bar hingga Viona mau tidak mau harus turun tangan untuk mengatasinya.
"Kau benar-benar keterlaluan, Nathasya. Dan sampai kapan kau akan terus mempermalukan dirimu sendiri seperti tadi? Di mana harga dirimu sebagai seorang wanita? Jika saja kau berani berulah dan membuat masalah lagi. Jangan salahkan aku jika aku sampai membiarkanmu, dan kau harus menyelesaikan masalahmu sendiri!" ujar Viona dan pergi begitu saja.
"Hei, Viona Jung... tunggu aku!"
Tidak ingin ditinggalkan oleh Viona. Nathasya segera berdiri dan mengejar gadis bermarga Jung tersebut. Tapi sayangnya usahanya sia-sia karena pengaruh alkohol yang tinggi, tubuh Nathasya malah terjungkal. Viona mendengus berat.
"Ck, merepotkan saja." Gerutu Stella sambil menghampiri Nathasya.
Meskipun Viona sudah mengatakan jika dirinya tidak akan peduli lagi. Tapi dia tetap tidak tega untuk meninggalkannya. Bagaimana pun juga Nathasya adalah temannya, dan dia memiliki hutang budi padanya.
Dan sementara itu....
Di tempat dan lokasi berbeda. Terlihat Lucas yang sedang duduk termenung di atap bar. Menatap gemerlap kota Vancouver yang terlihat indah dari atas sana. Kepulan asap putih mengepul dari mulutnya, tidak ada seorang pun yang menemaninya selain sebatang nikotin yang sejak tadi dia nikmati.
Rasa penasaran akan sosok gadis itu kembali memenuhi pikiran Lucas. Bukan karena Lucas menaruh hati padanya, atau karena kecantikkannya yang melewati batas normal manusia biasa. Dan jika boleh jujur, gadis itu adalah gadis tercantik yang pernah Lucas temui dalam hidupnya.
Lucas mendesah berat. Sekali lagi rasa penasarannya yang terlalu besar mengacaukan pikirannya. Sungguh, bukan karena dia tertarik pada Viona, tapi karena Aura tak biasa yang dipancarkan dari tubuhnya.
Derap langkah kaki seseorang yang datang sedikit menyita perhatiannya. Lucas sedikit menolehkan kepalanya dan melirik orang itu dari ekor matanya. "Masih memikirkan gadis misterius itu?" tebak Carl 100% benar. Tapi tidak ada jawaban dan kediaman Lucas, Carl anggap sebagai jawaban.
Carl menepuk bahu Lucas. "Tidak usah terlalu dipikirkan. Dan rasa penasaranmu itu pasti akan terjawab semuanya jika tadir kembali mempertemukan kalian berdua. Dan siapa pun dia, hanya waktu yang bisa menjawabnya."
"Tapi bukan hanya itu masalahnya, Ge. Yang membuatku semakin penasaran adalah saat aku mencoba mambaca pikirannya tapi aku tidak bisa, seperti ada kabut tipis yang menghalangi saat aku ingin membaca pikirannya. Dan hal semacam ini baru pertama kalinya terjadi. Jika saja dia manusia biasa pasti aku sudah membaca pikirannya. Atau mungkinkah dia adalah seorang ... Vampire?"
-
-
"Hoek,"
Stella hampir saja muntah saat tiba dirumahnya dan mendapati tiga orang yang masih satu klan dengannya sedang berkumpul di meja makan menikmati daging mentah yang masih berlumur darah. Di samping daging itu ada beberapa gelas berisi cairan merah yang memiliki aroma mirip besi berkarat.
"Kalian bertiga menjijikkan," cibir Viona sambil memegangi perutnya yang terasa mual.
Dan kedatangan Viona di sana menyita perhatian mereka bertiga. Ketiganya terlihat melambai pada gadis itu dan memintanya untuk ikut bergabung bersama mereka. Tapi sayangnya Viona menolaknya dengan mentah-mentah. Meskipun dia seorang vampir, tapi Viona tidak pernah tertarik pada daging mentah apalagi darah. Percaya atau tidak, dia adalah seorang vampire vegetarian.
"Nona, sampai kapan kau akan berdiri di sana? Kemarilah dan kita makan malam sama-sama. Malam ini kami mendapatkan buruan rusa cukup besar."
"Tidak mau, lagi pula aku bukanlah kanibal seperti kalian." Sinis Viona menyahuti.
"Nona, kau itu sungguh aneh. Jelas-jelas kau sama seperti kami, tapi kenapa kau tidak menyukai darah segar dan daging mentah?"
Meskipun mereka bertiga dari bangsa vampir. Tapi sekali pun mereka belun pernah merasakan segar dan nikmatnya darah manusia meskipun hanya satu tetes saja. Ketiga vampir itu memegang teguh sumpahnya pada sang Agung jika mereka tidak akan mengusik kaun manusia, apalagi membahayakan kaum lemah itu.
"Aku ini memang seorang vampir, tapi sayangnya aku tidaklah menjijikkan seperti kalian." Sinis Viona menyahuti. "Kakak!" Ketiga vampir itu langsung menutup rapat-rapat telinganya mendengar suara lumba-lumba Viona.
Gadis itu berjalan menaikki tangga menuju kamar kakaknya yang berada di lantai dua. Dan dobrakkan keras pada pintu mengejutkan semua orang di dalam ruangan itu. Nyaris saja jantung mereka copot karena ulah bungsu Jung tersebut. Seorang wanita bertubuh mungil bangkit dari duduknya dan menghampiri sang adik.
"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat cemberut begitu?" tanya wanita itu penasaran.
"Kak, apa kau tau jika malam ini adalah malam yang paling buruk dalam hidupku. Pertama, Nathasya membuat keributan lagi di bar. Dan kemudian aku bertemu dengan laki-laki kasar dan yang terakhir, ketiga kanibal itu membuatku ingin muntah.
Ellena mendengus berat. "Ya sudah tidak usah dipikirkan lagi. Pergilah kekamarmu dan segera tidur ini sudah hampir tengah malam." Ellena mengusap wajah adiknya dengan penuh sayang. Gadis itu mengangguk patuh.
"Baiklah, aku akan tidur sekarang. Kakak juga segera tidur, good night." Viona mencium pipi kakaknya dan pergi begitu sja. Sedangkan Ellena hanya bisa mendengus dan memggelengkan kepala melihat tingkah sang adik yang terkadang masih suka kekanakan.
-
-
Kebencian Lucas pada mahluk penghisap darah memang bukan lagi rahasia. Lucas memiliki dendam kesumat pada kaum mereka. Karena vampir, Lucas harus kehilangan seluruh keluarganya. Kaum vampir membantai seluruh keluarganya termasuk saudari perempuannya.
Bagi kaum vampire, keberadaan Dark Lephrica adalah sebuah ancaman terbesar dan itulah kenapa para vampir membantai semua Lephrica yang ada, dan Lucas adalah satu-satunya Dark Lephrica yang tersisa. Dan selama bertahun-tahun. Lucas hidup dalam dendam dan kebencian, dan karena dendam itu juga kini Lucas menjadi seorang hunter yang hebat.
Tidak terlihat ada yang istimewa pada dirinya. Lucas sama seperti kebanyakkan laki-laki pada umumnya. Jika saat malam hari, sosoknya menjelma menjadi seorang Hunter yang paling di waspadai oleh bangsa vampire. Akan tetapi, saat siang hari dia hanyalah pemuda biasa.
Lucas adalah pria tampan berhati dingin, dia tidak pernah tertarik untuk berinteraksi dengan dunia luar dan dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk latihan dan mempelajari segala hal yang berhubungan dengan vampire.
Dan ketika malam tiba, Lucas menjelma menjadi sosok yang bringas dan tidak mengenal kata ampun. Kehadirannya menjadi momok tersendiri bagi kaum vampire karena kebringasannya dalam menghabisi para buruannya.
"Lu, aku ada di dalam? Boleh aku masuk?" seru seseorang dari luar kamar Lucas.
Tak berselang lama pintu kamar Lucas di buka dari luar dan sosok Karina meliukkan tubuhnya memasuki kamar pemuda bermarga Xiao tersebut. "Mau apa kau datang kemari?" sinia Lucas tak bersahabat.
"Jangan terlalu dingin padaku. Aku datang untuk mengingatkanmu makan. Sejak pagi kau belum makan apapun, bagaimana kalau aku siapkan makanan kesukaanmu?"
"Tidak perlu. Keluarlah dari sini dan sebaiknya kau segera mempersiapkan diri untuk perburuan malam ini. Dan aku tidak akan segan-segan untuk membuangmu dari tim ini jika kau tidak bisa serius apalagi bersikap profesional." Ujar Lucas tajam.
"Lucas," kaget Karina mendengar kalimat-kalimat tajam Lucas.
Hati Karina rasanya seperti tertohok mendengar apa yang Lucas katakan. "Apa sebenci itu kau padaku? Semua orang pernah melakukan kesalahan karena manusia bukanlah dewa yang selalu maha benar. Seharusnya kau bisa bersikap lebih lembut padaku dan memaafkanku. Dan apakah kesalahanku tidak akan pernah termaafkan olehmu, sampai-sampai kau begitu kejam padaku."
"Karina, cukup! Hentikan drama murahanmu ini dan apa kau fikir aku akan luluh hanya dengan melihat air matamu itu? Keluar kau dari kamarku, KELUAR!" Karina menghentakkan kakinya. Dengan kesal, kemudian wanita itu berbalik dan pergi begitu saja.
Setibanya di luar, Karina langsung di sambut oleh Kai yang begitu menikmati ketika tau jika dirinya di bentak dan di usir oleh Lucas. "Apa lihat-lihat!"
"Yeee.. Siapa juga yang melihatmu, kau ini percaya diri sekali. Dan lagi pula apakah situ Artis sampai-sampai harus selalu diperhatikan." Sinis Kai mencibir.
"Dasar hitam menyebalkan, mati saja kau." Karina mendorong Kai dan melewatinya begitu saja.
Emosinya benar-benar di uji oleh pemuda berkulit tan tersebut. Sedangkan tawa Kai langsung meledak. Ada kepuasan tersendiri dalam hatinya melihat wanita itu tersiksa.
-
-
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Solaya
so, watashi desu
2023-01-21
0
Sumawita
ceritanya menarik 😍😍😍
2022-12-08
2
Radya Arynda
udah kgen sama cerita stella dan lukas, , , semangaaaaat👍👍👍
2022-12-08
2