Bab. 4
Gara tampak terdiam. Bukan karena ia tidak nyaman tinggal bersama keluarganya. Hanya saja, hatinya yang sempat dihancurkan oleh seorang wanita di masa lampau, masih membuat dirinya enggan untuk membuka hati. Sebab, di hatinya hanya tersimpan dendam yang teramat dalam untuk seseorang. Pun Gara tidak berani mengatakannya kepada keluarganya. Karena tidak ingin mereka cemas, akibat tingkahnya yang dulu masih kekanakan.
"Bukan gitu, Mom. Pekerjaan Gara di sana juga sedang banyak-banyaknya. Jadi nggak bisa main tinggal gitu aja," elak Gara memberi alasan yang tepat untuk Mommynya.
Killa tampak lesu seketika. Jika menyangkut pekerjaan, wanita paruh baya itu tidak bisa berbuat banyak. Karena Gara merupakan tipe orang yang disiplin. Sekalipun itu daddynya sendiri yang menyuruh, pria yang usianya hampir menginjak kepala tiga tersebut tidak akan mau mendengarkan. Kecuali kalau memang mengenai perusahaan.
"Jadi, beneran nggak bisa nih, Mas? Padahal kan Zitta pingin banget ajakin Mas Gargar main ke alun-alun kota," sahut seorang remaja yang menghampiri mereka dan langsung memeluk Gara.
Gara mendorong gadis yang wajahnya sama persis dengan mommynya. Yang berbeda hanya gidung dan dagu. Di mana hidung dan dagu Zitta menurun dari daddy Vano.
"Mandi dulu sana! Jangan main peluk-peluk Mas!" Larang Gara sembari mendorong bahu Zitta. Gadis ini selalu memanggil dirinya dengan sebutan sesuka hati Zitta. Padahal sudah ia ingatkan, bahkan sampai Gara ancam, namun tetap saja.
"Dia mah emang jorok banget, Kak. Gadis nggak ada wangi-wanginya sama sekali. Pantes aja, di sekolah nggak ada yang mau deketin." Ledek seseorang yang baru saja menuruni anak tangga dan menghampiri mereka.
Sesampainya di dekat mereka, tidak berkat apa-apa, Zitta langsung memukul lengan seorang pemuda bule. Hidung mereka sama, namun mata dan bibir mereka yang tidak sama. Sehingga meskipun terlahir hanya berselisih lima menit saja, sejatinya wajah mereka jika dilihat tidaklah sama persis. Hanya hampir mirip saja.
"Auw! Sakit, Ta!" Pekik pemuda itu sambil mengusap lengannya yang terasa panas akibat pukulan Zitta yang memang tidak main-main.
"Dih! Katanya cowok? Tapi disentuh gitu aja udah ngeluh. Letoy emang!" Ledek Zitta membalas ucapan dari kembarannya.
"Oh ... lo nantang gue?" Tantang pemuda yang bernama Zugo yang merupakan kembaran dari Zitta.
Mommy Killa menggeleng kepala melihat tingkah si kembar yang mulai berulah. Selalu saja bisa membuat suasana ramai sekaligus bikin kepalanya pusing.
Sedangkan Gara menghela napas. Mereka tidak bisa dibiarka seperti ini terus. Sebelum terjadi lebih parah, Gara pun merangkul bahu mereka untuk kemudian ia kunci dan sedikit mengeratkan pitingannya.
"Jika kalian bertengkar terus selama aku ada di rumah, aku tidak akan segan mengirim kalian ke rumah Kakek. Gimana? Hmm?" tawaran Gara yang merupakan ancaman paling ampuh untuk membuat mereka bedua diam dan tidak berani berulah lagi. Paling tidak selama dirinya berada di rumah.
Di ancam seperti itu, dua orang rwmaja tersebut kompak mengunci mulut mereka dengan sangat rapat. Tidak ada lagi suara berisik dari mereka.
"Jangan, Mas. Tata nggak mau tinggal sama Kakek. Nggak bisa keluar malem," keluh Zitta yang takut kalau sampai Gara benar-benar melakukan apa yang dikatakan oleh pria itu.
"Ya makanya, jangan bikin Mommy pusing terus." Tekan Gara sembari menatap tajam ke arah adik perempuannya itu.
Sementara Zitta yang terbiasa hidup bebas tanpa kekangan sedikit pun, meskipun berada dalam pengawasan daddy-nya secara langsung. Namun, orang-orang yang mengawasi si kembar tidak berani mendekat dan hanya dari jarak jauh. Itulah mengapa dua adik kembar Gara ini tidak mau tinggal bersama kakek mereka, di mana kakek mereka mempunyai aturan yang sangat ketat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mara
Perasaan baru kemaren di ajak paksa ke KUA eh udah punya si kembar aja😁
2023-08-22
3
Miss Typo
wah Killa punya anak kembar adiknya Gara 😁
2023-06-08
0
Puspa Trimulyani
kembar tidak identik ya kak,jadi ga sama
2023-01-13
0