Ervina

"Ciihhh,, dasar tukang tebar pesona. Jijik banget gue liatnya" kesal Ervina saat melihat kerumunan para siswi didepannya.

Mereka seperti kurang kerjaan berteriak2 tidak jelas melihat empat siswa yg kini berjalan masuk ke kelas.

Dia bukannya tidak tau siapa mereka, hanya saja dia tak menyukai siswa yg menurutnya sok kegantengan itu.

Terlebih mereka yg bernama Ervin. Dia sangat membencinya sampai2 tidak bisa mengontrol emosinya tiap kali diganggu laki2 itu.

Sejak dia masuk ke sekolah ini, dia selalu saja diganggu oleh Ervin. Hal itu membuatnya semakin membenci laki2 itu. Ditambah lagi Ervin sangat suka tebar pesona dan membuat teman2nya menangis karena patah hati.

"Apa hebatnya sih mereka itu. Kayak udah gk ada cowok lain aja" geramku sambil masuk kedalam kelas. Aku duduk bersama dengan sahabatku, Lisa.

"Lo kenapa sih Er pagi2 udah ngomel. Lo digangguin lagi ya"?? tanya Lisa.

" Gimana gue gk ngomel. Tiap pagi harus selalu ngeliat pemandangan yg bikin mood gue rusak ".

" Maksud lo rombongan cowok tajir dan ganteng itu "?? tanya Lisa sambil tersenyum. Gue tau Lisa suka sama salah satu diantara mereka.

" Memangnya siapa lagi. Gila ya tu cewek2 sampe teriak kayak orang gila. Diluar masih banyak kali cowok yg kegantengannya melebihi mereka" kesalku.

"Tapi mereka emang ganteng tau Er. Apalagi Rian".

"Itu karena lo suka sama Rian. Makanya lo bilang kaya gitu".

" Hehe, Er lo kenapa sih benci banget sama mereka. Apalagi sama Ervin. Sebenernya ada apa sama kalian. Heran deh gue "!! tanya Lisa sambil mengusap dagunya.

"Sebenernya gue bencinya cuma sama si Ervin. Tapi karena kecengan lo dan dua temennya sahabatan sama si Ervin jadinya gue benci juga liatnya. Hidup gue gak tenang sejak pertama masuk sekolah ini gara2 digangguin cowok rese itu. Bayangin Lis, tiap hari gue digangguin. Tiap hari Lis. Gimana gue gak benci coba" jawabku kesal.

"Mungkin Ervin suka kali sama lo makanya dia gangguin lo terus".

" Gak mungkin lah Lis. Lagian ni ya, kalo bener dia suka sama gue, gue gk bakalan sudi suka balik ma dia. Cowok brengsek kayak dia gk pantes buat gue"..

"Wahh,,lagi gosipin apaan lo pada. Kayaknya seru banget. Ikutan dong gue"

Dateng lagi satu sahabatku. Namanya Maya. Dia termasuk pengagum si cowok rese, Ervin.

"Ini nih Ervina. Pagi2 udah marah2" jawab Lisa sambil mencolek daguku.

"Gue tau sebabnya. Pasti gara2 pangeran gue. Iyakan?? tanya Maya senang.

" Pangeran dari Hongkong. Males gue ngomong sama orang yg buta cinta " omelku.

"Jangankan cuma bucin, jadi pembantunya juga gue rela Er. Asalkan bisa deket2an sama ayang Ervin" jawab Maya sambil tertawa.

"Idihh amit2. Najis banget gue dengernya. Sadar May sadar" ucapku sambil mencubit pipinya.

"Aduduhhh,, sakit tau Er. Lo cemburu ya ngeliat gue suka sama Ervin. Jangan2 lo suka ya sama Ervin makanya tiap gue muji2 dia lo pasti marah" tanya Maya curiga sambil mengusap pipinya yg memerah karena ulahku.

"Gue suka sama dia???

Hahhaa, sampe dunia kebalik juga gk bakalan gue suka sama cowok rese kayak dia. Yang ada tiap hari kebencian gue makin nambah tau gk".

"Benci sama cinta tu bedanya tipis kaya kertas tau Er. Bisa aja lo nanti jatuh cinta sama Ervin" sela Lisa.

"Ihh amit2. Itu gk bakalan terjadi" jawabku yakin.

"Gak papa kali Er kalo lo suka sama Ervin. Gue rela bagi pangeran gue sama lo" sahut Maya.

"Ini lagi. Udah gue bilang gue gk bakalan suka sama pangeran lo itu" kesalku.

"Udah2. Nanti aja baru diterusin ngomongnya. Bel udah bunyi tu" cegah Lisa saat Maya akan membalas ucapanku.

Kemudian Maya segera kembali ketempat duduknya. Dia duduk didepanku.

"Er gue iklas kalo lo mau sama si Ervin. Masih ada tiga temennya yg gk kalah ganteng dan tajir" ucap Maya bisik2.

"Enak aja. Rian kecengan gue, lo ambil yg lain aja. Awas aja kalo lo berani godain Rian" ancam Lisa begitu mendengar ucapan Maya.

Maya terkikik mendengar ancaman Lisa. Sementara aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat mereka berdua.

Kami berhenti bicara saat guru memasuki ruang kelas untuk memulai pelajaran.

*****

"Ren, bosen nih"

Ervin mengirimkan pesan kepada Rendra. Dia benar2 bosan belajar dikelas. Pelajaran hari ini dia sudah hafal diluar kepala karena memang otaknya sangat cerdas. Ditambah lagi dia yang menjuarai olimpiade pelajaran ini.

drrttt.. ddrrtttt

"Lo mau gimana" balas Rendra.

"Main billiar yok. Sekalian cuci mata" balasku lagi.

"Ayo berangkat.

Gue kabarin mereka dulu".

Aku tertawa membaca balasan pesan Rendra. Sahabatku satu ini matanya akan langsung berubah hijau jika diajak berbuat maksiat.

Apalagi jika itu urusan perempuan. Dia yg paling semangat diantara kami.

" Gue tunggu diparkiran ".

Aku bergegas keluar saat guru sedang ke toilet. Aku berlari menuju parkiran mobil tanpa mempedulikan teriakan guruku yg berpapasan denganku tadi.

Sesampainya diparkiran, aku segera masuk ke mobil lalu menghidupkan ac-nya. Tubuhku gerah sekali setelah berlari tadi.

Sambil mengatur nafas, aku mengirim pesan pada Rendra.

" Cepetan, gue ketahuan Bu Susi tadi ".

Tak lama kemudian, Rian dan Rendra datang. Mereka dengan santainya masuk kedalam mobil. Aku menatap heran pada mereka. Bagaimana bisa mereka lolos begitu saja dari kemarahan But Susi yg terkenal pemarah itu.

" Kenapa lo Vin. Kesambet lo ya" tanya Rian menatap ku aneh.

"Gila aja. Kok kalian bisa baik2 aja sih. Gue aja lari udah kaya lagi dikejar setan gara2 diteriakin Bu Susi" jelasku sambil mengelap keringat yg masih menetes di wajahku.

"Hahhaa,, kasian deh lo. Untung gk jatoh dijalan tu kegantengan lo pas lo lari" ejek Rian sambil tertawa.

"Gk semudah tu kegantengan gue ilang. Dimana Daffa?? Dia kok gk ikut kesini?? tanyaku karena tidak melihat keberadaan satu lagi sahabatku.

" Tenang aja. Lima menit lagi dia juga sampe. Lo kaya gk tau dia aja" jawab Rian lagi.

"Kasian juga sih. Bokapnya terlalu posesif sama tu anak. Eh ceritain dong kenapa lo berdua bisa lolos dari guru killer itu" tanyaku penasaran.

"Gue pura2 mau nganterin Rendra kerumah sakit. Kebetulan sekali tadi mukanya Rendra pucat. Jadi ya kita berdua bisa keluar tanpa masalah" jelas Rian.

"Lo beneran sakit apa Ren?? perasaan tadi lo baik2 aja deh" tanyaku khawatir.

"Gue pucet bukan karena sakit Vin, tapi perut gue mules nahan boker"..

Aku terbahak2 mendengar alasan mereka berdua. Tengil banget si mereka ini.

Tak lama, Daffa datang dengan nafas yg ngos-ngosan.

" Kenapa lo Daf" tanya Rendra heran.

"Udah ayo berangkat" ajaknya sambil mengambil minuman ditanganku lalu meminumnya.

"Tas lo mana?? tanyaku saat melihat Daffa tidak membawa tasnya.

" Diambil Bu Susi" jawabnya sambil berjalan kearah mobilnya.

Kami bertiga tertawa mendengarnya. Pasti tadi dia ketahuan saat mau bolos dari kelas.

Semua guru sudah hafal dengan kelakuan kami berempat. Jika satu membolos, maka tiga lainnya akan mencari seribu alasan supaya ikut membolos. Tapi biarpun begitu, pihak sekolah tidak bisa berbuat apa2. Karena meskipun kami membolos, kami tetaplah pemegang nilai terbaik setiap ujian. Ditambah lagi kami berempat adalah siswa berprestasi dan sudah menyumbangkan banyak piala untuk sekolah ini. Belum lagi salah satu dari kami adalah anak pemegang saham terbesar disini. Jadi mereka hanya bisa menahan kekesalan mereka dan melampiaskannya pada murid lainnya.

Terpopuler

Comments

Asih Ningsih

Asih Ningsih

meskipun pinter harusnya gak kyk gitu bolos mulu.

2024-03-06

0

Kosong

Kosong

Rada bingun
Cowok erwin cewek ervin
Tpi blm apa2 udah salah sebut nama aja baru Part awal
Hadeuh mulai lgi orang yg bikin novel suka kasi nama rada mirip yg bikin orang bingung blm lgi Typo namanya yg bijin pembaca mengelus dada

2024-02-19

0

Asih Ningsih

Asih Ningsih

heedm jgn mentang2 memegang saham atau pun jabatan tinggi jdi kalian menyalah gunakan kepercayaan orgtuamu n guru2mu.

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!