Bab 3

"Papiiii!" teriak seorang gadis di dekat pintu, ia tampak ngos-ngosan, dan secepatnya ia masuk menghampiri Tuan Devan. Gadis itu menarik tangan ayahnya lepas dari rambut Vino dan mendorong mundur sang Ayah.

"Apa yang Papi ingin lakukan kepada Kakak? Kenapa Papi kemari hanya sendirian?" tanya gadis itu bernama Devina, adik kembar Devino.

"Jangan bilang Papi ingin melenyapkan Kak Vino? Iya, kan?!" tanya Vina setengah teriak lalu merentangkan kedua tangannya di depan Tuan Devan.

"Vina tidak akan biarkan Papi melakukan itu! Vina tidak mau kehilangan saudara kembar Vina!" ujar Vina dengan mata birunya, ia melotot ke ayahnya sendiri. 

Tuan Devan memejamkan mata sejenak, ia tahu putrinya selalu datang apabila sesuatu terjadi pada Vino. Sepasang saudara kembar yang memiliki ikatan batin yang kuat. Padahal jam sekarang Vina harusnya masih berada di sekolah.

"Vina," ucap seseorang memanggilnya. Tuan Devan berbalik melihat istrinya datang juga ke penjara bawah tanah bersama seorang bocah lelaki.

"Mami, lihatlah Papi, Papi tiba-tiba pulang kerja dan langsung kemari, Papi pasti ingin melenyapkan Kak Vino," adu Vina ke Nyonya Ella, istri Tuan Devan.

Terlihat Nyonya Ella diam mendengar pengaduan putrinya, membuat Vina tampak kecewa.

"Harusnya Papi dan Mami cari cara supaya kutukan ini lenyap! Bukan malah berniat melenyapkan Kak Vino!" ucap Vina keras. Kedua matanya sudah mulai basah, karena dari hari yang lalu, Vina sempat mendengar pembicaraan Tuan Devan dengan paranormal.

"Sayang, kami sudah berusaha, bahkan kakakmu pernah melakukan operasi mata, tapi kamu tahu sendiri, itu tidak berguna, siapa pun yang mencoba menyingkirkan mata kakakmu, dia akan mati seperti yang terjadi pada Dokter saat itu!" tutur Nyonya Ella menenangkan putrinya.

"Jalan satu-satunya, Papi harus membunuh-" ucap Tuan Devan terhenti saat jeritan hebat mengalihkan mereka. Vina tampak terguncang melihat Kakaknya teriak kesakitan. Kedua tangan Vino ingin meraih penutup mata namun selalu ditangkis oleh mantra penangkal. Tampaknya, kehadiran mereka membuat jiwa iblis terusik.

Nyonya Ella syok melihat Vina ingin memeluk Kakaknya, tapi Tuan Devan menarik Vina menjauh dan juga istrinya. Vina meronta, dia ingin menenangkan saudaranya sendiri tapi Tuan Devan dengan keras membentaknya habis-habisan.

"Aku tidak peduli, lepaskan aku, Papi!" pinta Vina.

"Jangan keras kepala, kembalilah ke atas bersama Ibumu." Tuan Devan mendorong paksa putrinya keluar dari penjara itu, tetapi seketika Nyonya Ella mencegat.

"Tunggu, sayang," tahan Nyonya Ella.

"Kenapa kau?" tanya Tuan Devan ke istrinya.

"Cey? Ce-ceysa? Ceysa di mana sayang?" tanya Nyonya Ella melupakan anak ketiganya. 

Sontak, seseorang memanggil dari belakang membuat ketiganya berbalik.

"Papi," 

Deg

Vina dan kedua orangtuanya syok melihat bocah lelaki itu duduk ke pangkuan Vino dan memeluk lengan kakaknya. 

Tidak! Bukan cuma itu yang membuatnya terkejut, melainkan dua tangan Vino tidak lagi terikat rantai dan penutup mata Vino terjatuh ke paha Ceysa.

"Ceysaaaa!" pekik Nyonya Ella menerobos diikuti Tuan Devan dan Vina sebelum Ceysa dijerat oleh kutukan tersebut.

Akan tetapi, tiba-tiba saja sesuatu tidak terduga terjadi hari ini kepada Devino. Tuan Devan dan Nyonya Ella terdiam membisu bertatapan dengan anak pertamanya. Terutama Vina.

Sedangkan Ceysa terlihat normal melihat orang tuanya diam tanpa bicara. Mungkin ketiganya sangat terkejut dapat menatap kedua mata Devino, atau mungkin kah ketiganya berhasil dijerat oleh kutukan?

.

.

^^^To be continued_^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!