Perburuan para Hunter di pastikan sudah berakhir, semua Hunter tersisa di distrik York juga sudah di bersihkan. Klon System langsung kembali ke tempatnya masing-masing.
Tiga hari pun berlalu begitu cepat, tapi Alvin lupa kalau dia masih memiliki Misi dari System satu tahun yang lalu, dan sekarang adalah hari terakhir Misi tersebut harus di selesaikan.
Mungkin karena terlalu senang dengan putranya yang sekarang sudah bisa di bawa pulang dan di rawat dalam kediamannya. Alvin tidak sadar kalau dirinya masih berhutang pada System.
Alvin sedang menjaga Putranya yang dia beri nama seperti nama Ayahnya Garin Moor. Alvin memberikan nama tersebut karena dia ingin menghargai pengorbanan Ayahnya. Alvin sekarang sudah sadar kalau dulu keluarganya tidak bersalah. Jadi dia mengambil nama Ayahnya untuk menghormati dan mengenangnya.
Tiba-tiba System berbunyi di benaknya.
[ Misi menghabisi seluruh pembunuh Keluarga Moor tinggal satu jam lagi dari sekarang ]
Tentu saja Alvin tercengang, dia pikir kalau semua musuh keluarga Moor dulu telah di habisi semua oleh Klon System. Tapi nyatanya misi tersebut masih aktif.
"System apa maksud kamu?!" tegur Alvin yang masih tidak percaya kalau misi tersebut masih Aktif.
[ Tuan, saya mungkin akan memberikan bimbingan untuk anda menjadi lebih kaya, tapi saya tidak bisa membunuh atau memberitahu orang yang tidak memiliki apa-apa ]
"Tidak memiliki apa-apa? Apa maksud kamu System! Bukankah pemimpin mereka memiliki kekuatan dan kekayaan?" Alvin semakin tidak mengerti dengan System, padahal dia mengira semuanya akan di berikan oleh System.
[ Maaf tuan, pertanyaan tersebut melanggar kode etik saya ]
"Haah!" Alvin tercengang dengan jawaban System.
System tidak menjawab pertanyaan Alvin lagi, karena System merasa sudah cukup untuk membantu Alvin. Dengan adanya Klon System dan kekayaannya.
Alvin terduduk di bawah tempat Garin di rawat, dia menatap putranya tersebut dengan nanar "Apa mungkin kamu juga akan bernasib sama seperti Ayah yang tidak pernah melihat sosok seorang Ayah?"
Alvin masih teringat kalau hukuman yang akan di berikan System, 1000 Volt setruman listrik, dia yakin kalau dirinya terkena sengatan listrik tersebut pasti akan langsung tewas di tempat.
Alvin menghela napas " Sungguh hari yang menyebalkan!" gerutunya kesal.
"Ada apa Sayang?" Jeni yang tadi sedang beristirahat dia terbangun dan langsung menegur Alvin yang duduk di lantai.
"Ah... tidak apa-apa, aku hanya ingin duduk di lantai saja" jawabnya lembut sambil beranjak dari duduknya dan Mendekati Jeni.
Jeni memang memaksa pulang, dia tidak mau di rumah sakit dan meminta agar di rawat di rumah saja. Alvin yang selalu memenuhi keinginannya tentu saja langsung menyetujui.
Alvin duduk di sebelah Jeni, dia menggenggam tangan Jeni dan mengecupnya " Bagaimana kondisi kamu?" tanyanya lembut.
Jeni tersenyum" Aku sudah baik-baik saja kok, kamu tidak perlu khawatir lagi"
"Syukurlah kalau begitu, Aku akan pergi sebentar. Aku panggil Saria kemari yah buat nemenin kamu?" tanya Alvin penuh perhatian.
Jeni mengangguk "Pergilah, aku sudah tidak apa-apa"
Jeni tidak ingin terus menerus membuat Alvin khawatir, dia juga berpikir kalau pekerjaan suaminya banyak tertunda karena dirinya mengalami nasib na'as seperti sekarang.
Padahal Alvin tidak bekerja sama sekali, malah tidak pernah dia mengerjakan sesuatu, tugasnya hanya memerintah dan memerintah bawahannya saja.
"Ya sudah aku pergi dulu yah sayang" Alvin mengecup kening Jeni dan meninggalkannya.
Alvin keluar dari kamar Jeni. Saria yang memang selalu menunggu di luar kamar Jeni, dia langsung membungkuk hormat pada Alvin.
"Saria! Aku mau keluar sebentar, kamu jaga nyonya baik-baik!" Perintah Alvin tegas.
"Baik tuan." jawabnya sopan pada Alvin.
Alvin melangkahkan kakinya untuk pergi menemui para Eksekutor, karena System bilang kalau dirinya tidak bisa membantu siapa yang masih tersisa di balik penyerangan keluarga Moor dulu.
Seringai tipis muncul di sudut bibir Saria saat Alvin sudah sedikit lebih jauh dari sana. Saria dengan percaya dirinya masuk ke dalam kamar Jeni.
Terlihat Saria mendekati Jeni yang masih terbaring lemah di ranjangnya.
Jeni yang melihat Saria datang tersenyum "Saria tolong ambilkan saya air minum!" perintah Jeni lembut.
Saria mengangguk, dia mengambilkan air minum yang ada dalam gelas di atas laci, tapi saat dia akan menyerahkan pada Jeni dia melepaskannya.
Prang
"Upss!" Saria menutup mulutnya, dia kemudian menyeringai pada Jeni.
Tentu saja Jeni langsung menyadari kalau dia bukanlah asisten pribadinya" Siapa kamu!?" bentak Jeni sambil berusaha duduk.
"Hahahaha... Aku?" Saria menunjuk dirinya sendiri. Dia kemudian menatap Jeni dengan tajam "Malaikat mautmu!" wajah Saria berubah menjadi seperti iblis.
Sementara itu Alvin baru sampai di bawah, dia memijat pangkal hidungnya, karena memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah-nya.
Tiba-tiba Gard membawa seorang wanita yang babak belur dan sangat lusuh dengan tergesa-gesa.
"Tuan Moor gawat! Saria selama ini di sekap oleh seseorang, kami baru menemukan-nya barusan!" Gard memperlihatkan wanita yang dia gendong yang tidak lain adalah Saria.
Tentu saja Alvin langsung membelalak-kan matanya, bagaimana mungkin ada Saria lain yang ada di depan kamar Jeni
"Kalau dia Saria... yang dia di atas siapa?!" Alvin langsung tersentak, dia merasakan ada yang tidak beres.
Baru saja dia berpikir kemungkinan terburuk, terdengar suara Jeni yang menjerit histeris di kamarnya.
"Alvin! Toloooongg!" suara Jeni sangat keras. sehingga semua orang yang ada di sana mendengarnya, karena kamar mereka di lantai dua dan dekat dengan tangga.
"Pengawal!" Alvin berteriak kencang dan langsung berlari ke arah kamarnya.
Gard dengan panik meletakkan Saria dia sofa, dia juga bergegas berlari mengejar Alvin yang sangat tergesa-gesa menuju kamarnya.
Tangga yang biasa Alvin naikki seolah menjadi sangat tinggi, rahangnya mengeras. Dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau sampai terjadi sesuatu dengan Jeni.
Gard mendahului Alvin, dia tidak peduli dengan Alvin yang berlari lebih lambat darinya.
Alvin sudah menitihkan air matanya, dari pada istrinya yang harus meregang nyawa lebih baik dia yang rela mati untuknya.
"Sayang aku mohon bertahanlah!" gumam Alvin dengan air mata yang sudah bercucuran.
Suasana hati Alvin berkecamuk, pikirannya hanya ada Jeni, Jeni dan Jeni bertahanlah, dia tidak memikirkan apa-apa lagi.
Ketika Alvin sampai di atas tangga, dia melihat pintu yang sudah terbuka dan Gard menerobos masuk.
Jeni kembali berteriak lagi "Tidakkk.......! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
penguasamalam
bukannya jeni selalu ditemani pengawal?????
2022-12-26
1
Team Hore (≧∇≦)/
waduhhhh
2022-12-26
1
Min Amin
lanjut🔥🔥🔥
2022-12-09
0