Maya cukup kaget dengan jawaban Mawar,dia membenarkan jawaban putrinya tapi dia takut jika suatu saat Hendra menyadari semuanya maka mereka akan gagal menjadi orang kaya mendadak.
"Sudahlah ma,tugas mama sekarang,bujuk Tante Rini untuk mempercepat pernikahan ini,agar semuanya tidak ada yang tau,lagian janin ini paling juga masih dua minggu karena bulan kemarin aku masih datang bulan." Ucap Mawar santai,baginya kehamilan ini akan mendatangkan banyak keuntungan baginya,walau dia belum pasti tau kalau dia sedang hamil.
"Tapi sekarang lebih baik mama ke apotik saja dulu aku sedang malas keluar rumah." Mawar tampa ada rasa canggung menyuruh mamanya dan maya langsung pergi menuju apotik yang tidak jauh dari kediaman mereka.
Setelah mendapat apa yang dia inginkan Maya kembali ke rumah lalu memberikan benda itu kepada Mawar.
"Ini benda yang kamu inginkan, sekarang kamu pakai saja,kita lihat hasilnya,kalau memang kamu hamil kita harus secepatnya memaksa mereka untuk segera menikahi mu,sebenarnya kita tidak perlu memaksa karena sekarang Rini sedang sibuk mempersiapkan semuanya." Ucap Rini,Mawar lalu masuk ke kamar mandi lalu mencoba benda itu,setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit akhirnya dia tersenyum karena hasilnya seperti yang dia inginkan.
Mawar keluar dari kamar mandi,Maya yang menunggunya di depan pintu,langsung menatap kepadanya seakan menunggu jawaban darinya.
"Bagaimana hasilnya apa kamu sedang hamil?"
"Iya dong ma,masak tidak,seharusnya ini anak Daniel,tapi karena dia tidak punya masa depan yang jelas, terpaksa aku tidak memberi tahu ini kepadanya." Ucap Mawar.Baru kali ini ada wanita yang sangat bahagia mengetahui dirinya hamil di luar nikah,begitu juga dengan seorang ibu baru kali ini seorang ibu terlihat senang mendengar anaknya hamil di luar nikah.
"Janin ini sangat beruntung ma,dia masih orok saja,masa depannya sudah pasti,dan aku yakin suatu saat Hendra akan menuruti segala keinginanku karena dia berfikir aku hamil darah dagingnya." Ucap Mawar dengan senyum jahat di wajahnya.
****
Rini sangat sibuk mengurus segala kebutuhan untuk penyambutan pesta pernikahan kedua anaknya,semuanya sudah dia selesaikan tinggal memesan baju untuk pernikahan Hendra dan Mawar.Rini sudah menemui desainer pakaian pernikahan,dia seorang desainer hebat yang di pakai oleh para artis dan anak pejabat.
Rini menjadwalkan waktu untuk Hendra dan Mawar,dia sengaja melakukan semuanya dengan sangat sempurna karena dia ingin menantu pertamanya cemburu.Rini menyetir mobilnya menuju rumah Hendra,dia sengaja berangkat malam ke rumah mereka agar dia bisa bertemu Hendra anaknya.
Rini menekan bel beberapa kali tapi belum juga ada yang membuka pintu,Rini beberapa kali mengoceh karena seharian ini dia cukup lelah untuk mempersiapkan semuanya.
"Nyonya..Maaf nyonya,aku tidak mendengar pintu berbunyi." Ucap Iyem,Rini mengabaikan ucapan pelayan dia langsung menerobos pintu dan berjalan menuju ruang tamu.Dia semakin kesal karena melihat Stella dan Hendra sedang di sopa Hendra tidur di pangkuan istrinya membuat Rini benar-benar emosi.
"Kalian keterlaluan sekali ya,mama dari tadi membunyikan bel pintu,tapi kalian mengabaikan mama?" Ucap Rini,wajahnya memerah penuh emosi,dadanya naik turun menahan amarahnya,dia menatap sinis kepada Stella yang terlihat tidak peduli dengan ucapannya.
"Ma,itu karena aku melarang Stella,membuka pintu,aku sangat lelah jadi aku ingin tidur di pangkuan istriku." Ucap Hendra dia kembali duduk di sopa dengan wajah sedikit masam,mungkin dia tidak suka melihat kehadiran mamanya yang sudah malam.
"Ada apa mama kesini?" Tanya Hendra,seketika amarah Rini berkurang,kali ini dia ingin melukai perasaan Stella,karena sudah mengabaikannya.
"Mama datang kesini ingin mengatakan kalau besok kamu dan Mawar mendatangi internasional butik,mama sudah mendaftar jadwal kalian besok pagi untuk fitting baju pengantin kalian,mama sengaja membuat baju yang cukup mewah untuk kalian,mama tidak mau pernikahan mu ini nantinya membuatku malu." Ucap Rini,dia sengaja menekan ucapannya karena dia ingin Stella semakin terluka.
"Kenapa harus berlebihan seperti itu ma,semua orang juga tau ini pernikahan kedua_
"Karena mama ingin semuanya terlihat sempurna kamu memang pantas menikahi wanita yang sempurna nantinya,jangan membantah dan ikuti semua ucapan mama." Ucap Rini,dia terlihat kesal karena wajah Stella tidak berubah sedikit pun bahkan dia terlihat mendukung Hendra dengan senyumannya.
"Dasar wanita mandul,aku tau hatimu sangat terluka,terus lah berpura-pura bahagia,kamu tau ini awal penderitaan mu nantinya." Suara hati Rini,sementara Stella juga sadar kalau mertuanya berharap dia sakit hati dan terluka.
"Kalau kamu berharap aku menangis dihadapan mu malam ini mama mertua maaf itu tidak akan terjadi karena aku tidak akan pernah menangis lagi di hadapanmu,aku akan mencintai diriku sendiri dan suamiku yang masih mencintaiku sampai saat ini." Batin Stella,dia selalu tersenyum di hadapan suami dan mama mertuanya.
Karena Stella terlihat baik-baik saja,saat dirinya memberitahu tujuannya datang kerumah mereka,akhirnya Rini segera pamit,dia tidak ingin semakin kesal melihat wajah Stella yang terlihat baik-baik saja.
"Sial sekali,bisa-bisanya si mandul itu terlihat baik-baik saja,padahal aku sangat berharap dia menangis di hadapanku, dan memohon untuk membatalkan pernikahan mereka, ternyata dia santai saja." Sungut Rini di dalam mobilnya sambil pokus menyetir karena malam sudah semakin larut.
****
Keesokan harinya karena Rini takut Hendra tidak datang menemui desainer akhirnya Rini memutuskan untuk menemui Hendra di kantornya bersama Mawar.
"Ma,memangnya Hendra tidak marah kalau kita mendatanginya ke kantornya." Tanya Mawar,padahal hatinya begitu senang saat mereka sudah sampai di gedung pencakar langit milik suaminya,kata calon mertuanya gedung itu sudah milik suaminya sendiri.
"Mungkin juga marah,karena jarang Tante mendatanginya,tapi ini Tante lakukan karena Tante takut dia melupakan janjinya tadi malam." Jawab Rini.Mereka memasuki gedung perusahan milik anaknya,tampak para kariawan yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya.
Setalah sampai di depan ruangan milik Hendra,Rini langsung mendorong pintu,saat dia masuk kedalam dia sangat kaget melihat keberadaan Stella di sana,wanita itu tampak santai dan tersenyum ke arah mereka.
"Ngapain kamu kesini,kamu benar-benar tidak tau malu ya?"
"Maaf ma,Hendra yang menyuruhku datang kesini untuk mengantar makanan untuknya,aku tidak berniat menganggu kalian.Sayang aku pamit ya."
"Iya sayang terima kasih atas makanannya ya.Kamu hati-hati bawa mobil,dan pulang langsung ke rumah." Ucap Hendra dia beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri istrinya dan mencium kening istrinya.
Stella belajar mencoba untuk menerima kenyataan kalau dia harus mengikhlaskan suaminya menikah lagi,dan hannya satu harapannya yaitu cinta dan kasih sayang Hendra tidak berkurang untuknya.
*** Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments