Iyem membawa Stella ke ruang tamu,lalu dia beranjak ke dapur membawa segelas air putih kepada Stella.
"Nyonya minumlah." Ucap Iyem,Stella menerima segelas air lalu segera menghabiskannya,dia benar-benar lelah dengan semua keadaan ini.Dia sudah tidak mampu lagi jalan satu-satunya dia harus memaksa suaminya untuk menikah lagi.
Stella kadang berfikir kenapa dia begitu sulit untuk hamil saja,padahal dia sudah melakukan segala macam cara tapi hasilnya tetap nihi.Sekarang Stella sudah lelah,dia menyerah dengan semuanya,dan sekarang juga dia sudah ikhlas kalau suaminya harus menikah lagi.
Saat Stella sedang duduk di ruang tamu,tiba-tiba pintu rumah terbuka,dia menoleh ke arah pintu ternyata mama mertuanya kembali datang kerumahnya.
"Pagi ma.."
"Hm...Mana Hendra?"
"Sudah berangkat ma!!" Jawab Stella.Dia menghela napas berat,dia sudah tau pasti apa tujuan mama mertuanya menemuinya sepagi ini,dan dia juga tau mama mertuanya sengaja datang di saat Hendra suaminya sudah berangkat kerja.
"Kamu sudah tau kan apa tujuan mama datang kesini? aku tau kamu bukan orang bodoh,Stella,mama tau kamu sangat mencintai Hendra,tapi kamu kan tau sendiri kamu itu wanita mandul,tidak mungkin hendra tidak memiliki keturunan.Kamu taulan arti ucapan ku?" Ucap Rini tanpa perasaan membuat hati Stella bagai tertusuk ribuan jarum.Bagaimana bisa mertuanya itu menuduhnya wanita mandul di saat dokter mengatakan kalau rahimnya baik-baik saja.
"Terus maksud mama apa?"
"Aku ingin Hendra menikah lagi,aku tidak peduli kamu mau di madu atau tidak,intinya mama minta kepadamu,bujuk Hendra agar mau menikah dengan mawar,karena aku tidak mau Keluarga ini tidak memiliki keturunan.Inilah balasan buat kalian berdua,dulu mama sudah melarang,untuk menikahi mu tapi Hendra egois inilah akibatnya." Ujar mama mertuanya membuat hati stella semakin terluka.
"Baiklah ma,aku akan membujuk Hendra agar menerima tawaran mama."Jawab stella,dia berusaha keras agar air matanya tidak jatuh di hadapan wanita yang tidak punya perasaan itu.
Sudah terlalu lelah rasanya dipojokkan oleh mama mertuanya setiap mereka bertemu,bahkan menyalahkan dia dan menuduhnya wanita mandul yang tidak berguna dan sayangnya mama mertuanya berani menekan dia saat suaminya sedang tidak bersamanya.
Dulu awal pernikahannya dengan suaminya,Stella tinggal bersama mertuanya,karena mama mertuanya tidak mengijinkan mereka untuk pindah,tapi karena Rini selalu menekan dan menyiksanya secara fisik dan kebetulan saat itu Hendra menyaksikan sendiri akhirnya Hendra memilih membeli rumah dan mereka pisah dengan mamanya.
"Apa yang kamu pikirkan,ingat Stella sampai kapan pun aku tidak akan pernah menyukaimu,entah apa yang di lihat anakku dari wanita seperti kamu,lihatlah bahkan untuk punya anak pun kamu tidak bisa,sekalipun pun kamu setuju di madu oleh Hendra,aku yakin setelah hendra punya anak dia akan meluapkan mu,makanya berpikirlah dari sekarang." Ucap Rini,dia beranjak dari tempat duduknya.
"Ingat secepatnya kamu membujuknya,aku ingin menemui mawar hari ini,jangan sampai kamu mengulur waktu lagi." Ucap Rini,lalu dia pamit meninggalkan Stella yang masih duduk di ruang tamu.
Stella diam membisu di ruang tamu,iyem yang melihat penderitaan Stella cukup prihatin dengan Stella,dia tau persis bagaimana perjuangan nyonya pemilik rumah itu untuk segera memiliki keturunan dan sayangnya satu pun usahanya tidak ada yang berhasil.
Stella meninggalkan ruang tamu,dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang,seketika air mata yang sudah di tahannya dari tadi langsung jatuh membasahi wajah mulusnya.Lama sekali Stella menagis hingga dia terlelap karena merasa kelelahan.
*****
Rini berjalan memasuki sebuah resto,disana dia sudah berjanji akan bertemu dengan mawar dan orang tuanya.
"Hai...jeng Rini,apa kabar akhirnya kamu datang juga." Ucap Dewi mamanya mawar,mereka tampak basa basi dengan saling berpelukan.
"Kabar baik jeng,sudah lama menunggu maaf ya,aku tadi dari rumah menantuku si mandul itu,aku mengingatkan dia supaya tidak mempersulit keadaan maklum jeng,dia orang tidak tau diri,sudah mandul tapi melarang anakku untuk menikah lagi."Ucap Rini,dia memasang seorang wanita bermulut tajam.Sementara mawar hannya tersenyum tipis setelah dia menyalami Rini calon mertuanya.
"Terus mana nak Hendra jeng,bukankah seharunya dia ikut datang kesini?"
"Tidak jeng,dia ada meeting hari ini,maklum jeng dia seorang pria sibuk,namanya dia pemilik perusahaanya banyak yang harus diurusnya." Ucap Rini dengan nada sombong,mendengar ucapan Rini,dia semakin tidak sabar untuk dinikahi oleh pria tampan itu.
****
Stella duduk di sopa sambil menunggu suaminya,rasanya sudah bosan sekali menunggu Hendra kemabli dari kantornya,bahkan dia sudah bolak-balik menilik jam dinding.Setelah menunggu sampai pukul sembilan malam,akhirnya dia mendengar bunyi mobil suaminya,Stella beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menghampiri Hendra yang baru saja hampir masuk kedalam rumah.
"Sayang,kamu menjemput ku sampai ke pintu?tumben sekali apa kamu sangat merindukan aku?" Ucap Hendra,dia memberikan tas leptop miliknya kepada Stella lalu merangkul pundak Stella dan berjalan ke ruang tamu.
"Kamu sudah makan mas?"
"Sudah tadi,aku makan dengan klien hari ini cukup melelahkan karena dari pagi aku meeting terus." Ucap Hendra sambil membuka sepatunya.
"Sayang..Aku ingin bicara!!"
"Kalau kamu bicara hannya ingin menyuruhku menikah lagi lebih baik tidak usah aku sangat lelah please ngerti posisiku."
"Tidak mas,aku hannya ingin kamu menceraikan aku_
"Gila kamu,jangankan untuk menceraikan kamu,menikah saja aku tidak mau,kamu itu kenapa sih sayang,apa mama kembali menekan mu please jangan seperti ini kenapa sih sayang,aku tidak mau cerai denganmu apa pun yang terjadi."
"Kalau begitu menikahlah mas,aku akan menerima segala resikonya,aku mohon sekali ini saja tolong turuti keinginanku." Ucap Stella,tiba-tiba air mata yang sudah dia tahan dari tadi harus tumpah di hadapan suaminya.Sekakut apa pun dia dan sehebat apa pun pertahanan ternyata dia rapuh juga.
"Baiklah aku akan menikah,aku akan menuruti keinginan mu,aku tau kamu pasti di tekan oleh mamaku," Ucap Hendra,dia beranjak dari tempat duduknya lalu dia kembali menaiki mobilnya dan meninggalkan rumah.
"Maafkan aku sayang,hu..hu...hu..Aku juga sangat tidak rela berbagi suami dengan wanita lain,tapi aku melakukan ini terpaksa,aku sudah sangat lelah,dan aku juga tidak mau kehilangan kamu,hu...hu...hu...hu." Stella kemabli menangis sesenggukan rasanya air matanya sudah habis hanya untuk menangisi keadaanya yang sangat terpuruk.
*** bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments