Semua orang tidak ada yang berani mengangkat kepala ketika melihat singa penguasa ini terdiam dengan mata terpejam. Mereka tahu, sangat-sangat tahu kalau sebentar lagi akan segera terjadi badai di dalam ruangan tersebut. Diamnya si singa penguasa ini bukanlah hal yang baik menurut mereka. Biasanya jika semua orang di minta untuk berkumpul di ruang meeting kemudian mereka hanya di diamkan seperti ini, pasti ada salah satu di antara mereka yang sudah memancing kemarahan singa penguasa tersebut. Dalam ketakutan, semua orang saling menebak-nebak siapa di antara mereka yang sudah berani menabuh genderang perang dengan bos mereka. Sungguh, sangatlah bodoh orang tersebut.
"Ronald!" panggil Demian memecah kesunyian.
"Ya Tuan!.
"Apa mereka semua bisu?.
Mata Ronald langsung melirik kearah orang-orang yang berada di ruangan itu. Dia kemudian menatap tajam salah seorang di antaranya.
"Mulut mereka semua normal, Tuan. Tapi sengaja membisukan diri untuk menutupi kesalahan!.
Ronald, pria nomor dua yang sangat di takuti oleh semua orang setelah Demian Clovist ini di kenal sebagai malaikat pencabut nyawa dalam wujud manusia. Dia tidak segan-segan menghancurkan hidup seseorang yang berani membuat majikannya merasa tidak senang. Selain di kenal sebagai malaikat pencabut nyawa, Ronald juga mendapat julukan sebagai bayangan seorang Demian Clovist. Tangannya akan langsung bergerak ketika si singa penguasa baru akan membuka mulut. Sungguh sangat sial orang-orang yang berani mencari masalah dengan kedua pria ini.
"Kalau begitu buatlah mereka semua menjadi benar-benar bisu seumur hidup!" ucap Demian tak terbantahkan.
Ronald mengangguk. Dengan langkah lebarnya dia berjalan menghampiri seorang karyawan wanita yang sejak tadi sudah terlihat gelisah. Tanpa pandang bulu Ronald langsung menarik tubuh wanita tersebut kemudian mendorongnya hingga jatuh terjerembab di lantai. Belum sempat wanita tersebut mengeluarkan suara, Ronald sudah lebih dulu menyeretnya kearah depan kemudian kembali mendorongnya hingga kepalanya membentur kaki meja.
Bruuukkkkkk
"Jadi kau yang membuat semua orang menjadi bisu, iya?.
Mata elang Demian menatap tajam kearah karyawannya yang ketahuan ingin main belakang dengan salah satu perusahaan yang menjadi rivalnya. Emosinya yang baru saja mereda setelah di paksa menikahi Sheril seketika kembali menggelegak begitu mendengar ada seorang penghianat di perusahaannya. Dia kemudian memerintahkan Ronald untuk sesegera mungkin mengumpulkan semua orang, termasuk si penghianat yang sedang terduduk di bawah kakinya.
"T-Tuan Demian, a-apa salah saya?" tanya si karyawan wanita sembari menekan keningnya yang mengeluarkan darah.
"Beraninya kau bertanya seperti itu pada Tuan Demian! Cari mati!" sentak Ronald kemudian maju mendekat.
Demian mengangkat satu jarinya kearah Ronald. Dia kemudian menggelengkan kepala.
"Jangan bunuh penghianat ini dulu, Ronald. Aku ingin melihat sejauh mana dia mampu berpura-pura tidak mengetahui kesalahan apa yang sudah dia lakukan!.
"Baik Tuan!" sahut Ronald kemudian mundur perlahan.
Beberapa dari orang yang ada di sana melirik iba akan nasib dari rekan mereka yang saat ini sedang berada di ujung tanduk. Mereka sungguh tak habis fikir kenapa wanita ini berani menyulut emosi si singa penguasa ini. Padahal wanita tersebut bukanlah karyawan baru, dia juga memiliki jabatan yang lumayan tinggi di Clovist Group.
"Masih belum mengaku juga?" tanya Demian sembari memilin ujung dasinya. "Sebaiknya kau jangan membuatku menunggu terlalu lama. Kau tahu bukan kalau aku ini bukan tipe orang yang penyabar?.
Di gertak seperti itu membuat tubuh si karyawan tersebut bergetar hebat. Namun hal itu tidak serta-merta membuatnya mau mengakui kesalahan yang sudah dia perbuat. Sebisa mungkin karyawan itu mencari celah untuk bisa membuat pria mengerikan ini kembali percaya padanya.
"T-Tuan Demian, saya benar-benar tidak tahu kesalahan apa yang sudah saya lakukan. Selama ini saya bekerja dengan sepenuh hati untuk membantu Clovist Group semakin maju. Jadi mustahil kalau saya melakukan kesalahan seperti yang Tuan tuduhkan barusan!.
"Mustahil kau bilang?.
Tawa Demian langsung memenuhi ruangan tersebut begitu dia mendengar bagaimana cara karyawan ini mengelak dari kesalahannya. Bahkan wanita tak tahu diri ini berani menyebut kalau dirinya telah salah menuduh.
"Hahhahahaahaaa... kau dengar itu, Ronald? Dia bahkan berani menyebutku telah salah menuduhnya. Tidakkah menurutmu lidahnya terlalu pandai berbelit? Hahahhahaa!!.
Para karyawan yang lain bergidik takut mendengar suara tawa yang lebih mirip sebagai terompet pencabut nyawa. Tubuh mereka semua bergetar, mereka bahkan menahan nafas ketika mendengar lanjutan kata dari si singa penguasa yang sedang murka.
"Lakukan sekarang, Ronald!.
"Baik Tuan!.
Begitu mendapat perintah, dengan kasar Ronald menjambak rambut karyawan wanita tersebut kemudian menekan kepalanya ke tepian meja. Ronald bahkan tidak bergeming ketika karyawan tersebut menangis meminta ampun agar di lepaskan.
"Diam! Tuan Demian sangat tidak menyukai orang yang berisik!" gertak Ronald sambil membuka berkas dengan satu tangannya. "Kau baca ini dengan baik setelah itu jelaskan pada Tuan Demian apa yang sudah kau baca. Lakukan secepat dan sedetail mungkin karena hanya ini yang bisa menyelamatkan nyawamu. Sekarang!.
Sambil terus terisak dan menahan sakit karyawan tersebut segera membaca semua berkas yang di sodorkan kepadanya. Sedetik kemudian tubuhnya kaku, bahkan suara tangisnya tak lagi terdengar.
Demian dan Ronald menyeringai. Mereka tahu kalau karyawan ini sudah tidak bisa berkelit lagi dari semua bukti-bukti yang tertera di dalam berkas tersebut. Merasa sudah cukup memberi waktu, Ronald segera mengambil berkas tersebut kemudian mencengkeram kuat dagu si karyawan.
"Apa kau masih punya nyali untuk menuduh Tuan Demian?.
"T-Tuan Ronald, s- saya salah. Saya-saya...
Plaaakkkkkkk
"Beraninya kau membocorkan file-file perusahaan pada orang lain. Kau sudah gila ya, hah!.
Karyawan tersebut jatuh pingsan setelah Ronald menamparnya beberapa kali. Dengan tidak berprikemanusiaan Ronald menyeret rambut wanita tersebut kemudian melemparkannya keluar dari ruangan. Dia lalu memerintahkan penjaga yang ada disana untuk membuang si karyawan ke halaman depan perusahaan.
"Biarkan penghianat ini menjadi tontonan semua karyawan yang ada disini. Dan ingat, jika ada orang yang ingin menjadi pahlawan kesiangan, segera beri mereka pelajaran. Juga jangan pernah biarkan penghianat ini pergi dari halaman perusahaan sampai Tuan Demian sendiri yang menginginkannya untuk pergi. Kalian paham!.
"Paham, Tuan Ronald!" sahut dua orang penjaga kemudian segera membawa tubuh lemas si karyawan pergi dari sana.
Ronald kembali masuk ke dalam ruangan sembari menatap tajam semua orang yang ada di sana. Sebuah smirk muncul di sudut bibirnya ketika melihat ada salah satu dari karyawan yang hampir pingsan karena ketakutan.
"Ini adalah pelajaran bagi orang-orang yang berani berkhianat kepada Tuan Demian. Yang di terima oleh rekan kalian tadi itu belum seberapa karena setelah ini dia tidak akan bisa di terima kerja dimana pun. Atau kalian bisa mengartikan kalau wanita penghianat itu adalah calon gelandangan baru di negara ini. Jika kalian berminat untuk mengikuti jejaknya silahkan lakukan sesuatu yang bisa membuat Tuan Demian merasa tidak senang. Jangan khawatir, aku akan dengan senang hati membuat hidup kalian seperti berada dalam neraka!" ucap Ronald memberikan ultimatum pada bawahannya.
Tidak ada satupun dari mereka yang berani membuka suara. Semuanya menunduk takut, masing-masing berdoa dalam hati agar tidak melakukan kesalahan sekecil apapun yang bisa memancing kemarahan kedua pria yang ada di hadapan mereka.
"Baiklah, aku rasa kalian cukup sayang dengan kenyamanan yang kalian nikmati sekarang. Jadi kembali ke ruangan masing-masing dan bekerjalah dengan giat. Clovist Group tidak membutuhkan para pemalas karena kami hanya menginginkan orang yang berkompeten. Semakin kalian berprestasi, maka jabatan kalian akan semakin tinggi. Sekarang bubar!.
"Permisi Tuan Demian, Tuan Ronald!" pamit para karyawan dengan terburu-buru.
Demian menghela nafas panjang setelah semua karyawan pergi. Matanya terpejam.
"Anda baik-baik saja?" tanya Ronald.
"Siapkan hotel untukku" jawab Demian.
"Lalu Nona Sheril?.
"Kalau kau mau kau boleh mengirimnya langsung ke neraka!.
"Kalau begitu saya akan memesan kamar untuk anda, Tuan. Mohon tunggu sebentar" ucap Ronald kemudian segera menghubungi salah satu hotel bintang lima untuk memesan kamar.
"Sudah, Tuan!.
Demian mengangguk.
"Antar aku kesana sekarang."
"Baik," sahut Ronald kemudian segera mengikuti langkah majikannya keluar dari ruangan tersebut.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
...🍒 VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA GENGSS.....
...LIKE, COMMENT, DAN RATE BINTANG LIMA...
...🍒 IG: emak_rifani...
...🍒 FB: Rifani...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Tinaaaa_57
semangat Mak revisinya
2021-07-12
0
free tabita
untunglah mulai ada tanda"
2020-09-17
0
Sept September
liken yaa
2020-09-14
0