Flashback
"Aku tidak setuju kau menikah dengan pria itu, Sheril!" sentak Kevin sambil menggebrak meja. "Dia sangat bengis, semua orang tahu itu. Dia bahkan tidak ragu untuk bersikap kejam pada saingan bisnisnya sekalipun itu adalah seorang wanita. Aku tidak mau kau kenapa-napa, Sher. Tolong pikirkan baik-baik keputusanmu itu!.
Sheril duduk diam sambil mendengarkan amukan kakaknya. Yah, saat ini dia sedang berada di JL Group, perusahaan yang di pimpin oleh kedua kakaknya yang juga adalah perusahaan miliknya. Dia datang kemari untuk meminta izin pada kakaknya kalau dia akan menikah dengan Demian, pria yang begitu dia puja sejak dulu.
"Kak Kevin benar, Sher. Demian itu bukan pria yang baik untukmu. Jadi batalkan saja ya pernikahan kalian" imbuh Anaya ikut membujuk adik bungsunya.
"Tapi aku mencintainya, Kak Naya, Kak Kevin. Aku masih sangat mencintai Kak Demi" sahut Sheril mantap. "Aku tahu dia kejam, tapi dia pasti mempunyai alasan. Dia itu sebenarnya adalah pria yang baik, mungkin karena terlalu lelah jadinya dia menjadi sangat dingin pada orang lain. Kalian jangan hanya memandang dari luarnya saja, itu tidak benar, Kak."
Kevin mendengus. Dia dan Anaya sama-sama tahu bagaimana apa adik bungsu mereka menggilai pria bernama Demian itu. Meskipun Sheril sempat lupa ingatan selama bertahun-tahun, nyatanya begitu sembuh dia langsung memburu Demian. Adiknya itu langsung kembali dari luar negeri begitu ingatannya pulih. Sepertinya kenangan masa lalu mereka benar-benar membekas di hati adiknya, dan Kevin harus menerima itu meski tak ingin.
"Kak Kevin, jangan marah ya? Aku tahu kau khawatir padaku, begitu pun Kak Naya. Tapi ini adalah kesempatanku untuk bisa bersama Kak Demi, aku ingin hidup bersamanya Kak" rayu Sheril setelah berdiri di samping kakak lelakinya.
"Sher, di sini itu hanya kau yang menginginkan pernikahan kalian terjadi, Demian tidak!" ucap Anaya mengingatkan. "Aku bahkan bisa merasakan kalau pria dingin itu sudah tak mempunyai perasaan apapun lagi padamu. Kau itu hanya tinggal masa lalunya saja, aku khawatir kau hanya akan kecewa jika tetap memaksa masuk dalam hidupnya. Dia itu sangat kejam Sher, dan kekejamannya berlaku untuk semua orang."
Sheril menggigit bibir bawahnya pelan. Yang di katakan oleh Kak Naya memang benar adanya kalau Demian tak lagi menyukainya. Dia pun bisa merasakan hal itu dari cara menatap Demian yang di penuhi aura kebencian. Tapi Sheril masih ingat dengan janji mereka. Dia pernah berjanji akan datang untuk melamar Demian, dan sekarang waktunya sudah tiba. Tuhan seperti membukakan jalan untuknya memenuhi janji tersebut.
"Kak Naya, terima kasih sudah mengingatkan aku. Tapi aku akan tetap menikah dengan Kak Demi, aku juga tidak mungkin mengecewakan harapan Bibi Medina yang ingin agar kami bisa segera menikah. Aku terlalu mencintai Kak Demi, juga terikat oleh janji yang ku ucapkan dulu. Janji adalah hutang yang harus di bayar Kak."
Kevin dan Anaya saling melempar pandangan. Keduanya seakan putus asa meyakinkan adik mereka agar tak menikahi Demian. Sambil memijit tulang hidungnya, Kevin menanyakan keseriusan Sheril atas pernikahan sepihak itu. Dia ingin memastikan apakah adiknya ini sudah benar-benar siap untuk membangun rumah tangga atau hanya sekedar obsesi yang terbalut janji masa lalu.
"Kau yakin tidak akan menyesal dengan pernikahan itu?.
Sheril tersenyum. Dia lalu menganggukkan kepala.
"Yakin, Kak."
"Jika seandainya Demian tetap tak menerimamu kemudian melakukan sesuatu yang jahat, apa yang akan kau lakukan?" tanya Kevin lagi.
"Aku akan berusaha membuatnya mau menerimaku, Kak. Biar bagaimana pun dulu kami pernah bersama, aku yakin sekali dia pasti belum lupa dengan kenangan itu" jawab Sheril yang kekeh ingin tetap menikah dengan pria pujaannya.
Kevin menghela nafas. Dia kemudian melihat kearah adiknya yang terlihat sangat tidak setuju dengan pilihan adik bungsu mereka.
"Bagaimana menurutmu? Adik kita sudah tidak bisa di goyahkan lagi, dia ingin tetap menikahi Demian."
"Mau bagaimana lagi, Kak. Percuma juga kita melarangnya, dia bukan lagi anak-anak seperti dulu" jawab Anaya pasrah.
"Hei hei, kenapa kalian membicarakan aku seolah aku tidak ada di sini ya?" sindir Sheril gemas.
"Biar saja. Siapa suruh kau menjadi gadis yang nakal!" sahut Anaya kesal.
"Iya benar, kau sangat nakal" imbuh Kevin ikut mengolok adik bungsunya.
Sheril terkekeh.
"Jadi kalian memberikan restu pada pernikahan kami, bukan?" tanya Sheril meminta kepastian.
"Asalkan itu bisa membuatmu bahagia maka aku akan merestuinya" jawab Kevin. "Menikahlah jika memang itu yang kau inginkan."
"Kak Naya?" tanya Sheril lega sembari menatap kakak perempuannya.
"Hmmm, sebenarnya aku sangat tidak setuju. Tapi aku lebih tidak setuju lagi jika harus melihatmu bersedih" jawab Anaya sembari menarik nafas dalam-dalam. "Aku merestuimu, adikku sayang. Semoga kau bahagia dengan pria yang kau pilih."
"Terima kasih, aku tahu kalian berdua pasti akan merestui pernikahanku. Aku sangat mencintai kalian berdua, selamanya!.
Flashback Now
Sheril diam mematung di depan kaca setelah merias wajahnya agar lukanya tak lagi terlihat. Pikirannya tengah melayang pada percakapan yang terjadi antara dia dengan kedua kakaknya sebelum pernikahan ini terjadi. Jika kalian berfikir kalau Sheril sedang menyesali pernikahannya dengan Demian, maka kalian salah besar. Sedikitpun tak pernah terbersit penyesalan di benak Sheril meskipun dia mendapat perlakuan yang begitu kejam dari suaminya. Rasa cinta yang di miliki oleh Sheril terlampau kuat hingga membuatnya mampu meyakinkan diri untuk tetap mempertahankan rumah tangganya bersama Demian.
Suara decitan pintu membuyarkan lamunan Sheril. Dia tersenyum manis ketika matanya bertatapan dengan mata suaminya yang sedang menatapnya datar.
"Jangan memperlihatkan senyum seperti itu di hadapanku atau aku akan merobek mulutmu saat ini juga" hardik Demian kesal.
"M-mmaf, Kak" cicit Sheril pelan. "Apa Ayah dan Ibu sudah datang?.
Demian mengangguk. Dia lalu menoleh kearah pelayan yang berada di dekat pintu.
"Oleskan salep ini ke punggungnya. Pastikan obatnya merata karena aku tidak mau melihatnya menggeliat kesakitan di depan orangtuaku" ucap Demian seraya menyodorkan botol obat pada pelayan.
"Baik, Tuan!.
Demian melangkah masuk ke dalam kamar kemudian duduk di sofa. Dia menyalakan televisi, menonton berita tentang bisnis saham dimana lagi-lagi kesuksesan perusahaannya yang paling ramai di bicarakan. Berita baik tersebut cukup membuat mood Demain sedikit membaik setelah orangtuanya memaksa untuk menemui Sheril hari ini juga.
"Sshhhhh..."
Desisan lirih keluar dari mulut Sheril saat dia merasakan perih ketika luka bekas cambukan di punggungnya nya di olesi obat oleh pelayan. Dia kemudian tersenyum melihat raut wajah pelayan yang terlihat begitu khawatir.
"Tidak apa-apa. Teruskan saja pekerjaanmu" ucap Sheril menenangkan.
"Baik, Nyonya."
Ada kepiluan di hati Sheril ketika melihat kebekuan di diri suaminya. Namun dia segera menepis perasaan pilu tersebut dari dalam hati, dia tak ingin ada celah yang bisa menggoyahkan perasaannya pada Demian. Untuk menghibur diri, diam-diam Sheril memperhatikan suaminya dari pantulan kaca. Bahagianya begitu membuncah melihat senyum di bibir pria itu meskipun Sheril sadar kalau senyum itu bukan tertuju untuknya.
"Sudah selesai, Nyonya. Biar saya bantu merapihkan pakaian anda" ucap pelayan dengan sopan.
"Oh iya, terima kasih banyak sudah mau membantuku ya" sahut Sheril dengan lembut.
"Sama-sama, Nyonya. Itu sudah menjadi tugas saya sebagai pelayan anda."
Ekor mata Demian melirik kearah pelayan yang sedang membantu Sheril merapikan pakaian. Dia sedikit kaget melihat luka yang ada di punggung istrinya. Namun kekagetan itu hanya sekilas karena setelahnya Demian nampak tersenyum puas. Ya, dia puas karena bisa membuat wanita itu menderita.
'Ini belum seberapa, Sheril. Ke depannya masih ada lautan neraka yang jauh lebih menyakitkan lagi ketimbang hanya cambukan ikat pinggang. Tunggu saja, kau pasti akan sangat menyesal karena sudah berani masuk ke dalam hidupku. Aku janjikan itu!.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
...🍒 VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA GENGSS.....
...LIKE, COMMENT, DAN RATE BINTANG LIMA...
...🍒 IG: emak_rifani...
...🍒 FB: Rifani...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Elsashi Zoya
Kak Rif...
Mereka kan berpisah saat Cery usia 14 tahun.
Dan setelah 10 tahun mereka baru bertemu.
Iya kah twajah Cery berubah drastis, sampe Demi gak mengenali ?
Soalnya aku inget inget wajah temen temen aku SMP nih kak, sampe sekarangpun wajah mereka masih sama kaya dulu setelah 15 tahun. Berubah palingan juga dikit, nambah tembem atau makin tirus, dan juga nambah kerutan 😆
Hehehee aku nya jadi mikir aja sih sampe kesitu.. 😁
2021-07-17
1