Fatika mengejar sang putra dengan tergopoh-gopoh. Pasalnya, Dimas berjalan sangat cepat.
"Dimas, tunggu, Nak!"
Fatika tak perduli teriakan suaminya. Karena ini sudah malam dan wanita anggun ini takkan tega membiarkan, putranya menyetir malam-malam. Apalagi, di luar sedang gerimis.
"Maaf, Um. Dimas, pulang dulu ya. Umma, tak perlu menahanku. Sejak awal aku memang gak seharusnya datang kerumah ini."
"Ya Allah, kenapa jadi begini?"
"Dimas, mana bisa menikah dengan alasan bisnis. Ini sudah diluar jalur dari rukun nikah. Nikah itu ibadah terlama. Dimas juga mau memiliki rumah tangga yang awet sampai tua, seperti kalian. Kenapa, ayah tidak bisa mengerti hal ini? Apa ayah mau, pernikahanku setahun dua tahun terus bubar jalan?" Dimas berkata pelan, tapi tak dapat di pungkiri jika dirinya saat ini tengah menahan geram.
"Maafkan ayah kamu ya. Mungkin, ayah saat ini sedang di lema dan dalam kebingungan. Masalahnya, perusahaan ini turun temurun dari eyang buyut." Fatika, terlihat beberapa kali mengusap pipinya.
Ia sudah menunggu cukup lama, hingga akhirnya Dimas memiliki waktu luang dan mau datang kerumahnya. Bahwa, ingin menginap pula. Akan tetapi, suami tercinta telah merusak semua. Karena, ia menyampaikan sesuatu di waktu yang tidak tepat juga dengan cara bicara yang minum adab.
Meskipun, kita sejatinya adalah orang tua. Dan Kita tau jika anak diwajibkan mendengarkan apa kata-kata kita. Namun, sesungguhnya mereka juga punya hak untuk kita dengar pendapatnya. Mereka juga punya hak untuk kita pikirkan perasaannya.
"Apapun itu alasannya, rencana ayah tetaplah salah. Masih banyak cara untuk mendapatkan investor. Bukan dengan cara kawin silang yang berujung nikah terpaksa. Ini bukan dunia novel atau pun drama Korea. Dimana waktu akan merubah benci menjadi cinta. Pernikahan itu bukan Medan untuk ajang coba-coba. Kalau cocok terus dan sebaliknya bubar, cerai. Dimas tidak ingin hal buruk seperti itu di masa depan nanti, Um."
Fatika menyentuh lengan sang putra, berharap Dimas mengurungkan niatnya dan mau mengalah pada papanya. Namun, sang putra tetap menolak dengan menepis lembut tangannya.
"Umma, jaga kesehatan dan jangan banyak pikiran. Sesampai di rumah nanti, Dimas telepon." Dimas pun berlalu setelah mengecup punggung tangan wanita yang melahirkannya itu kemudian, melakukan kecupannya sekilas ke salah satu pipi Fatika.
Wanita paruh baya itu hanya dapat memandang kepergian putranya itu dengan sedih. Ia sangat menyesali sikap sang suami yang tidak pernah bisa menemukan cara dan waktu yang tepat untuk berbicara kepada Putra mereka.
Apalagi, Dimas memiliki watak yang sama keras dengan suaminya. Anak itu, jika sudah memiliki kemauan maka akan berusaha untuk mendapatkannya dengan segala perjuangan dan pengorbanan.
Kenapa, Jaydan tidak bisa mengerti. Dimas laksana pantulan cermin dirinya.
"Sudah, anak keras kepala itu tak perlu kau tangisi. Memang dia anak yang tak tau balas budi!" Jaydan yang sudah selesai makan menyeka mulutnya dengan tissue. Bisa saja dia makan setelah membuat putranya sendiri keluar dari rumah.
"Berhenti menyalahkan anak mu, Mas. Apa kau tak ingat kisah mu dulu? Ketika Opa ingin menjodohkanmu dengan salah satu anak kawannya. Apa langkah yang kau ambil sehingga, Mas lebih memilih menikahiku yang hanya karyawan pabrik biasa? Apa, Mas lupa. Jika, kau dulu begitu menjunjung tinggi nilai cinta?" cecar dari Fatika yang membuat Jayden terpojok hingga tak mampu bicara.
Pria itu mengeratkan rahangnya. Ia berusaha menolak kebenaran dari ucapan sang istri lantaran sisi egoismenya. Hanya satu yang ada di pikirannya saat ini. Perusahaannya tidak boleh gulung tikar, ia harus mencari cara agar mendapatkan investor besar.
"Seharusnya, sebagai seorang istri kau membela suamimu. Bukan mendikteku seperti itu. Setidaknya kau bujuk putramu yang pembangkang itu agar sedikit menurut!" Jaydan nampak murka dengan setiap kebenaran yang di ungkap oleh Fatika.
"Jika sang suami salah, apakah seorang istri tetap harus membelanya? Bukankah istri itu penasihat dalam rumah tangga?"
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Uyhull01
udah salah g mau d salahkan,
2023-01-31
1
Yunia Afida
dasar bapak kinder joy, egois g busa berkata halus
2022-12-07
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
ladalah ayah dulu juga bgt trus knp sekarang memaksa anaknya untuk menjadi sepertimu
2022-12-05
1