Samuel memarkirkan motornya di depan rumah seorang gadis, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena helm.
Dia berjalan dengan tubuh tegap menuju pintu kemudian memencet bel, hingga seorang gadis cantik membuka pintu.
"Akhirnya datang juga, ayo masuk El aku udah nunggu lama," sambut Sasa membuka pintu lebar-lebar.
Tidak lupa gadis cantik itu mengambil kresek yang diberikan Samuel untuknya.
"Duduk dulu, aku ke belakang bentar buat siapin," ucap Sasa dan di jawab anggukan oleh Samuel.
Laki-laki berwajah dingin itu menyendarkan tubuhnya dengan rileks pada sandaran kursi. Saat menjemput Ara tadi, Samuel mendapat pesan dari Sasa yang ingin makan siang bersama, itulah mengapa Samuel buru-buru pergi.
Walau jatuh cinta, bukan berarti sikap dingin Samuel hilang, tidak sama sekali. Sasa tidak bisa menghilangkan sikap dingin yang dia miliki.
Laki-laki wajah dingin itu menegakkan tubuhnya setelah melihat kedatangan Sasa membawa dua mangkuk mie ayam sesuai rekueasan gadis cantik itu tadi.
"Bang Saga belum pulang sejak ketemu kamu semalam, jadinya aku sendirian di rumah," ucap Sasa tanpa di tanya.
"Kenapa nggak telpon? Gue bisa saja nemenin lo," jawab Samuel mengeser duduknya ketika Sasa ikut duduk setelah meletakkan dua piring di atas meja.
"Nggak enak, lagian kita baru jadian." Sasa tertawa sekilas membuat Samuel ikut menyungingkan senyumnya walau sangat tipis.
"Jadi sekarang kita sudah jadian?" tanya Samuel.
"Tantu saja, kamu kan udah minta izin sama Bang Saga semalam, gimana sih."
"Ah iya lupa."
"Udah deh mending kamu makan dulu, katanya tadi belum makan," sela Sasa memberikan mangkuk pada Samuel.
Samuel mengangguk patuh dan menyantap mie ayam yang dia bawa sendiri tadi. Sesekali melirik Sasa yang juga sibuk dengan makannya.
Dia meletakkan mangkuknya di atas meja, kemudian memegang rambut Sasa yang hampir turun ke mangkuk.
"Kebiasan," guman Samuel. Laki-laki berwajah dingin itu melirik sekitar dan mendapatkan jepit rambut di sofa. Dia mengambilnya dan menjepit seluruh rambut panjang Sasa.
"Nah kan gini bangus," ucap Samuel tanpa senyuman padahal baru saja memuji.
"Makasih mas Pacar," canda Sasa malah di tanggapi serius oleh Samuel dengan telinganya yang memerah.
Laki-laki wajah dingin itu mengusap tengkuknya yang tidak gatal sama sekali karena salah tingkah. Percayalah dia tidak tahu harus melakukan apa, karena ini baru pertama kali untuknya pacaran setelah menganggumi dalam diam cukup lama.
"El, besok aku mau les jadi nggak bisa ketemu. Soalnya kalau absen dimarahin sama Abang." Sasa memberitahukan dengan wajah cemberut.
"Nggak papa, kan bisa gue jemput pas pulang. Lo tinggal telpon saja."
"Siap-siap mas Pacar. Oh iya udah adzan, mending kamu sholat dulu takut waktunya habis, atau mau ditemenin ke masjid?" tawar Sasa ketika mendengar suara adzan berkumandang.
"Boleh," sahut Samuel.
Akhirnya sepasang remaja itu berjalan di pinggir jalan menuju masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah Sasa.
Samuel menghentikan langkahnya di depan masjid sebentar. "Mau ditunggu?"
"Iya, aku tunggu di teras masjid, jangan buru-buru nggak papa kok," sahut Sasa.
Gadis cantik itu mendudukkan diri di teras masjid dan memperhatikan Samuel yang berjalan menuju tempa wudhu. Meski berbeda keyakinan juga Agama, keduanya saling menghargai satu sama lain.
Sasa menselonjorkan kaki kecilnya karena merasa pegal, ini bukan untuk pertama kalinya dia mengunjungi tempat suci, dia sering berkunjung jika menemani Samuel menunaikan ibadah jika jalan berdua saja.
"Nggak sholat neng? Sudah mau mulai itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Kendarsih Keken
Akan sulit kedepan nya El kalau kamu sama Sasa , yang pasti2 aja El yng jelas nya ortu mu merestui 🤭🤭
2022-12-22
0
💞~`Inez Bunda Ne Rhara '~💞
cinta beda Agama ya .. jadi penasaran ko' akhir nya El sama Ara dan jatuh cinta sama Ara gimana ceritanya ya
2022-12-09
0
Puja Kesuma
jls jls adacyg sekeyakinan bg el nolak...mau dibawa kmn tuh klo beda gitu..yg ada sakit hati klo putus el😁😁😁
2022-12-06
0