"Fahmi? Ada hubungan apa kamu sama Fahmi, Nak?" Pertanyaan penuh selidik itu ditujukan Bu Ami untuk putrinya. Selama ini yang ia tahu, Nida tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun.
Nida yang mendapat pertanyaan dari sang ibu langsung menggeleng dengan cepat.
"Nida dan Kak Fahmi nggak ada hubungan apa-apa kok Bu." Jawabnya.
Karena jujur saja saat ini banyak pasang mata yang menatapnya. Apalagi Davin, ia takut kalau laki-laki tampan itu akan berpikiran yang tidak-tidak. Nida tidak ingin Davin salah mengira.
"Ibu nggak akan ngelarang kalau kamu dan Fahmi memang pacaran, Nak." Ujar Bu Ami.
Sebagai seorang ibu, Bu Ami tidak pernah mengekang jika Nida ingin punya pacar karena itu sah-sah saja. Usia putrinya itu juga sudah pantas untuk membina rumah tangga. Fahmi juga laki-laki baik tidak pernah neko-neko, tutur katanya selalu sopan bila bertemu yang lebih tua.
Nida dibuat kelabakan. "Bener Bu, kami cuma sebatas teman. Tidak lebih, percaya sama Nida, Bu." Nida meyakinkan ibunya itu dengan tatapan keseriusan berharap wanita paruh baya itu mempercayai omongannya. Bahwa memang tidak ada hubungan yang spesial antara dirinya dan Fahmi.
"Bu, sudah. Ada tamu nggak sopan bila kita abaikan." Sela Pak Arif menghentikan sang istri yang hendak bicara lagi pada anak semata wayang mereka.
Bu Ami pun sadar kalau di rumahnya masih ada Pak Jaya sekeluarga.
"Maaf ya Bu Jaya, Pak Jaya. Saya jadi kelupaan." Ucap Bu Ami. Sepasang suami istri itu hanya tersenyum dan mengangguk. Lain dengan Davin yang menatap Nida dengan ekspresi yang tak bisa di jelaskan.
"Aila mau mamam ini." Suara cadelnya Kayla memecah keheningan sesaat. Batita imut itu tanpa di perintah sudah membuka bungkus yang berada di tangan kanan Nida, lalu memakannya sendiri.
"Enak sayang?" Tanya Nida.
Kayla mengangguk-angguk lucu. "Enat, Aila cuka." Jawabnya sambil menampilkan gigi susunya membuat Nida ingin sekali menggigit pipi bakpaonya.
"Jangan banyak-banyak Kayla." Tegur Davin melihat sang ponakan lahap sekali memakan kebab itu.
"Nid, wajahnya Kak Davin kok semakin datar ya?" Bisik Nabila. Sedari tadi Nabila memperhatikan Davin yang tidak lepas memandangi wajah Nida.
"Dari dulu dia kan begitu." Jawab Nida dengan berbisik pula sembari terkekeh kecil.
"Enggak Nid, ini benar-benar beda dari biasanya. Coba deh kamu lihat." Ucap Nabila.
"Masa sih?" Nida tidak begitu percaya. Dengan setengah ragu Nida melirik wajah Davin. Apa yang di katakan Nabila memang benar.
"Iya, sepertinya ia tengah menahan amarah." Batin Nida.
Hingga satu jam kemudian, Davin mengajak Kayla untuk pulang karena dirasa sudah cukup bertemu dengan Nida apalagi waktu juga menunjukkan pukul setengah sembilan. Sudah waktunya Kayla untuk tidur.
"Ayo Kayla sekarang kita pulang." Ajak Davin menghampiri Kayla yang berada di ruang tengah menonton sinetron bersama Nida dan Nabila.
"Aila ndak au puyang, Aila au Mama." Ucapnya, kemudian beringsut ke tubuh Nida, memeluk sangat erat seolah tidak mau terpisah lagi.
"Sekarang waktunya Kayla bobo, Kayla kan belum minum susu." Dengan lembut Davin marayu batita imut itu, posisinya berjongkok di hadapan Nida.
Kayla menenggelamkan wajahnya di dada Nida sembari menggeleng.
"Kenapa Kayla nggak mau pulang?" Tanya Nida seraya mengelus punggung kecil itu.
"Ayla au bobo cama Mama." Jawabnya.
"Nggak bisa sayang, nanti kamu merepotkan Kak Nida." Ucap Davin.
"Pulang ya." Ajak Davin sekali lagi.
"Ndak au, Ayla bobo cama MAMA!" Membuat Davin menghela nafas. Jika tetap dipaksa yang ada Kayla akan mengamuk lagi.
"Mm, Mas Davin. Untuk malam ini biarkan Kayla tidur dengan saya." Ucap Nida. Tidak tega juga melihat Kayla yang bersikeras ingin tidur dengannya.
"Kayla kalau tengah malam suka rewel. Nanti bisa ganggu tidurnya kedua orang tua kamu." Ucap Davin nampak keberatan.
Sementara Nabila yang duduk di sebelah Nida, hanya bisa mengulum senyum. Bagi Nabila melihat Davin dan Nida seperti itu sudah seperti keluarga kecil yang sesungguhnya.
"Om Dapin puyang aja, danan dandu Aila." Kayla mendorong tubuh Davin yang masih berjongkok di hadapannya.
"Eh, nggak boleh gitu sayang." Nida memperingati Kayla.
Kedua orangtua Davin dan kedua orangtua Nida hanya memperhatikan saja.
"Saya nggak keberatan kalau Kayla nginap di sini Pak Jaya." Ucap Pak Arif dan diangguki oleh Bu Ami membuat Bu Jaya tersenyum senang.
"Sekali lagi terima kasih ya Pak Arif sudah mengizinkan cucu kami bermalam di sini. Pagi-pagi sekali akan saya jemput." Ucap Bu Jaya mengingat kalau Nida juga harus pergi bekerja.
***
"Nah, sekarang Kayla bobo sini ya sama Kak Nabila. Kak Nida mau keluar dulu." Nida membaringkan tubuh mungil itu di atas ranjang.
"Mama au mana?" Tanya Kayla.
"Mamamu mau pacaran dulu sama Om Davinmu." Sahut Nabila sambil terkikik geli.
Nida memukul tubuh Nabila dengan bantal.
"Ngomong apa sih Bil kamu ini, ada anak kecil juga." Sewot Nida.
"Haha, Kayla juga nggak bakalan ngerti." Jawab Nabila.
"Napa tawa?" Tanya Kayla kepada Nabila.
"Ini, Kakak tertawa karena Kakak lagi seneng aja." Jawab Nabila sambil memberikan lirikan genit ke Nida.
Nida hanya memutar malas kedua matanya. "Jagain Kayla jangan sampai dia nangis." Ucap Nida.
"Iya Mama Nida." Jawab Nabila menggoda.
Setelah menutup pintu kamarnya. Nida berjalan ke teras depan, Davin menunggunya di sana. Laki-laki tampan itu datang lagi ke rumahnya untuk mengantar popok, baju tidur, sekotak susu dan juga botol susu.
"Mas Davin." Panggil Nida kala Davin sibuk dengan ponselnya hingga tidak menyadari Nida sudah duduk di sampingnya.
Davin mengulurkan tas yang berisi perlengkapan Kayla.
"Kalau tengah malam Kayla rewel, kamu buatkan susu lagi. Kamu tau kan takarannya?" Tanya Davin.
"Tau kok Mas, tadi sudah dikasih tahu sama Bu Jaya." Jawab Nida.
"Baguslah." Karena sudah tidak ada yang perlu di jelaskan lagi, Davin beranjak dari duduknya.
"Aku pulang." Pamitnya.
"Mas Davin tunggu." Panggil Nida lagi, terpaksa Davin berhenti namun tidak menoleh hanya menunggu apa yang akan Nida sampaikan untuknya.
"Terimakasih." Jawab Nida sambil tersenyum.
"Hmm." Hanya deheman saja yang keluar dari mulut laki-laki tampan itu. Meski ia tidak tahu, terimakasih untuk apa. Apa mungkin terimakasih karena sudah membawakan perlengkapan Kayla tadi.
**
Setelah dari rumahnya Nida, Davin membelokkan motor sportnya ke rumah Deni di sana sudah ada Fahmi juga.
"Lama amat Lo, Vin?" Tanya Deni.
"Tadi ke rumah Nida dulu." Jawab Davin seraya mendudukkan dirinya di kursi.
"Ngapain?" Fahmi langsung menoleh dengan tatapan selidik. Ada rasa tidak suka Davin baru dari rumah calon kekasihnya.
"Apel.." Gurau Davin seraya terkekeh membuat Fahmi seketika meradang.
"Coba Lo ulangi lagi perkataan Lo." Pinta Fahmi dengan tatapan tajamnya.
.
.
Bersambung... Hi bestie 🤗 jangan lupa dukungannya ya. Vote, hadiah, like dan komen biar Author makin semangat menulis😅
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Iqlima Al Jazira
semangat selalu ya thor.. cerita mu selalu di tunggu. apalagi part@ Kayla😊
2022-12-05
1
Yunisa
Sabar Fahmi Davin cuma bercanda kok. Fahmi udah over protektif aja nih krna Nida mau dekat dgn Nya
2022-12-05
1
Yunisa
apakah Mas Davin cemburu🤔 smoga saja iya.
2022-12-05
1