Diva tak bergeming, Ia hanya diam dan memalingkan wajahnya. Pikirannya mulai kacau Ia hanya bisa bertanya, kenapa kenapa dan kenapa. Kenapa dirinya harus bertemu lagi dengan Ziyan, setelah sekian lama Ia berusaha melupakan pengkhianatan itu. Kini dirinya justru masuk ke dalam pernikahan dengan mantan.
"Ya Tuhan! Kenapa harus dengan Ziyan, sih! Nyebelin banget sumpah. Lihat mukanya saja udah malas, bagaimana nantinya, setiap hari pasti ketemu dia lagi dan lagi." batin Diva. Sementara itu Ziyan tiba-tiba menyentuh tangan Diva, seketika Diva menarik tangannya dan Ia pun sedikit menjauh dari posisi semula.
Mama Rini yang tahu sikap sang anak, Ia pun berkata kepada Diva. "Diva! Sekarang cium tangan Suamimu, ayo!" seru Mama Rini sembari menatap wajah sang anak yang terlihat bete dan dingin..
"Nggak mau, Ma! Kenapa sih Mama nggak bilang kalau dia yang jadi suami Diva, bete tahu nggak sih, Ma!" protes nya kesal.
"Memangnya kenapa? Bukankah dia adalah teman SMA kamu, dan kalian pernah berpacaran? Tante Nova sudah cerita semuanya, kamu dan Ziyan adalah pasangan kekasih dan sangat kebetulan sekali Papa mu dan Papa Ziyan adalah rekan bisnis, Ini bukan sekedar kebetulan tapi ini adalah jodoh, kamu dan Ziyan memang berjodoh." seru Mama Rini.
"Tapi, Aku dan dia sudah putus, Ma! Pokoknya malas banget lah ketemu sama dia."
"Diva! Kamu jangan begitu. Sudah, turuti saja! Banyak orang yang melihat, kamu nggak kasihan sama Papa kamu, cium tangan Suamimu, ayo!" Diva tak punya pilihan lain selain menuruti permintaan sang Mama. Ia pun segera membalikkan badan dan menghadap sang suami yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Lain halnya dengan Ziyan yang terlihat senyum-senyum melihat mantan kekasihnya yang ternyata kini sah menjadi istrinya. Tatapan mata bahagia itu tak lepas dari seorang Ziyan, Ia pun memasang cincin pernikahan pada jari manis Diva, Diva sama sekali tidak menatap wajah sang suami, Ia terus menundukkan wajahnya.
Setelah Ziyan memasang cincin pada jari manis Diva, kini giliran Diva yang memasang cincin pernikahan pada jari manis sang suami. Setelah itu dengan sangat terpaksa, Diva mencium tangan suaminya. Sementara itu Ziyan tidak akan melepaskan tangan Diva, pria itu justru semakin erat menggenggam tangan sang istri seolah dirinya tidak ingin lagi kehilangan wanita yang selama ini tidak bisa Ia lupakan itu.
Setelah Diva mencium tangan sang suami dengan terpaksa, kini Ziyan mencium kening istrinya dengan penuh kerinduan, dulu Ziyan mencium kening Diva sebatas sebagai seorang pacar, sekarang Ia mencium kening Diva sebagai seorang istri.
"Jangan pernah berharap Aku akan memaafkanmu dan melupakan pengkhianatan mu, Ziyan! Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah bisa melupakannya." bisik Diva kepada Ziyan.
"Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan cinta mu kembali, bahkan Aku akan terus mengejar apa yang harus menjadi milikku, sekarang kamu adalah istriku, Diva! Kamu lupa rencana kita dulu, kita akan menikah setelah kita lulus sekolah, dan Tuhan sudah menggariskan kita untuk hidup bersama, setelah lima tahun kamu pergi menghilang, akhirnya Aku bertemu denganmu bukan sebagai Diva kekasihku, tapi sebagai istriku." balas Ziyan.
"Hubungan kita hanya sebatas status, Aku menikah dengan mu karena sebuah paksaan. Jadi, tidak perlu berharap lebih, karena Aku sangat membencimu, Aku tidak akan pernah menjadi istrimu seutuhnya."
Setelah mengatakan hal itu, Diva pun segera pergi dan masuk ke dalam kamarnya, sungguh gadis itu masih benar-benar terngiang bagaimana hancurnya hati saat mata kepalanya melihat kemesraan Ziyan dan Amel.
Semua tamu undangan tercengang dengan sikap Diva, sementara itu Ziyan mencoba bersikap tenang, Ia tahu betul untuk saat ini Diva butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
*
*
*
Di dalam kamar, Diva melepaskan semua pakaian dan aksesoris pengantin yang Ia kenakan, Diva memutuskan untuk pergi jauh, Ia pun bersiap untuk keluar dari rumah dan pergi sejauh mungkin agar dirinya tidak bisa melihat wajah mantan kekasihnya lagi.
Ia pun memasukkan bajunya ke dalam koper, sementara itu Ziyan mulai masuk ke dalam kamar mereka, Ia melihat istrinya yang sedang bersiap untuk pergi meninggalkan rumah. Setelah Diva membereskan pakaiannya, Ia pun beranjak pergi dan Ia dikejutkan dengan Ziyan yang berdiri tepat di belakangnya.
"Mau kemana kamu?" Ziyan bertanya sembari menatap wajah Diva dengan tajam.
"Aku mau pergi, aku tidak mau hidup bersama pengkhianat seperti kamu, minggir!" balas Diva sembari menyingkirkan badan suaminya agar dirinya bisa pergi dari kamar pengantin mereka. Namun, dengan cepat Ziyan menahan tangan Diva agar gadis itu tidak bisa pergi dari sisinya.
"Tidak semudah itu kamu bisa pergi." ucap Ziyan sembari menahan tangan Diva.
"Lepaskan Aku!"
"Tidak akan."
"Lepasin Aku Ziyan! Aku sangat benci padamu, Aku tidak mau melihat mu lagi." mendengar Diva berkata seperti itu, Ziyan pun langsung membawa Diva di hadapannya.
"Aku mohon padamu, Diva! Lupakan semua kejadian itu, Aku bisa menjelaskannya, itu tidak seperti yang kamu pikirkan, Aku dan Amel tidak ada hubungan apa-apa, percayalah!" bujuk Ziyan yang berusaha meyakinkan istrinya jika kejadian lima tahun silam adalah sebuah kesalahpahaman.
"Kesalahpahaman? Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, kamu dan Amel berpelukan dan kalian benar-benar tidak menghargai perasaanku, Aku tidak menyangka jika selama ini kamu sudah membohongi ku, Ziyan! Kamu tahu jika Aku tersakiti, sampai kapanpun Aku tidak akan bisa lupa."
"Diva, Plis! Dengarkan Aku! Itu hanya salah faham, itu tidak seperti yang kamu bayangkan, percayalah!"
"Salah faham? Itu bukan salah faham Ziyan, itu bener-bener kenyataan, kamu sudah membohongi ku, kamu sudah membuat ku sakit hati, kamu itu pengkhianat, Aku benci benci benci." Diva tampak memukuli dada Ziyan berkali-kali. Ziyan berusaha menenangkan Diva dan berusaha untuk meyakinkan Diva.
"Diva, tenangkan dirimu!" Ziyan tampak menenangkan Diva dengan menahan tangannya dan memeluknya, setelah itu Ia berkata kepada istrinya dengan lembut. "Aku minta maaf, Aku mengerti perasaanmu, tapi percayalah! Aku tidak pernah mengkhianati mu, Aku sangat mencintaimu, Diva! Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu, Aku bersyukur kita dipertemukan lagi, itu doaku setiap hari. Bertemu dengan mu lagi setelah lima tahun kita berpisah. Katakan! Apa kamu tidak merindukan ku?"
"Tidak tidak, Aku tidak pernah merindukan mu, Aku tidak pernah berharap bertemu dengan mu lagi." balas Diva.
"Kamu yakin! Tapi Aku melihat berbeda pada bola matamu, Aku lihat kerinduan itu begitu dalam, kamu tidak bisa memungkiri jika kamu masih memiliki perasaan yang sama seperti diriku, kita masih saling mencintai." Ziyan berkata begitu dekat, bahkan deru nafas nya terasa begitu hangat menyapu wajah Diva. Untuk sejenak getaran aneh itu datang kembali mengguncang hati keduanya.
"Katakan jika kamu merindukan ku?" seru Ziyan berharap istrinya luluh kembali.
"Aku tidak merindukan mu, tidak pernah!" balas Diva tetap mengelak.
Namun, usaha Ziyan tidak berhenti sampai di situ, pria itu mendekati bibir Diva dengan satu tangannya menahan tengkuk leher Diva.
"Apa yang kamu mau?" Diva merasa jika Ziyan akan menciumnya.
"Menyalakan api asmara lagi." kata terakhir sebelum bibir itu saling menyentuh. Spontan Diva melepaskan tas yang Ia genggam, kini tangannya merremas lengan Ziyan saat Ziyan berhasil membuat Diva terpejam, awalnya gadis itu menolak, tapi lama-lama sentuhan itu berhasil membawa Diva lupa akan kebenciannya terhadap sang suami.
Hingga akhirnya ciuman itu berhenti, dan dalam sekejap Diva tersadar dengan apa yang baru saja Ia lakukan. Gadis itu langsung mendorong tubuh suaminya dan Ia pun segera pergi menjauh.
"Tidak! Ini tidak boleh, tidak mungkin." ucapnya sembari berjalan mundur menjauhi Ziyan.
"Kenapa tidak mungkin? Kita sudah ditakdirkan untuk bersama, sekarang kamu adalah milikku, datanglah padaku, Diva! Kita buka kembali lembaran baru." balas Ziyan yang terus berjalan maju menghampiri Diva.
"Stop! Jangan maju, Ziyan! Kalau tidak Aku akan berteriak." ancam Diva yang membuat Ziyan tergelitik untuk tertawa.
"Eh malah ketawa, dibilang jangan dekat-dekat, malah cekikikan." seru Diva yang melihat Ziyan menertawakan nya.
"Kamu teriak pun tak akan ada orang yang perduli, ini adalah malam pengantin kita. Mereka bahkan mengira teriakan mu itu adalah sebuah keberhasilan."
"Keberhasilan? Keberhasilan apa maksudmu?" Diva tampak membulatkan matanya.
"Keberhasilan jika Aku sudah berhasil membuat mu menjadi istri yang sempurna, apa kamu tidak menginginkan nya?"
Seketika Diva melototkan matanya saat Ziyan berkata seperti itu.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kamu jual mahal dulu Diva,Biarkan Ziyan kembali berjuang utk mendapatkan hati kamu kembali..
2023-06-11
0
Qaisaa Nazarudin
Aku masih nisa nerima kalau perselingkuhan hanya sekadar pelukan dan kissing, jgn sampai naik keranjang,apalagi cowok yg suka gonta ganti cewek,,Itu mah aku gak bisa terima,..
2023-06-11
0
Dee-dee
eaaaaa
2023-03-30
0