Setelah melihat kejadian itu, Diva langsung memutuskan pulang ke rumah kedua orang tuanya, dan menerima tawaran Om nya untuk ikut ke Semarang, di sini Diva tinggal bersama Om Wawan, adik Papanya Diva. Saat itu Om Wawan sedang ada bisnis di luar kota, dan kebetulan tugas bisnis nya berada di kota yang sama dimana kedua orang tua Diva tinggal, yaitu Semarang.
"Diva! Kenapa tiba-tiba sekali kamu ingin ke Semarang? Apa kamu sudah tidak betah tinggal bersama kami lagi?" tanya Tante Nova, istri Om Wawan. Diva tersenyum dan memeluk Tante Nova.
"Tidak, Tante! Tante jangan berpikir seperti itu, sekarang Diva sudah lulus, Diva akan melanjutkan kuliah di Semarang saja, lagipula sudah lama Diva tidak bertemu dengan Mama dan Papa, Diva pasti sangat merindukan Tante dan Om, Tante udah baik banget sama Diva, terima kasih banyak atas semua yang sudah Tante lakukan pada Diva." ucap Diva penuh haru.
"Tante sudah menganggap mu seperti putri Tante sendiri, Tante juga tidak bisa memaksa mu untuk pergi dari sini, karena kedua orang tua mu lebih berhak untuk bersamamu, semoga kamu bisa meraih cita-cita mu. Tapi Diva, jika kamu pergi dari sini. Terus, bagaimana hubungan mu dengan Ziyan? Bukankah kamu akan memperkenalkan Ziyan kepada kedua orang tua mu?" pertanyaan Tante Nova yang membuat Diva menundukkan wajahnya.
"Ada apa, Diva? Apa yang terjadi? Kamu dan Ziyan baik-baik saja, kan?"
Diva mengangkat wajahnya dan berkata kepada Tante Nova, "Aku dan Ziyan sudah putus Tante."
"Apa? Putus?"
"Iya Tante! Dan sekarang tidak ada hubungan apa-apa lagi di antara kami. Maka dari itu Diva memutuskan untuk pulang saja ke rumah orang tua Diva, supaya Diva bisa melupakan semua kenangan Diva bersama Ziyan." ungkap Diva yang mencoba menguatkan hatinya.
"Memangnya kenapa kalian putus? Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik dulu, Tante lihat Ziyan sangat menyayangi mu." seru Tante Nova yang berusaha untuk menenangkan Diva supaya bisa berpikir jernih.
"Tidak bisa, Tante! Hubungan kami tidak bisa dipertahankan lagi, Diva sudah putuskan untuk mengakhiri hubungan kami, itu sudah tidak bisa dirubah lagi." ucap Diva sembari merapikan semua pakaiannya ke dalam koper.
"Entahlah, Tante sebenarnya sangat menyayangkan hubungan kalian harus berpisah, tapi entah kenapa Tante merasa kalian berdua adalah berjodoh, Tante sangat yakin itu."
Mendengar penuturan dari Tante Nova, Diva hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Tidak mungkin Tante, kami tidak akan bertemu lagi, itu mustahil. Diva pergi untuk menjauhi Ziyan dan tidak ingin melihatnya lagi untuk selanjutnya. Jadi, tidak mungkin kami berjodoh."
"Tidak ada yang tidak mungkin Diva, jodoh, maut, rejeki ada di tangan Tuhan, bisa jadi kita menghindari semua itu. Tapi, jika Tuhan sudah menggariskan Ziyan itu adalah jodohmu, dimana pun dan kapanpun kalian pasti akan bertemu lagi."
Setelah Diva selesai mengemasi barang-barang miliknya, Ia pun menghampiri Tante Nova, "Seandainya Ziyan adalah jodoh Diva, Diva tidak akan pernah menganggap nya ada, karena Ziyan sudah terlanjur menyakiti hati Diva, dan itu sangat sulit untuk Diva maafkan."
Setelah mengatakan hal itu, Diva pun segera membawa koper milik nya keluar, sementara di luar sudah ada Om Wawan yang menunggu.
Akhirnya Diva pun memeluk sang Tante penuh haru, pun sama Tante Nova pun memeluk Diva dengan haru untuk terakhir kalinya.
"Jaga dirimu baik-baik! Salam untuk Mama dan Papa."
"Pasti Tante, Diva pasti sangat merindukan rumah ini. Sampai jumpa Tante!"
Diva mulai masuk ke dalam mobil, sementara itu Om Wawan masih berpamitan dengan istrinya.
"Aku pergi dulu! Aku tidak akan lama, Aku cuma dua hari di Semarang, setelah Aku mampir ke rumah Mas Krisna, Aku akan segera kembali." pamit Om Wawan kepada Tante Nova.
"Iya Mas! Kalian hati-hati, ya!"
Setelah Om Wawan berpamitan dengan istrinya, pria berusia sekitar empat puluh tahunan itu langsung naik ke dalam mobil bersama sang keponakan. Mereka pun segera melanjutkan perjalanan menuju ke Semarang.
*
*
*
Sementara di tempat lain, Ziyan yang sudah keluar dari room karaoke itu, Ia mendapati notifikasi WhatsApp dari ponselnya. Ia pun segera membuka pesan WhatsApp yang ternyata dari sang Pacar, Diva.
Ziyan membuka pesan yang dikirim oleh Diva.
"Aku benci kamu, Ziyan. Aku benci. Tega sekali kamu mengkhianati ku dengan sahabat ku sendiri. Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bagaimana kamu bermesraan dengan Amel. Mulai hari ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, kita putus. Jangan pernah mencariku lagi, karena setelah ini Aku akan pergi jauh darimu untuk selamanya. Selamat tinggal!"
Setelah membaca pesan WhatsApp itu, Ziyan pun tidak percaya jika Diva melihatnya bersama Amel di room karaoke itu.
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa Diva mengetahuinya, apa jangan-jangan ini adalah jebakan Amel yang sengaja ingin membuat hubungan kami putus. Tidak-tidak Aku harus bicara pada Diva, Aku harus menjelaskan semuanya."
Tanpa pikir panjang, Ziyan pun langsung datang ke rumah Om Wawan, dengan cepat Ziyan meluncur dengan mobil mewahnya, putra semata wayang dari pengusaha terkenal itu adalah sosok pemuda yang banyak di kelilingi oleh gadis cantik. Namun, rupanya hati Ziyan cuma tertarik pada satu gadis sederhana yang tak lain adalah Diva.
Tak berselang lama, Ziyan pun telah sampai di kediaman Om Wawan, Ia pun langsung turun dari mobilnya dan segera mengetuk pintu rumah.Tante Nova segera membukakan pintu untuk Ziyan.
"Ziyan!"
"Selamat sore, Tante! Diva nya ada Tante?" tanya Ziyan yang sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Diva.
"Diva, Diva sudah pergi dari sini, baru saja dia berangkat bareng Om Wawan." jawab Tante Nova.
"Pergi Tante? Diva pergi kemana, Tan?"
"Dia pulang ke Semarang, Tante juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja ia memutuskan untuk pergi ke Semarang, katanya Ia ingin melanjutkan kuliah di sana, dan ingin berkumpul bersama Mama dan Papa nya, dan Tante tidak bisa mencegah nya untuk pergi. Apa kalian ada masalah, sehingga Diva memutuskan untuk pergi? Dia bilang hubungan kalian sudah putus, apa itu benar?"
Ziyan pun menjelaskan semuanya kepada Tante Nova, hingga akhirnya Tante Nova mengerti kenapa Diva tiba-tiba memutuskan untuk pergi.
"Tante tidak bisa berbuat apa-apa, Ziyan! Diva anak nya keras kepala, jika dia sudah tersakiti, dia akan tetap mengingat nya seumur hidupnya, Tante hanya bisa berdoa, supaya kalian bisa bersama lagi, karena Tante yakin jika kalian adalah jodoh."
Ziyan pun tidak bisa berbuat apa-apa, Ia terpaksa merelakan Diva pergi, sementara dirinya sendiri harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
*
*
*
Lima tahun kemudian.
"Diva! Kemarilah!" seru Papa Krisna.
"Ada apa, Pa?" Diva menghampiri sang Ayah dan duduk di sampingnya.
"Papa lihat sekarang kuliahmu sudah beres, dan kamu sudah mendapatkan gelar sarjana seperti yang kamu inginkan, sekarang Papa dan Mama ingin melihat mu berkeluarga, usiamu sudah cukup matang, Nak! Dan kami memutuskan untuk menjodohkan mu dengan salah seorang anak dari teman Papa."
"Apa, Pa? Hari gini masih ada perjodohan? Ayolah Pa! Diva masih ingin sendiri, Diva masih ingin bersama teman-teman tanpa direpotkan dengan mengurus Suami." balas Diva yang hatinya masih sangat tertutup untuk tidak menjalin sebuah komitmen, Apalagi tentang pernikahan.
"Papamu benar, Diva! Kamu adalah anak perempuan, tidak baik menunda pernikahan lama-lama, lagipula pria yang akan menjadi calon suami mu bukanlah pria sembarangan, dia lulusan luar negeri, dan kamu pasti suka." ucap sang Mama.
"Udah deh Ma, Pa! Diva tuh nggak tertarik dengan perjodohan ini, jadi jangan paksa Diva lagi untuk menikah, pokoknya enggak!"
Mendengar jawaban dari sang anak, Papa Krisna pun seketika merasakan jantungnya terasa nyeri, hingga membuat Mama Rini panik.
"Papa ... Papa ... ya ampun Papa, Papa kenapa, Pa!"
Diva pun ikut panik melihat kondisi Papa Krisna yang mendadak kritis. Hari itu juga Papa Krisna dilarikan ke RS, melihat kondisi sang Papa yang seperti itu, Diva sangat sedih, apalagi menurut dokter, penyebab Papa Krisna kambuh adalah adanya kata-kata yang membuat Papa Krisna terlalu memikirkannya. Diva berpikir jika kambuhnya penyakit jantung sang Papa adalah karena ulahnya. Dan terpaksa demi kesembuhan Papa Krisna, Diva akhirnya menerima perjodohan itu.
"Baiklah! Diva menerima perjodohan itu."
Tentu saja Papa Krisna dan Mama Rini saling melempar senyum, akhirnya sandiwara mereka berhasil untuk meyakinkan Diva agar mau menerima perjodohan itu.
...BERSAMBUNG...
Visual
Diva Adzkia, 24 tahun.
Ziyan Aldama, 25 tahun.
...Semoga suka dengan visualnya 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
5 tahun kemudian,harusnya umur Diva 23 thor,bukan 24..
2023-06-11
0
Novita
ceweknya kurang cocok thor, cowoknya keren thor
2023-05-13
0
Dee-dee
drama Papa & Mama niye
2023-03-30
0