Hari pernikahan

Seorang pria turun dari mobil mewah yang baru saja mengantarnya pulang ke rumah keluarga besarnya, terlihat sepasang suami istri tengah menyambut kedatangan putra mereka yang baru saja pulang dari luar negeri untuk melanjutkan pendidikan S1 nya.

Papa Baskoro dan Mama Hani, menyambut kedatangan Ziyan, putra mereka satu-satunya. Setelah lima tahun Ziyan pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya.

Kedua pasangan suami istri itu memeluk anak mereka dengan bahagia. Pun sama, Ziyan yang meninggalkan tanah air selama 5 tahun, tentu saja Ia sangat merindukan tanah kelahirannya, meskipun mereka berkomunikasi lewat VC, tapi tetap saja rasa kerinduan itu tetap membara.

"Ziyan! Kangen sekali sama kalian berdua." ucapnya kepada Papa Baskoro dan Mama Hani.

"Kami berdua sangat bahagia, akhirnya kita bisa berkumpul bersama lagi. Oh ya Ziyan, sesuai yang Papa katakan tempo hari, Papa sudah menyiapkan jodoh untuk mu, Papa sudah sepakat dengan teman Papa untuk menikahkan kamu dengan putri mereka. Dan tinggal ijab Kabul nya saja, karena Aku dan Mamamu sudah melamar gadis itu untuk mu." ucap Papa Baskoro yang berharap Ziyan segera menikah, karena Ziyan adalah anak satu-satunya, mereka ingin melihat Ziyan mempunyai pendamping yang sesuai dengan kriteria mereka dan pastinya gadis itu dari kalangan baik-baik, dan tentu saja mereka sudah tahu bibit bebet dan bobot calon menantunya kelak. Yang tak lain adalah Diva.

"Ayolah, Pa! Ziyan baru saja pulang. Masa Ziyan harus dihadapkan dengan pernikahan sih, Ziyan pulang untuk melepaskan rindu dengan tanah kelahiran Ziyan, Ziyan ingin bersenang-senang dulu, jika Ziyan langsung married, ah nggak asyik dong, Pa!" protes Ziyan.

"Papamu benar, Ziyan! Kamu adalah anak kami satu-satunya, kami sangat yakin jika gadis itu pasti bisa membahagiakan mu, dia gadis yang baik, manis, dan kamu pasti suka. Percaya deh sama Mama." sambung Mama Hani sembari melirik ke arah suaminya. Sejatinya mereka sudah tahu siapa calon menantu nya kelak, Diva yang tak lain adalah pacar sang anak dulu, tentu saja kedua orang tua Ziyan merahasiakan tentang identitas calon istrinya, mereka sengaja memberikan kejutan untuk Ziyan, karena mereka tahu jika putra mereka itu sangat menyayangi gadis yang dipacarinya sejak SMA itu.

"Ma! Ziyan nggak kenal dengan gadis itu dan pastinya Ziyan nggak bakalan bisa cinta sama dia, nanti kasihan jika dia menikah dengan Ziyan, dia nggak bakalan bisa hidup bahagia. Karena hati Ziyan hanya untuk satu orang, meskipun sekarang entah bagaimana keadaannya, Ziyan nggak tahu, tapi sampai sekarang Ziyan masih berharap bisa bertemu dengannya." ucap Ziyan yang masih berharap dirinya bisa bertemu kembali dengan Diva, selama lima tahun ini Diva dan Ziyan lost kontak, Diva memblokir nomor dan semua akun sosial media milik Ziyan, Diva benar-benar sakit hati dan berniat melupakan Ziyan, mantan kekasihnya itu.

"Mama mengerti perasaan mu, Ziyan! Tapi, apa salahnya kamu mencoba membuka hatimu dengan yang lain, mungkin saja kamu bisa membuka hatimu dengan gadis pilihan kami, bukan begitu, Pa!" seru Mama Hani yang terus berusaha untuk meyakinkan Ziyan agar mau menikah dengan pilihan mereka.

"Hhh ... nggak tahu deh, Ma! Terserah kalian!" setelah mengatakan hal itu, Ziyan pun langsung masuk ke kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar pribadinya yang masih sama seperti dulu, foto-foto Diva masih terpasang di setiap sudut ruangan nya, Ziyan menatap sebuah foto Diva yang paling besar, sembari memperhatikan senyum Diva dalam potret besar itu, Ziyan pun berbicara pada benda tak bergerak itu.

"Diva, apa kabar mu saat ini, Aku tidak tahu kamu sedang apa sekarang, Aku berharap bisa bertemu dengan mu sebentar saja, kalaupun kamu sekarang sudah bahagia dengan pria lain, Aku iklhas. Tapi jujur, sampai saat ini Aku tidak bisa melupakan mu, Diva. Aku sudah berusaha untuk menghilangkan bayangan masa lalu kita, tapi tetap saja tidak bisa."

Sementara di tempat lain, Diva yang saat itu sedang makan malam bersama kedua orang tuanya, tiba-tiba saja Diva terdesak dan terbatuk-batuk. Tentu saja Mama Rini panik dan segera mengambilkan air minum untuk Diva.

"Ya ampun Diva! Hati-hati, Nak! Sampai tersedak gitu." ucap Mama Rini.

"Nggak tahu nih, Ma! Katanya kalau tersedak tiba-tiba ada orang yang sedang membatin kita, emang gitu ya, Ma?" ucap Diva sembari meminum air putih untuk melancarkan tenggorokan nya.

"Hmm bisa jadi, oh ya Diva, Mama sudah memesan gaun pengantin, kamu bisa mencobanya. Hari pernikahan kalian akan dipercepat. Jadi, besok lusa kamu akan menikah."

Seketika Diva membulatkan matanya dan dirinya semakin terbatuk-batuk karena kaget mendengar ucapan Mama Rini.

"Lusa, Ma? Secepat itu?"

"Lebih cepat lebih baik." sahut Papa Krisna.

Diva hanya bisa pasrah dengan keputusan kedua orang tuanya, meskipun sebenarnya dirinya sangat keberatan dengan perjodohan ini, karena sejatinya Diva masih ingin hidup sendiri tanpa ada komitmen dengan pasangan. Diva masih trauma dengan perselingkuhan Ziyan yang sampai sekarang masih menghantui pikiran nya.

*

*

*

*

Hari pernikahan pun tiba, Diva sudah siap dengan riasan dan gaun pengantin broken white yang sangat elegan pada tubuh langsingnya, untuk sesaat Diva memandangi wajahnya pada cermin, entah dengan siapa dirinya akan menikah, yang jelas Ia hanya menuruti permintaan kedua orang tuanya dan tidak ingin membuat Papa Krisna sakit lagi, tak akan pernah ada cinta ataupun kasih sayang.

"Maafkan Diva, Pa! Diva melakukan ini semua demi kesehatan Papa, siapapun laki-laki itu Diva tidak akan pernah bisa untuk mencintainya, Diva terlanjur kecewa dengan laki-laki." batin gadis itu sembari bersiap untuk keluar dari kamarnya.

Sementara itu Ziyan dan keluarganya sudah menunggu di ruang ijab Kabul, sejatinya kedua belah pihak keluarga sudah mengetahui jika anak-anak mereka pernah berpacaran, meskipun sebenarnya baik Ziyan maupun Diva belum pernah memperkenalkan kepada orang tua masing-masing, hingga akhirnya mereka tamat sekolah dan Ziyan kepergok Diva tengah memeluk Amel, teman sebangkunya.

"Diva, ayo kita keluar, calon suamimu sudah menunggu." Mama Rini mendampingi putrinya untuk keluar dan menuju ruang ijab Kabul, sementara itu Ziyan masih belum menyadari jika calon pengantinnya adalah Diva. Bahkan Ziyan pun tidak tahu jika calon mertuanya adalah Ayah Diva, karena dulu Diva tinggal bersama Om Wawan.

Sekilas Ziyan melihat kedatangan Om Wawan dan Tante Nova, tentu saja Ziyan sangat terkejut bagaimana mungkin kedua orang yang dulu tinggal bersama Diva tiba-tiba ikut menghadiri pernikahan nya.

"Bukankah itu Om Wawan dan Tante Nova? Kok mereka berdua ada di sini?" batin Ziyan penasaran.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jengbjejeeeeeeng 😅😅😅😅😜😜

2023-06-11

0

Dee-dee

Dee-dee

surpriseee

2023-03-30

0

Ani

Ani

jangan ampe pingsan ya ketika tau siapa pasangan kalian sebenernya

2022-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!