Ancaman Merson

Sejak saat itu, hubungan antara Meylan dan Richard semakin romantis. Meylan sudah bisa merasakan cinta di dalam hatinya, ia kini sudah bisa melupakan rasa sakit hatinya pada, Merson.

Tetapi di saat dirinya sudah bisa melupakan sakit hatinya pada Merson, kini ia harus melihat sosok Merson dan Mamah Merry kembali di rumah mewah Richard. Karena kini mereka telah tinggal di rumah itu atas seizin Nenek Ribka.

Pada saat rumah sepi tidak ada oran, di sinilah Merson menyempatkan untuk menemui Meylan.

"Kamu." Meylan memundurkan tubuhnya ketakutan pada saat melihat kedatangan Merson yang secara tiba-tiba di kamarnya.

"Hallo sayang, kenapa kamu takut padaku? apakah kamu tidak merindukan diriku? bagaimana pun status kita masih pacaran loh, karena belum ada ucapan kata putus dari bibirku atau bibirmu," ucap Merson menyeringai sinis.

"Keluar kamu dari kamar ini! bagaimana bisa kamu masuk ke kamar ini?" tanya Meyla heran.

"Astaga, jadi kamu belum tahu ya? mentang-mentang kamu sekarang sedang asik dengan selalu berduaan dengan suamimu! kamu tidak tahu, jika mulai hari ini aku dan mamah tinggal di rumah ini," ucap Merson.

"Pergilah kamu dari kamar ini, aku sudah tidak sudi lagi melihat dirimu setelah apa yang kamu lakukan padaku! jika kamu ingin mendengar ucapan dari bibirku. Baiklah, aku katakan sekarang juga kau kita sudah putus! jangan ganggu aku lagi!" ucap lantang Meylan.

"Tidak bisa, kamu pikir semudah itu memutuskan hubungan kita berdua? sebelum kamu menyelesaikan tugasmu sebagai seorang mata-mata di sini. Dan menuturu apa yang aku mau. Aku tidak akan mau di putusin begitu saja! selesaikan tugasmu sekarang juga, selagi di rumah ini tidak ada satu orang pun!" bentak Merson.

"Tidak, aku tidak sudi menjadi kacungmu! aku tidak sudi jika aku berbuat jahat!" bentak Meylan menolak kemauan Merson.

"Baiklah, kalau kamu menolaknya. Aku akan membuka tabir rahasiamu di depan Richard dengan mengatakan bahwa kamu adalah kekasihku," ancam Merson.

"Silahkan saja, aku tidak takut dengan ancaman dari dirimu. Aku yakin suamiku lebih percaya padaku dari pada kepadamu!" bentak Meylan tak gentar dengan ancaman dari Merson.

Tiba-tiba Merson menghampiri Meylan dan kembali lagi berbuat kasar dengan mencengkeram rahang Meylan hingga ia kesakitan.

Namun ia lekas melepaskannya pada saat terdengar deru mobil masuk ke pelataran rumah.

'Ingat ya, aku tidak akan tinggal diam! kamu harus lakukan apa yang aku perintahkan kepadamu!' bentaknya lantas Merson berlari terbirit-birit keluar dari kamar Richard.

Mrulan ketakutan, ia bahkan panik. Dan matanya berkaca-kaca menahan supaya air matanya tidak sampai menetes. Meylan duduk termenung di tepi ranjang seraya terhanyut dalam lamunan.

Hingga ia tak sadar jika Richard sudah ada di hadapan dirinya. Richard mduduk di samping Meylan dan merangkulnya.

"Mas Richard, kamu sudah pulang?" saoa Meylan.

"Sudah, sayang. Kamu terlalu asik melamun hingga tak sadar aku masuk ke dalam kamar. Apa yang sedang merisaukan hatimu?" tanya Richard seraya memegang dagu Meylan dengan kedua tangannya hingga ia menengadah dan tidak tertunduk lagi.

"Bagaimana pertemuannya dengan kliennya?" Meylan mengalihkan pembicaraan.

"Sayang, aku sedang bertanya padamu. Kenapa kamu malah mengalihkan pembicaraan? jawab dulu apa yang aku tanyakan barusan, baru aku jawab pertanyaan darimu," ucap Richard terus saja menatap manik hitam Meylan yang berkaca-kaca.

"Hem, aku tidak apa-apa kok, mas. Jadi kamu tak usah khawatir, sekarang tinggal jawab apa yang aku tanyakan barusan," ucap Meylan.

"Aku yakin ada sesuatu yang membuat mu sedang menahan air matamu itu supaya tidak terjatuh. Jujur saya, istriku tersayang. Sebenarnya apa yang sedang merisaukan hatimu?" tanya Richard kembali, ia terus saja memaksa Meylan berkata jujur. Akan tetapi ia beralasan lain.

"Aku sedang sedih, Mas. Ingat akan kedua orang tuaku. Aku tidak tahu dimana mereka saat ini berada karena yang aku tahu aku tumbuh di dalam panti asuhan. Dan para pengurus panti sama sekali tidak bercerita apa pu tentang orang tuaku."

"Aku hanya penasaran saja, kenapa aku sampai di buang di panti asuhan. Apakah orang tuaku benar-benar tak menginginkan aku terlahir di dunia ini."

Mendengar cerita dari Meylan, hati Richard merasa iba pada istrinya. Ia pun merengkuhnya di dalam pelukannya.

"Sayang, kamu tak usah bersedih lagi. Di sini kamu sudah menemukan keluarga. Ada nenek, ada Rere, bahkan saat ini sudah ada Mamah Merry dan adik tiriku Merson. Kamu kan bisa menganggap semuanya keluargamu, saudaramu," ucap Richard mencoba menghibur istri tercintanya.

"Mas, aku minta maaf ya. Sebenarnya justru aku takut dengan Mamah Merry dan Merson. Karena mereka itu berniat tidak baik pada keluarga ini. Tapi aku bingung bagaimana caranya aku mengungkapkan kebusukan mereka berdua. Pasti kalian tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Yang ada nanti aku di kira membual saja," batin Meylan sedang gelisah tak karuan.

"Sayang, kenaka kamu diam saja? apa kamu masih saja risau? bagaimana jika kita healing sejenak yuk? supaya kamu tak sedih lagi memikirkan kedua orang tuamu," ajak Richard.

"Ya Allah, bagaimana hancurnya hati suamiku jika suatu saat nanti dia tahu kalau aku pernah pacaran dengan Merson. Dan bahkan kedatanganku di sini juga awal mula dengan tujuan menjadi mata-mata Merson?" batin Meylan gelisah.

"Sayang, apa kamu tak mau aku ajak healing? hingga kamu tak merespon apa yang aku katakan?" tegur Richard pada saat Meylan hanya diam saja.

"Mau, mas. Baiklah, aku akan berganti pakaian dulu ya."

Meylan melepaskan diri dari pelukan Richard dan ia pun lekas berganti pakaian.

Dan tak berapa lama, ia keluar dari kamar bersama dengan Richard. Bahkan dengan sangat lembut, Richard merangkul Meylan.

Hal ini sempat di lihat oleh Merson dan Mamah Merry.

"Kamu lihat, Son! Mrulan malah mendapatkan keberuntungan karena Richard benar-benar mencintainya. Apa kamu sudah meminta Meylan untuk melakukan tugasnya yang tertunda?" tanya Mamah Merry lirih.

"Sudah, mah. Baru saja aku datangi Meylan di kamarnya. Kita lihat saja apakah ia akan berulah ataukah kali ini patuh padaku," ucap Merson lirih.

"Hem, bagus lah. Semoga saja kali ini Meylan berhasil melakukan tugasnya. Dan jika gagal lagi, kali ini mamah yang akan bertindak padanya. Kamu nggak boleh melarang mamah jika kelak mamah akan melakukan hal buruk pada, Meylan," ucap Mamah Merry lirih.

"Ehem.. kalian sedang mengintai siapa?" tegur Nenek Ribka dari belakang Mamah Merry dan Merson hingga membuat keduanya terlonjak kaget.

"Astaga, nenek. Bikin aku dan mamah kaget saja. Kami tadi sedang melihat kemesraan Mas Richard dan istrinya,' ucap Merson berbohong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!