Tak berapa lama, Meylan telah sampai di rumah megah milik keluarga Richard. Ia pun masuk ke dalam rumah tersebut dan langsung masuk ke kamar.
Meylan merebahkan tubuhnya di atas pembaringan, seraya matanya menatap langit-langit kamar di dalam hatinya. Ia masih tidak percaya dengan sikap Merson yang sebenarnya.
Di dalam lamunannya, Meylan masih bisa bersyukur karena kebaikan Yang Kuasa, hingga dirinya kini telah tahu siapa sebenarnya itu, Merson.
Meylan juga tak ingin di peralat oleh Merson. Ia bahkan bertekad akan mengabdi sepenuhnya pada, Richard. Walaupun ia akui, untuk saat ini dirinya belum bisa mencintai suaminya. Tetapi ia akan belajar untuk bisa menerima kehadiran Richard di dalam hidupnya. Ia tidak ingin mengenakan, Richard. Karena ia tahu dan bisa merasakan jika suaminya sangat baik, tidak seperti yang di katakan oleh Merson tentang Richard.
"Aku bisa melihat ketulusan di mata Mas Richard. Aku yakin dia itu adalah pria yang baik dan suami yang setia serta tanggung jawab walaupun kami bertemu karena perjodohan."
"Aku tidak akan menitikkan air mata hanya untuk pria brengsek seperti Merson. Pantang bagiku untuk mengasihani diri sendiri walaupun sebenarnya aku memang sakit hati karena aku terlalu mencintai, Merson."
Kini Meylan benar-benar akan menutup hatinya untuk Merson setelah ia melihat sendiri sifat asli kekasihnya tersebut.
Berbeda situasi di rumah Merson, saat ini ia sedang merasa gelisah karena Meylan tidak juga sampai di rumahnya. Hal yang serupa juga dirasakan oleh Mamah Merry, ia sudah mulai marah-marah pada anak semata wayang tersebut.
"Son, katanya sebentar lagi Meylan akan datang kemari. Tapi kita sudah menunggu tiga puluh menit kenapa dia belum juga datang?" tanya Mamah Merry gelisah.
"Sabar sedikit mah, mungkin saja saat ini Meylan sedang dalam perjalanan kemari," ucap Merson menenangkan hati Mamah Merry yang sedang gelisah walaupun dirinya juga sedang gelisah juga.
"Sabar-sabar, kenapa kamu hanya berdiam diri saja? coba kamu telepon dia sudah sampai di mana?" perintah Mamah Merry.
Merson pun langsung menuruti kemauan Mamah Merry dengan memencet nomor ponsel Meylan, karena ia tidak ingin mendengar ocehan Mamah Merry yang sangat memekakan telinga.
Namun nomor ponsel Meylan tidak bisa dihubungi walaupun sudah berkali-kali Merson mencoba untuk menelponnya.
"Nomor ponselnya tidak aktif, mah. Mungkin saja sedang diisi daya. Kita tunggu sebentar lagi, jika Meylan tidak datang juga aku yang akan menemui dirinya di rumah," ucap Merson.
Satu jam berlalu akan tetapi Meylan tidak juga datang menemui Merson hingga membuat amarah Mama Merry semakin memuncak.
"Kamu lihat bukan, sampai detik ini Meylan tidak juga datang kemari. Pasti ia telah menipu kita, betapa bodohnya dirimu percaya saja dengan perkataan dari, Meylan," ucap lantang Mamah Merry.
"Tenang saja, mah. Aku akan menemui Meylan sekarang juga dan akan aku beri pelajaran pada dirinya!"
Saat itu juga Merson melangkah pergi meninggalkan rumahnya dan menuju ke rumah mewah milik Richard.
Ia pun dengan secara sembunyi-sembunyi menemui Meylan. Membuat Meylan terhenyak kaget pada saat dirinya ada di dapur, tiba-tiba di hadapannya sudah ada Merson.
Meylan ketakutan dan ia akan menghindar dari Merson, tetapi gerakan Merson lebih cepat dengan mencekal lengan Meylan.
"Lepaskan tanganku, kamu telah menyakiti tanganmu!" ucap lantang Meylan.
"Aku tidak akan melepaskannya, katakan kenapa kamu tidak datang padaku? kamu ingin berdusta padaku, hah?" ucap Merson ketus.
Namun Meylan hanya diam saja tak menjawab apa yang dikatakan oleh Merson.
"Meylan, jangan sampai aku bertindak kasar padamu ya! kenapa kamu hanya diam saja!" bentak Merson.
Ia pun membawa pergi dengan paksa Meylan melalui pintu belakang dapur hingga tidak ada satu orang pun yang mengetahui akan hal itu.
"Lepaskan aku! kamu akan membawa aku kemana?" tanya Meylan mulai panik dan cemas.
"Diam kamu! aku akan memberikan satu pelajaran yang akan kamu ingat selama hidupmu, karena kamu telah mengecewakanku!" bentak Merson.
Dengan melajukan mobil secara cepat, Merson membawa pulang Meylan kerumahnya.
"Untuk apa kamu membawaku ke rumahmu?" tanya Meylan.
Namun Merson hanyala melirik sinis pada Meylan tanpa berkata lagi. Hingga tak terasa kini mereka telah sampai di rumah Merson. Dan kembali lagi Merson menarik paksa Meylan untuk ikut dirinya ke taman belakang di mana terdapat kolam renang, dimana saat ini Mamah Merry telah menunggu.
Dengan sangat kasar, Merson mendorong tubuh Meylan hingga tersungkur ke hadapan Mamah Merry.
"Kenapa sekarang kamu kasar padaku, apa salahku padamu? padahal aku sudah melakukan apa yang telah kamu perintahkan padaku dengan menikahi kakak tirimu!" protes Meylan.
"Diam kamu, aku tidak akan bertindak kasar jika kamu tidak membuatku kecewa! mana surat-surat yang aku minta kamu ambil dari almari Richard?" Merson menengadahkan tangan kanannya seraya melotot ke arah Meylan.
"Aku tidak mengambil apapun di rumah itu! sekarang aku tahu siapa yang benar dan siapa yang jahat!"
Mendengar apa yang dikatakan oleh Meylan, Merson memicingkan alisnya.
"Apa maksud ucapanmu itu, hah?" tanya Merson.
"Kamu tak usah berpura-pura lagi padaku, Merson. Karena aku sudah tahu siapa kamu sebenarnya, ternyata kamu itu jahat dan kakak tirimu baik. Kamu hanya memanfaatkan aku saja."
"Kamu nggak cinta padaku kan? aku sudah mendengar sendiri pada saat kami sedang berbincang-bincang dengan mamahmu. Hingga aku mengurungkan niatku untuk datang ke rumahmu!"
Mendengar apa yang barusan di katakan oleh Meylan, amarah Merson semakin menjadi-jadi. Dia pun mendekati Meylan seraya mencengkram rahangnya.
"Syukurlah kalau kamu sudah tahu dengan sendirinya hingga aku tak usah lagi bersusah payah menjelaskan padamu!"
'Satu kesempatan lagi untuk dirimu! jika kamu tak berhasil lagi, kali ini aku tidak akan main-main! aku akan mengakhiri hidupmu!"
Meylan sama sekali tidak gentar justru ia tersenyum sinis pada Merson.
"Silahkan saja kamu bunuh aku, sekarang juga tidak apa-apa. Untuk apa menunggu esok hari, terlalu lama. Lagi pula jika aku mati tidak akan ada yang merasa kehilangan diriku, jadi aku tidak akan takut sama sekali," tantang Meylan.
"Son, jika kamu bunuh Meylan, itu terlalu enak buatnya. Seharusnya kamu buat dirinya menderita seumur hidup,' ucap Mamah Merry.
"Benar juga apa yang mamah katakan. Memang seharusnya aku siksa Meylan saja supaya ia menderita dan mati secara perlahan," ucap Merson tersenyum sinis.
Meylan mencoba menahan air matanya supaya tidak tertumpah mendapatkan perlakuan kasar dari Merson.
Setelah cukup lama Merson mencengkram rahang Meylan, ia tiba-tiba mendorong tubuh Meylan ke kolam renang. Hingga Meylan tercebur dan ia begitu kaget karena sama sekali tidak tahu akan di dorong ke kolam renang oleh Merson.
Melihat kepanikan yang terpancar pada wajah Meylan, malah membuat Merson dan Mamah Merry tertawa ngakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments