Suatu Pagi Saat Senja Hendak menemani ibu Panti Membeli beberapa kebutuhan dapur, Tiba-tiba saja ia merasa mual hingga muntah, ibu Panti Merasa aneh dengan keadaan senja.
"Nak Kamu tidak Apa-apa" tanya Ibu Panti ke Senja
"Senja baik-baik saja Bu"
"Lebih Baik kamu ke dokter untuk memeriksakan diri, belakangan ini Ibu lihat kamu makin kurusan"
"Ngga Usah Bu' paling juga masuk angin, bentar minum teh hangat juga ilang mualnya" Jawab Senja berdalih agar ia tidak di paksa untuk ke dokter
"Ya Udah kalau gitu Ibu pergi ke pasar sendiri saja, lebih baik kamu istirahat"
"Tapi Bu... "
"Ngga ada tapi-tapian"
Akhirnya Senja tidak jadi menemani ibu Panti ke pasar, ia kemudian kembali ke dalam kamarnya namun saat ia mencium bau pengharum ruangan, perutnya kembali bergejolak, setelah usai muntah senja memilih berbaring di atas tempat tidurnya namun beberapa detik berikutnya ia tersadar akan sesuatu, ia mengambil kalender di samping tempat tidurnya dengan rasa degdegan, setelah melihat dan menghitung hari haidnya tanpa sengaja senja menjatuhkan kalender di tangannya kemudian memegangi bagian perutnya. Ia berusaha untuk tetap berfikir positif walaupun ada rasa takut yang mengganggunya.
***
Senja Memandangi sebuah bangunan dengan papan Penanda bertuliskan Apotek Sejahtera, kemudian dengan perlahan senja memasuki bangunan tersebut seorang wanita dengan balutan hijab putih menyapanya.
"Selamat Siang Mbak... ada yang bisa saya bantu"
Ragu-Ragu senja menyebutkan sesuatu yang hendak ia beli tapi Rasa penasarannya mendorong Senja untuk melakukan tes itu.
"Eeee Itu mbak... saya mau beli alat tes kehamilan" ucap Senja terbata, dengan senyum ramah pegawai Apotek itu menunjukkan beberapa alat tes kehamilan dan menjelaskan cara penggunaannya.
Setelah membeli Alat Tes kehamilan dengan tiga merek yang berbeda Senja segera kembali ke Panti dan berniat melakukan Tes itu pada malam hari saat semua orang telah tertidur.
pukul dua dini hari Senja Melakukan tes kehamilan itu dengan hati yang terus berpompa lebih cepat dari biasanya, Senja meletakkan tiga alat itu berjejer di atas meja dengan mata yang terpejam Senja terus berdoa dalam hati agar apa yang ada di fikirannya tidak terjadi.
Senja membuka perlahan matanya, saat ia melihat ketiga alat itu ia terduduk lemas tertera dua garis biru pada masing-masing alat, setetes air bening lolos dari matanya refleks ia memegangi perutnya yang rata.
Senja Sangat Bingung apa yang harus dia lakukan, ingin menggugurkan kandungannya namun ia masih ingat akan dosa tapi jika mempertahankannya Ia akan di cemooh oleh khalayak, dalam kelamnya malam Senja menangisi nasibnya.
Ibu Panti yang hendak ke dapur untuk mengambil air minum lamat-lamat mendengar suara tangis, awalnya Ibu Panti bergidik takut namun saat melewati kamar Senja, Ia yakin suara tangisan itu berasal dari kamar senja.
Ibu Panti Mencoba mengetuk pintu kamar Senja Perlahan tapi tidak ada respon dari dalam kemudian ia mencoba memutar handle pintu ternyata tidak terkunci, saat Pintu terbuka lebar di dapatinya Senja sedang duduk di lantai sambil memeluk kedua kakinya dan membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya.
"Astaga... Senja kamu kenapa Nak" tanya ibu Panti khawatir.
Senja Yang baru menyadari kedatangan Ibu Panti langsung menghambur memeluk Ibu Panti dan menangis, Ibu Panti makin khawatir akan keadaan Senja.
Setelah Senja Bisa menguasai Dirinya, ia memperlihatkan alat tes kehamilan itu Pada Ibu Panti, awalnya Ibu Panti bingung namun setelah otaknya bisa mencerna semua barulah ia terkejut.
"Ka... kamu hamil" tanya Ibu Panti dengan terbata, kantuk yang awalnya masih bergelayut manja dimatanya kini menghilang di tiup semilir angin malam.
Senja hanya bisa mengangguk, air matanya kembali berlinang karena tidak ingin ibu Panti salah paham padanya akhirnya mau tidak mau Senja menceritakan kejadian yang menyakitkan itu hingga membuat dirinya ada dalam situasi sulit ini.
Setelah mendengar penjelasan Senja, Ibu Panti memeluk Erat Senja sungguh ia merasa kasihan akan keadaan Senja tapi mau bagaimana lagi Nasi sudah jadi bubur.
"Kamu Harus berjanji pada Ibu jangan perna berniat untuk menggugurkannya, Anak ini tidak bersalah sama sekali jangan kamu menambah dosa Nak" ucap Ibu Panti sambil terus memeluk Senja.
Senja tidak mampu berkata-kata lagi ia hanya mengangguk mengiyakan permintaan Ibu Panti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
riesyani
dtggu klnjtnny kak otor, semangat 👍👍
2022-12-07
1
riesyani
😭😭😭😢
2022-12-07
1