Dua hari setelah kejadian itu Senja tidak pernah masuk bekerja ia sampai mengurung diri dalam kamar, hingga Seminggu sudah sejak peristiwa menyakitkan itu, Namun senja masih saja mengurung diri dalam kamar hingga membuat ibu panti menjadi cemas, bahkan senja telah mengajukan pengunduran diri dari tempatnya bekerja beberapa hari yang lalu.
"Senja... buka Pintunya Nak" teriak ibu panti sambil terus mengetuk pintu kamar senja, Namun Tak ada Jawaban sama sekali.
Ibu Panti makin merasa cemas, ia terus saja mengetuk pintu kamar Senja, namun hasilnya tetap sama tidak ada sahutan dari dalam. Salah satu pengurus di panti menyarankan agar pintu kamar di dobrak saja takut terjadi sesuatu dengan senja.
Baru saja Pintu Kamar senja ingin di dobrak terdengar suara kunci terputar Semua mata langsung terfokus ke arah pintu, Saat Pintu sudah terbuka lebar nampaklah sosok Senja.
Ibu Panti langsung menghampiri dan menayangkan keadaan Senja
"Nak kamu kenapa, apa yang terjadi padamu, kenapa kamu seperti ini" tanya ibu Panti bertubi-tubi saat melihat keadaan senja yang tidak seperti biasanya.
"Senja nggak apa-apa Bu' hanya kurang enak badan" Jawab Senja berbohong.
"Kalau begitu kita periksa ke dokter, ibu nggak mau kamu kenapa - kenapa"
Mendengar Perkataan ibu Pantinya Senja merasa takut, ia belum siap jika Ibu Panti mengetahui apa yang telah terjadi padanya.
"emmm Tidak perlu Bu, sekarang Saya Sudah merasa baikan" Ucap Senja gugup sambil menampilkan senyumnya.
Ibu Panti menatap Senja, ia merasa ada sesuatu yang senja tutupi darinya.
Senja Tau bahwa ibu Panti tidak percaya dengan apa yang ia katakan namun hal itu ia kesampingkan, untuk saat ini Senja Belum Bisa menceritakan apapun.
"Bu' tidak perlu secemas itu, Senja Baik-baik saja setelah istirahat" Bujuk Senja agar ibu Panti merasa Legah
"Baiklah kalau begitu, kalau ada Apa-apa langsung cari Ibu jangan mengurung diri di kamar"
"Siaaap" Ucap Senja sambil hormat dan memaksakan senyumnya.
Setelah Semua orang kembali ke aktivitasnya, Senja Kembali mengurung diri di kamar, Ia merasa jahat karena telah membohongi ibu Panti dan yang lainnya akan keadaannya yang sebenarnya.
tok... tok... tok...
suara pintu kamar Senja di ketuk, tidak berselang lama suara anak kecil terdengar memanggil Nama Senja.
"Kak Senja... Buka Pintunya Ini Nasya"
mendengar panggilan anak kecil itu Senja Buru-Buru menghapus air matanya dan membukakan pintu.
Setelah pintu kamar Senja Terbuka anak perempuan itu mendongak menatap Senja dengan mata berbinar.
"Ahhh Akhilnya Ka' senja membuka pintunya juga, Nasya khawatil, soalnya ibu Panti tadi ngomong ka' senja sakit" ucap Anak itu menatap Senja dengan mata bulatnya. Senja Kemudian berjongkok untuk menyamakan tinggi dengan Nasya.
"Kak Senja nggak Apa-apa Nasya yang cantik" Ucap Senja sambil mencubit pipi Nasya yang tembem.
"Ihhh kebiasaan, cubit-cubit pipi Nasya yang gemoy" protes Nasya .
Senja Tersenyum, kemudian mengajak Nasya masuk ke kamarnya. Ia sedikit merasa terhibur akan kehadiran Nasya yang lucu dan menggemaskan.
Kamar Senja Menjadi sunyi kembali setelah Nasya Di panggil oleh salah satu pengurus Panti.
Senja duduk di depan jendela pandangannya lurus menembus dimensi waktu, Wajah Pria itu masih tergambar jelas dalam ingatannya, pria yang telah menghancurkan kehidupannya yang tenang, pria yang telah merenggut sesuatu yang ia jaga selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments