"Apakah kalian baru saja bersenang-senang?"
Mendengar sebuah pertanyaan yang berasal dari mulut berbisa itu, mereka berdua pun dibuat menoleh kebelakang. Sama seperti dugaan senyuman tawar menghiasi bibir mereka, sebab satu orang yang berhasil dia untit, akhirnya berhasil menangkap basah mereka berdua.
"B-bos?" Panggil mereka berdua secara serentak.
"Hm.." Sahut Dhavin sambil bersilang tangan di depan dada.
'Waduh...Bos kelihatannya ingin menggorok leher kami.' Takut dengan tatapan mata yang diberikan oleh Bos nya kepadanya, sontak laki-laki ini memberikan kode mata kepada temannya agar kabur.
Tapi yang di dapatkannya adalah gelengan kepala dari temannya itu.
Dan melihat hal itu, Dhavin pun lebih dulu mencengkram dasi yang mereka berdua pakai.
"AKh..B-bos! A-ampun!"
"Uhuk..B-bos..kami tidak akan kabur. Jadi...le-paskan." Pintanya juga.
"Lagian, siapa yang menyuruh kalian kabur? Padahal Bos kalian ada di sini. Kemana sikap kalian yang hormat kepadaku?" Ucap Dhavin kepada mereka berdua, dimana kedua tangannya saat ini sudah mencengkram dasi yang mengikat leher dari mereka berdua, sehingga saat ini Dhavin pun jadi terlihat sedang menarik kedua anj*ing yang susah di atur itu.
"A-ampun Bos.."
"Iya..ampuni kami."
Mereka berdua pun saling memohon pada majikannya yang benar-benar sadis karena secara gamblang memperlakukan mereka berdua layaknya seekor anj*ing, dan dasi sebagai penghias dari pakaian formal mereka jadi seperti tali pengikat agar mereka berdua tidak kabur dari tangan sang majikan.
"Ampuni kalian? Ya..aku bisa mengampuni kelancangan kalian terhadapku, asal kalian bisa melakukan sesuatu yang aku perintahkan." Jelas Dhavin.
Kedua anak buahnya itu pun mengangguk sebagai tanda setuju atas jawaban mereka soal perintah yang di inginkan oleh Bos nya itu.
"Bagus budak, mari ikut aku." Senyuman lebar tapi terkesan menakutkan itu menjadi karma untuk mereka berdua sebab sudah berani menguntit majikannya sendiri, apalagi di dalam Mall yang Dhavin kelola itu.
Dan mereka berdua pun dibawa pergi oleh majikannya sendiri.
____________
"Kemana dia? Aneh...belum juga sehari, tapi rasanya sudah seperti lebih dari dua hari." Revina yang kala itu hanya bisa berbaring di atas tempat tidur untuk melakukan pemulihan pasca koma?
Revina menggeleng pelan, dia tidak menyangka kalau dirinya akan koma setelah melahirkan?
"Itshh..." Revian mulai frustasi, dia mengusap wajahnya dengan kasar. 'Padahal aku pikir semua teman-temanku tidak sampai sepertiku juga, kenapa aku-' kalimatnya seketika menggantung ketika dirinya saat ini benar-benar harus di infus, istirahat, dan tiduran di atas ranjang pasien, gara-gara dirinya mengalami koma setelah melahirkan dua anak. "Hahahaha.....aneh..aneh. Apa tidak aneh ya? Padahal saat buat saja rasanya enak sekali, tapi- ...saat mengeluarkannya rasanya sungguh keterlaluan."
Tawa milik Revina langsung pudar dan tergantikan dengan senyuman mencibir.
Dia memang sudah menduga, kalau melahirkan anak pasti akan sakit, tapi yang tidak menyangka nya adalah, dia serasa seperti hampir mati.
'Tapi ini sungguh memalukan.' pikir Revina. Dia sudah memulai wajah berpikir, dan pikiran itu lagi-lagi mengenai Dhavin. 'Otak ku kenapa tidak mau merespon hal lain saja yang lebih berguna. Kenapa juga aku memikirkan laki-laki itu lagi dan lagi. Bahkan saat ini saja...kenapa aku jadi berpikiran kalau aku berhubungan lagi dengannya, pakai alat kontrasepsi saja? Kenapa otakku mesum seperti ini ya?'
Di tengah-tengah Revina sedang berpikir keras mengenai hal ini dan itu bersama dengan Dhavin, tiba-tiba saja si empu datang.
KLEK..
"Aku tahu, pasti kamu sedang memikirkan aku kan?"
'Hahh?!' Revina seketika langsung tercengang dengan kehadiran Dhavin yang muncul dan langsung mengutarakan kalimat rasa percaya dirinya itu.
'Ekspresi wajahnya mudah ketebak, dia sedang memikirkan hal kotor.' Dhavin pun tersenyum sinis.
'Dhavin memang Dhavin. Baru datang sudah menebak dengan benar. Dia misterius, sampai aku sendiri...sebenarnya dia kerja apa? Dia memang terlihat memakai jas seperti orang kantor, tapi...dari segi gerak geriknya...dia selalu saja bersikap waspada. Apa hanya perasaanku saja? Rasanya ada yang dia sembunyikan dari ku.' Revina yang terlarut dalam buaian pikirannya sendiri, langsung di sentil.
CTAK..
".....!" Revina hanya mengerutkan keningnya, karena sakit. "Sakit tahu." Celetuk Revina seraya mengusap dahi yang baru saja di sentil oleh Dhavin.
"Kalau sakit, aku hanya perlu menyembuhkanmu kan?" Kata Dhavin. Dia meletakkan buket buka di atas nakas, setelahnya dia membungkukkan tubuhnya di ke arah Revina, sebelum akhirnya sebuah kecupan basah menghampiri kening Revina.
CUP..
"...........!" Revina yang kaget dengan tindakan Dhavin itu, langsung menutup dahinya dengan telapak tangan. 'Kenapa dia datang-datang langsung ambil kesempatan seperti itu? Lihat..lihat itu...kenapa dia selalu saja senyum padaku? Memangnya ada yang lucu ya?' Gerutu Revina di dalam hatinya.
"Pfft..." Dhavin buru-buru kembali berdiri dengan sempurna, tapi dianya langsung berbalik, sehingga saat ini dia pun memunggungi Revina.
Namun apa yang terjadi, Dhavin justru sedang menhan tawanya. Tapi alhasil tawa yang tertahan itu berubah jadi cekikikan.
'Dia menertawakanku?! Memangnya apa yang lucu, sampai dia tertawa!' Rungut Revina.
Melihat Dhavin bisa tertawa seperti itu tanpa sebab, Revina yang merasa tersinggung dengan cekikikan milik Dhavin, secara dia langsung melayangkan tangannya, dan...
PLAK...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Ir Syanda
Coba bayangkan tema2ku sekalian, apabila dia liat kalian ngikutin mereka diam2 , maka ketahuilah kalian juga bakal digorok 🤭
2023-03-01
0
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Bantai 😁
2023-02-28
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
tebas
2023-02-28
0