PLAK...
Suara tamparan yang cukup keras itu berhasil meredam tawa yang terjadi pada Dhavin beberapa saat tadi. Tapi hasilnya tawa tadi berubah jadi senyuman sinis.
"Revina~, apa kamu baru saja menampar pant*tku?" Toleh Dhavin sambil membuat senyuman sinisnya kepada Revina yang keblabasan menampar pan*tat berharga milik pria ini.
"Hei..salahmu sendiri, menertawaiku." Revina yang berada diantara takut juga kesal, memutuskan mengalihkan posisi tubuhnya ke sisi kiri, sehingga dia pun memunggungi Dhavin.
"...........!" Dhavin mengangkat kedua alisnya, saat melihat Revina ternyata sedang marah? 'Padahal aku tertawa karena dia imut, gara-gara tingkahnya seperti sok jual mahal, saat aku mencium keningnya, tapi kenapa dia malah-' Dhavin melirik ke bawah. "Apa kamu memunggungiku untuk memberikanku pant*atmu juga?"
"Apa?!" Revina tentu saja langsung bereaksi saat Dhavin lagi-lagi memancingnya. "Ini bel-" Revina buru-buru menutup mulutnya sendiri, dia tidak mau terpancing dengan godaan yang akan diberikan oleh pria itu.
Oleh sebab itu, demi melindungi dirinya dari tangan jahil yang terlalu jahil itu, Revina memperbaiki posisi selimutnya agar benar-benar menutupi sepasang kakinya itu.
"Coba lihat. Apakah sudah sembuh?" Tanya Dhavin secara terang-terangan.
"Belum." Ketus Revina.
"Aku mana tahu sudah sembuh atau belum." Kernyit Dhavin saat melihat Istrinya itu benar-benar marah kepadanya.
"Apa urusanmu. Ini kan dijahit, sembuhnya juga lama."
"Heh~ Dijahit? Kalau dijahit seharusnya kurang dari dua minggu pasti di lepas. Mana..aku ingin lihat."
"Dhavin..jangan ms*um seperti itu." Cetus Revina. Dia benar-benar merasa malu setengah mati karena punya suami yang benar-benar tidak tertolong, karena selalu saja menggoda dan mengarah pikirannya untuk kearah hal lain yang terasa menyenangkan itu.
"Bukannya otak kecilmu juga sedang berpikiran hal yang sama denganku? Jangan marah lagi. Aku tad-"
Belum juga di jelaskan, Revina menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Sehingga saat ini yang Dhavin lihat adalah gundukan yang besar.
"Vin.." Raut wajah Dhavin jadi sedih melihat Revina marah kepadanya?
Revina memang mudah marah, tapi cara marah yang Revina lakukan tentu saja adalah jadi lebih diam.
Tapi apa jadinya jika kemarahan yang sedang Revina rasakan itu, Dhavin hilangkan dengan hal lain?
'Dia yang menggodaku seperti itu saja terkadang menyebalkan. Jadi...walaupun Dhavin hanya berdiri di tengah kerumunan, secara tidak langsung dia juga membuat dosa, karena menggoda wanita lain dengan tampangnya itu. Ahh! Kenapa hanya Dhavin! Dhavin! Dhavin saja yang ada di kepalaku?! Apakah tidak ada hal lain yang bisa mengalihkan pikiranku dari hal itu?!' Di tengah-tengah kegelisahan dihatinya itu, tiba-tiba saja pinggangnya jadi terasa berat.
Revina termangu, melihat tangan yang terlhat cukup kuat untuk meremukkan pinggangnya itu, saat ini sudah melingkar di pinggangnya.
Revina membuka selimutnya, dan sudah mendapati Dhavin sudah ada di belakangnya persis?!
"Dhavin, tempat tidurnya jadi bertambah sempit." Protes Revina.
"Kalau mau yang besar, aku akan menggantinya sekarang juga. Asal jangan marah kepadaku lagi. Dan setidaknya, aku jadi bisa tidur sambil memelukmu seperti ini kan?" Kata Dhavin panjang lebar.
Betapa frustasinya Dhavin ketika satu bulan yang lalu, yaitu saat Revina tiba-tiba tidak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah, dan ditambah setelah berhasil melahirkan anak keduanya itu, Revina langsung koma.
Siapa yang tidak gelisah, ketika Revina tiba-tiba saja koma seperti itu.
Bagi Dhavin sendiri, koma itu sama artinya antara hidup dan mati, dan Dhavin sendiri yang belum lama mengalami namanya indah bisa mencintai wanita yang dia sukai, justru di tinggal seperti itu, sungguh membuat hatinya jadi kesepian dan justru jadi terasa hampa.
Sekalipun awal perkenalannya dengan Revina itu dibilang singkat, tapi yang namanya cinta, ternyata tidak mengenal lama atau singkatnya hari yang mereka berdua jalani itu.
Dan sekarang ketika Revina akhirnya bisa terbangun dari masa koma nya, itu seperti sebuah keajaiban, dan paling berharga ketimbang memenangkan lotre dengan jumlah milyaran.
Karena itu, saat Revina merajuk marah seperti itu kepadanya, sebenarnya hatinya tetap saja merasa senang, sebab..
'Akhirnya aku bisa bersenang-senang lagi dengannya.' Batin Dhavin, sembari membenamkan wajahnya di belakang punggung Revina, yang hangat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Ir Syanda
Susah ya neng ...
2023-03-01
0
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Saya tunggu adegan selanjutnya
2023-02-28
0
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
parah keren 😎
2023-02-28
1