"Eh..apa kamu sadar? Sepertinya hampir satu tahun ini, Bos terlihat jadi ada yang berbeda." Tanya laki-laki berpakaian jas, celana, sepatu, dari atas sampai ujung kaki, penampilannya itu serba hitam. Dan saat ini karena hari ini adalah hari minggu, mereka pun bisa mendapatkan cuti sehari dalam satu minggu. Oleh karena itu, bagi mereka yang bingung mau apa dengan hari minggu itu, mereka memilih pergi ke game center.
"Kamu benar, bahkan saat Bos sedang menginterogasi tawanannya langsung, di tengah-tengah itu, Bos pernah tersenyum-senyum sendiri. Itu bukan senyuman karena Bos senang bisa menyiksa tawanannya dengan tangannya sendiri, tapi seperti senyuman..kalau Bos sedang memikirkan hal yang lucu?"
"Hmm..aku juga sepertinya pernah mengalami itu juga. Tapi waktu itu Bos langsung berekspresi serius lagi, jadi aku waktu itu aku masih ragu dengan apa yang aku lihat." Timpalnya.
"Seperti yang kamu katakan, Bos memang ada yang berubah. Apa kamu tahu tentang wanita yang Bos bawa beberapa bulan yang lalu? Kelihatannya ada hubungannya dengan itu." Imbuhnya. Dengan cekatan, kedua tangannya mengambil bola basket lalu melemparnya kedalam ring, sampai akhirnya bola tersebut masuk dan menciptakan skor kemenangan.
Pria ini pun melirik ke arah temannya itu, karena berhasil mencetak skor banyak ketimbang dirinya. "Apa kamu dulu adalah pemain basket?" Tanyanya.
"Iri ya?" Bibirnya tersenyum miring saat mendengar pertanyaan tadi.
"Tidak! Aku hanya bertanya saja." Singkatnya, sambil melengos kearah lain.
"Jawab tidak tapi sebenarnya iya, kan? Sini uangmu, kita kan tadi sudah taruhan, yang menang dapat separuh gaji, dan sekarang akulah yang menang." Tuntutnya. Namun melihat temannya itu justru terlihat seperti tertarik dengan sesuatu yang ada di sisi lain ketimbang memberikan uang kekalahan keapadanya, orang ini ikut menoleh ke samping kanan.
Dua pasang mata miliki mereka berdua pun langsung membulat sempurna.
"Bos ada disini." Tuturnya.
"Kamu pikir aku buta?" Ketusnya, tanpa mengalihkan pandangnannya dari teras mall yang ada di depan sana.
"Tapi kira-kira Bos sedang apa ya? Datang sendirian kesini?" Tanyanya, heran dengan Bos mereka berdua yaitu Dhavin.
"Kalau penasaran, kenapa tidak kita ikuti saja begi?!" Sikunya sengaja menyenggol lengan temannya itu.
"Tidak usah menyikutku juga kali." Tuntutnya, tidak puas hati dengan tindakan yang dilakukan oleh temanya itu.
Setelah berunding singkat, mereka berdua pun pergi mengikuti Bos nya.
Satu per satu lantai mereka datangi, dan bahkan demi tidak kehilangan jejak, mereka berdua pun sempat menyamar.
"Wah..bos bertemu dengan wanita cantik." Bisik pria ini.
Saat ini mereka berdua duduk di depan sebuah restoran, sambil minum, mereka berdua pun tanpa sengaja melihat Bos mereka justru bertemu dengan seorang wanita cantik. Selain karena punya rambut pirang cerah, kulit putih layaknya porselen, tubuhnya yang berisi di balut dengan pakaian yang seksi, membuat mereka berdua jadi punya dugaan sama-sama kuatnya.
"Bos akhirnya punya kekasih juga."
"Memangnya begitu? Bos kan tipe orang yang menghindari wanita yang seperti itu. Mana mungkin wanita itu adalah kekasihnya." Sanggahnya. Tidak percaya dengan penuturan temannya barusan.
"Heh~ Mana tahu bos berubah pikiran. Ingat, akhir-akhir ini Bos punya tingkah yang sedikit berbeda."
"Sudahlah, kita kembali ikuti mereka lagi." Ajaknya, dan mereka berdua pun kembali mengekori keberadaan dari Dhavin yang saat ini sedang berjalan bersama dengan seorang wanita.
*
*
*
Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh menit, mereka semua langsung dikejutkan dengan hal besar.
"Hei! I-itu`" Tangannya yang tidak bisa diam itu mengguncang-guncang temannya karena melihat hal aneh sekaligus sangat mengejutkan. "Itukan toko untuk perlengkapan bayi? Jangan-jangan Bos dan wanita itu sedang dalam posisi sudah mau punya anak?"
Korban yang tubuhnya di guncang-guncang pun hanya menatap teman di sampingnya itu dengan tatapan datar. "Jika sangat penasaran seperti itu, kenapa tidak tanyakan langsung saja kepada Bos?"
"Kamu pikir aku berani?"
"JIka tidak berani, jangan bertanya kepadaku, aku sendiri juga tidak tahu." Jawabnya dengan culas.
"Ayo, kita ke sana." Ucapnya, mengajak temannya itu untuk pergi dan menghampiri kedua orang sasaran mereka berdua untuk mereka untit.
"Dhavin," panggil wanita ini sambil menjembreng baju bai berwarna biru, juga warna pink. "Kira-kira yang mana?" Memperlihatkan kedua baju itu kepada Dhavin.
"Itu cukup bagus. Ambil dua-duanya." Jawab Dhavin, lalu memperhatikan hal lain yang terpajang di etalase toko.
"Masa pink dan biru?"
"Kan aku punya dua, jadi bajunya harus dua warna lah. Cari warna yang seperti itu tapi beda motif." Perintah Dhavin kepada wanita itu.
"Ok, jangan salahkan aku jika aku mengambil terlalu banyak ya??"
"Kamu yang lebih pintar dalam memilih, ambil saja sesuka hatimu." Imbuhnya, setelah itu Dhavin pergi ke toko sisi sebelah, dimana disana menjual kereta bayi?
"Benar kan?! Bos pasti punya sesuatu yang disembunyikan dari kita." Bisiknya.
"Iya sih. Tapi memangnya sudah sampai seperti ini, aku jadi baru sadar, apa hubungan kita dengan Bos sampai berani menguntit Bos? Bagaiman...kalau kita.." Kalimatnya tiba-tiba saja menggantung ketika punggung mereka berdua di merasakan aura yanng cukup dingin yang cukup menusuk.
Saat mereka berdua menoleh ke belakang, sebuah senyuman manis tapi yang terlihat adalah sebuah senyuman yang seakan berakhir buruk, menjadi kenyataan untuk mereka berdua.
"Apakah kalian baru saja bersenang-senang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Pink Blossom
Wow basket,, slh stu olahraga yg plg kusuka ps SMP dlu
2023-03-02
1
Radiah Ayarin
Hem gak sopan membahas bosnya dan wanitanya
2023-02-21
1
🛡️Change⚔️ Name🛡️
Heemmm
2023-02-21
1