POV RARA
Aku mencium aroma yang sangat menyengat di Indra penciuman ku, mata ku tertutup sehingga semua nya tempak sangat gelap bagi penglihatan ku,
aku mencoba memulihkan kesadaran ku yang telah hilang, aku melirik ke semua arah, kepala ku sangat sakit, bahkan tubuh-tubuh ku sangat sakit dan serasa tulang-tulang ku ada yang retak atau patah, aku menggeliat menahan kesakitan kesemua anggota tubuh ku, hingga samar-samar aku mendengar suara teman-teman ku yang berucap syukur atas kesadaran ku.
aku kembali mengingat apa yang terjadi sehingga aku bisa terkujur seperti ini, hingga seketika aku menekuk erat tubuh ku dengan rasa ketakutan yang sangat dalam,
apa kah ini semua mimpi ? semoga saja itu hanya mimpi buruk ku saja.
"apa yang terjadi dengan Lo Ra?"tanya Fika yang sedang mengoleskan minyak angin di hidung ku, pantas saja aroma nya sangat menyengat dan terasa panas di lubang hidung ku.
"Lo nggak apa-apa dek ?"ujar kak Juwita yang ku lirik tengah berada di dekat ku, ternyata aku sedang dalam dekapan nya saat ini, ia mencoba menenangkan ku dengan mengelus perlahan punggung ku.
"tolong kasih Rara minum terlebih dahulu..."ujar seorang pria bertopiah dengan memberikan segelas air putih kepada Fika.
"Ra, minum dulu yah..."
Fika pun perlahan memasukkan air putih itu kedalam mulut ku, sangat nikmat, hingga membasahi dahaga ku yang sangat kering saat ini.
"Ra, apa yang sebenarnya terjadi? apa yang Lo alami Ra ?" tanya lelaki bertopiah yang tak lain adalah teman ku Robi.
aku mencoba mengangkat tubuh ku dengan di bantu oleh kak Juwita, dia membopong tubuh ku supaya aku lebih mudah untuk mendudukkan bokong ku.
"gu-gue ta-tad li-lihat..." aku tak sanggup mengucapkan kata-kata aku sangat ketakutan dan menyesali perbuatan ku yang sangat gegabah itu, aku sangat takut jika makhluk itu datang menyakiti ku lagi, dan Bima ? iya aku sempat melihat Bima sesaat aku kehilangan kesadaran, lelaki itu tersenyum di samping makhluk menakutkan itu.
"Bima...apa benar itu kamu ?". lirih batin ku, aku sangat mencintai nya dan merindukan nya sehingga aku tak mempedulikan apa dia juga ikut serta mau mencelakai ku atau itu hanya halusinasi ku saja.
"Lo nggak apa-apa Ra ?"tanya Asti lagi.
"apa yang Lo alami, kenapa Lo bisa bersimbah darah di lantai kamar seperti itu ?"sambung nya lagi,
hening, aku hanya diam, aku tak mungkin menceritakan perihal aku yang membuka mata batin ku sendiri dan meminta bantuan dukun, untuk membuka nya, bisa-bisa mereka tidak akan mau berteman dengan ku dan aku pasti akan di kucil kan karena telah membuat horor penginapan ini, apa lagi telah membuat mereka semua khawatir terhadap ku.
"Lo lihat apa Ra ?"tanya Sovia lagi, ia tak kalah khawatir terlihat dari ekspresi wajah nya yang sangat tegang saat ini.
"gu-gue tidak apa-apa, gue hanya lihat tikus tadi, ma-maka nya gue nggak sengaja berlari karena jijik hingga gue jatuh dan membuat tubuh gue terluka seperti ini, hehe, ma-maaf gue udah bikin kalian semua khawatir seperti ini..." aku berusaha berbohong meski pun aku tahu alasan yang aku utarakan sangat tidak berbobot dan terlihat sebagian teman ku mengangguk percaya dan sebagian yang lain terlihat mencurigai ku, seperti Robi, tatapan nya sangat aneh kearah ku, ia seperti membaca kebohongan ku, aku pun menggeleng kepala kearah nya, aku berharap dia tak membahas itu lagi, dan syukur lah Robi sangat memahami ku, dia pun mengangguk paham, hingga kebohongan ku terlihat alami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments