Suasana pagi yang cerah disambut dengan awan indah bergilir pergi diterpa arus angin. Sinar matahari yang menyiratkan kegembiraan dan harapan baru. Tapi seperti berbanding terbalik dengan suasana pagi, hati Light layaknya awan gelap mendung ketika Dia melihat peti mati ajudan terpercaya nya Roy dikuburkan. Setelah prosesi pemakaman ajudannya Roy, Light dengan baju khas pemakaman berbalik berjalan pergi.
"Tap" "Tap" "Tap" suara langkah kaki Light berjalan keluar pemakaman menuju tepat mobilnya di parkirkan. Sebelum menaiki mobil, Ia berbalik sekali lagi menatap pemakaman tempat peristirahatan terakhir Roy. Dengan sudut matanya, Light melihat salah satu anggota yang ikut dalam operasi misi tingkat SSS Internasional berjalan menghampirinya.
"Komandan... Apakah dirimu benar- benar sudah memikirkannya dengan matang?" Tanya anggota tersebut.
"Hmm... Ya, ini sudah keputusan bulat ku!" Jawab Light dengan tatapan tegas yang diarahkan ke langit biru. Sembari Light membuka pintu mobil lalu masuk menyalakan mesin.
"Haahhh... Semoga Komandan selalu sehat, hati- hati Komandan." Anggota tersebut menghela nafas, sedikit menunduk dan mengirim pergi Light dengan kata- kata yang sopan.
"Brruumm" "Ya... Semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan" balas Light sembari melambaikan tangan saat mobilnya pergi menjauh dari pemakaman.
Melihat Light melambaikan tangan, anggota tersebut segera melaksanakan hormat militer dan bergumam "Senang bisa mengenal dan melaksanakan misi bersama mu Komandan Light."
Ya, anggota tersebut mengetahui bahwa Light akan segera mengundurkan diri dari militer, mengingat catatan prestasi Light yang selalu menyelesaikan misi dengan tingkat keberhasilan 100%, 0 korban jiwa. Mungkin misi tingkat SSS Internasional terakhir, yang menyebabkan hilangnya nyawa ajudannya Roy telah membuat pukulan besar terhadap kepercayaan dirinya. Sejauh yang anggota tersebut tau, Light adalah tipe orang yang sangat menghargai rekannya. Melihat kematian Roy tepat didepan mata yang berkorban demi keselamatan Light, dirinya merasa sangat bersalah sehingga memutuskan keluar dari kemiliteran.
Keesokan harinya,
Di jalan menuju gerbang masuk pangkalan militer, sebuah mobil Cross NFs Carbon warna hitam berjalan dengan kecepatan rendah.
"Bruuummm" penjaga yang mengetahui mobil tersebut semula ingin menghentikannya, tapi ketika Ia melihat bintang 4 serta lambang petir di plat mobil Light, Ia segera berlari membuka gerbang lalu keluar dan membungkuk sedikit memberi salam.
"Semoga hari mu menyenangkan!"
"Beep.. beep" suara klakson mobil Light menanggapi salam penjaga tersebut.
"Sshhhh... Hampir raga ku meninggalkan tubuh" desis penjaga tersebut dengan keringat dingin ditangannya. Siapa diseluruh pangkalan yang tidak mengetahui lambang petir dengan 4 bintang itu, hanya 1 orang yang dituju "One Man Army... Light!" Gumam penjaga tersebut sembari mengatur detak jantung nya. Di pangkalan tersebut lambang petir adalah penanda pasukan elit khusus Lightning Heaven yang di komandoi oleh bintang 4 Light.
Setelah Light memarkir mobilnya, sebentar Ia merapikan seragam militer nya kemudian berjalan menuju kantor pusat untuk menemui kepala staf pangkalan.
"Tap" Tap" Tap" suara langkah Light di lorong menuju ruangan kepala staf, kadang ada anggota yang berpapasan dan memberi hormat militer lalu Light menanggapi dengan anggukan. Setibanya Light di depan pintu kepala staf, Ia mengetuk pintu dengan perasaan campur aduk.
"Tok" "Tok" "Tok" "Ijin masuk!!" Ucapnya meminta ijin.
"Yaa.. Masuk!" Jawab tegas orang di dalam ruangan.
"Kreeekkk" suara pintu terbuka lalu menutup, melihat orang di dalam ruangan tersebut yang sedang duduk didepan meja menatapnya, Light segera memberi penghormatan "Selamat pagi kepala!!"
"Pagi juga Light... Jangan kaku, panggil aku seperti biasanya" tanggap orang tersebut seraya tersenyum melihat adik anggkatnya.
"Baik kakak" ucapnya menyetujui, ternyata kepala staf tersebut adalah kakak angkat Light yang bernama Bryan. Sejak pertama kali Light mengikuti pelatihan militer di korps tentara bayaran pada umur yang sangat muda yaitu 15 tahun, Bryan adalah orang yang sangat perhatian kepadanya sehingga hubungan mereka berubah menjadi kakak angkat dan adik angkat.
"Duduk.."
"Tidak perlu kak." Tolak Light
"Hm.. Jadi apa yang perlu kakak bantu?"
"Begini kak... Aku ingin mengundurkan diri dari kemiliteran!" Jawab tegas Light sembari menatap mata kakak angkatnya tersebut.
"Huff... Dirimu sudah memikirkan dengan bulat?" Mendengar perkataan Light, Bryan sama sekali tidak terkejut, sepertinya kematian ajudan terpercaya adik angkatnya benar- benar membuat Light terpukul.
"Ya kak... Itu sudah keputusan bulat ku!" Mengepalkan tangannya Light dengan tegas menjawab pertanyaan yang diajukan kakak angkatnya Bryan.
Mendengar jawaban Light, Bryan berdiri dari tempat duduknya lalu menghampiri Light dan menepuk pundaknya seraya tersenyum menyemangati " Kakak selalu mendukung keputusan mu Light." Melihat kakak angkatnya berkata demikian, Light merasa sangat dimengerti.
"Jadi.. setelah diri mu pergi, apa yang akan dirimu lakukan? Mencari wanita?? Hahaha" seru Bryan menggoda.
" Apa maksud kakak" mendengar godaan kakak angkatnya Bryan, Light langsung menepis tangan Bryan yang masih memegang pundaknya dan memasang wajah kesal.
"Hahaha... Light dirimu sudah 30 tahun, apakah tidak berminat mencari wanita untuk di jadikan istri??" Mengerti Light kesal mendengar ucapannya, Ia kembali menggoda dan tertawa lepas. Sangat jarang melihat ekspresi malu dan kesal yang Light tunjukkan kepada nya.
"Iiisshh... Diri ku berencana keluar negeri dan kembali menjadi tentara bayaran" Light segera memberi tahu kepada Bryan rencananya ke depan, juga supaya kakak angkatnya Bryan berhenti menggodanya.
"Haahhh... Baiklah, kakak akan mengurus surat pengunduran mu" mendengar rencana Light, Bryan menghela nafas dan berhenti menggodanya.
"Terima kasih kakak" ucap Light sembari melepas pangkat di pundaknya yang telah Ia dapatkan dengan kerja keras dan prestasi selama 15 tahun karir militernya. Light menyerahkan pangkat tersebut kepada Bryan, lalu memeluk Bryan dengan erat dan membisikkan kata perpisahan "Selamat tinggal kak." "Ya.. tetap jaga kesehatan" jawab Bryan memberi pesan.
Setelah moment tersebut, Light berbalik berjalan keluar ruangan melewati lorong menuju ke mobilnya. Ia menyalakan mobil kemudian mengendarai nya meninggalkan pangkalan militer. "Brrreeemmm"
Dari sudut jendela kepala staf, Bryan yang adalah kakak angkat Light, menatap mobil Light yang perlahan menjauh dengan perasaan campur aduk. Ia menggenggam pangkat yang diserahkan Light dan berkata "Light tetaplah semangat!".
Detik mulai menjadi menit, menit berderak menjadi jam, jam berlalu menjadi hari. Tiba ketika waktunya Light pergi meninggalkan Amerika. "Zzeeerrr" "Tap" "Tap" Light berjalan menuju Security Check Poin menggunakan pakaian jas warna hitam kesukaannya dengan koper di tangan kanannya. Setelah pemeriksaan SCP, Light segera check in tiket lalu kembali berjalan menuju kabin pesawat untuk meletakkan kopernya. Melihat waktu menggunakan jam tangan di tangan kirinya, Ia mulai memasuki pesawat dan duduk di bangku yang telah Ia pesan. Kembali Ia cek waktu, pesawat mulai take off meninggalkan landasan. Light melihat ke balik jendela seraya tersenyum dan bergumam "Selamat tinggal Amerika".
"Zzheee swoooshhh~~" pesawat terbang menjauh dari bendara, menjauh pergi meninggalkan Amerika.
Menembus awan,
Menggapai langit,
Meninggalkan sebuah kenangan,
Tentang kesenangan dan kesedihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments