Tiga

...°HAPPY ENDING°...

Inilah akibat kejadian tempo hari. Banyak orang orang yang mencibir dirinya entah dibelakang ataupun didepannya. Namun untungnya mereka tidak melakukan hal yang diluar batas. Karena bagaimanapun Sagara memiliki fandom yang sangat banyak. Bisa bisa dia mati terlebih dahulu akibat pada fans yang fanatik itu.

Setelah 2 hari tidak masuk membuat Alma tertinggal pelajaran. Untungnya jesslyn sangat baik, dia dengan senang hati memberikan buku catatannya.

" Al, Lo tahu gak?" Alma yang sibuk menulis tidak menoleh namun mendengarkannya dengan baik. " Enggak"

" Gue lagi galau."

" Galau kenapa?"

" Huaa! Al, tolong peluk gue!" Sontak Alma berhenti menulis dan menoleh kearah Jesslyn yang siap menumpahkan air matanya.

" Ejaa, Abang gue udah jadian sama si kutu kupret itu!"

Alma sedikit terkejut mendengarnya, lantas dia memeluk temannya seolah empati. Menepuk punggungnya beberapa kali lalu melepaskannya.

" Yang sabar, mungkin dia itu bukan jodoh Lo." Jesslyn mencebik. Dia mengerucut bibirnya, cemberut.

" Aku ah gue badmood. Pengen shopping, pokonya gamau tau Lo harus anter gue." Ucap Jesslyn mutlak.

Alma menghela nafas, gadis itu memang benar-benar.

Namun, tak apa. Karena Jess satu satunya teman yang ia miliki.

" Iya, nanti gue temenin. But, jangan lama ya?" Jesslyn mengangguk antusias. Gadis itu mengambil ponselnya dan sibuk mengambil poto. Berbeda dengan Alma yang termenung.

Novel sudah berjalan menuju akhir.

Apa yang harus ia lakukan?

...***...

" Gue mau itu." Tunjuk Jesslyn. Alma menghela nafas lelah. Seperti yang dikatakan gadis berambut sebahu itu, kini mereka tengah berada di sebuah mall yang besar dan terkenal tentunya. Namun yang membuat Alma lelah adalah Jesslyn yang terus belanja tiada hentinya.

" Udah ya? Lo udah banyak belanja itu." Melas Alma. Jesslyn mencebik, tapi urung dia mengangguk.

" Satu lagi aja," Alma menatap Jesslyn datar. Ngangguk tapi masih ingin lagi. Benar benar luar biasa.

" Lo tunggu aja dicaffe depan tuh, nanti gue nyusul. Lo belum makan kan? Gue traktir sepuasnya deh."

Alma langsung menampilkan senyumnya. Dia menatap tajam Jesslyn. " Jangan nyesel mau bayar makan gue, ya."

Alma mewanti wanti itu semua, pasalnya dia sangat lapar. Jadi dia akan memesan banyak makanan, sedangkan Jesslyn memutar bola matanya malas.

" Iya, serah Lo aja." Alma memekik senang dia langsung mengambil sebagian belanjaan Jesslyn dan pergi menuju caffe dengan riang.

" Dih, soal makan aja paling semangat." Kekeh Jesslyn menatap Alma geli.

Memasuki caffe yang terlihat sedikit ramai, Alma mencari posisi yang nyaman. Yaitu dekat jendela membuat dia bisa melihat keadaan diluar. Alma memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya.

" Ada lagi?" Tanya Waiters tersebut. Alma menggeleng, sepertinya itu sudah cukup untuknya dan Jesslyn.

" Baiklah, tolong tunggu sebentar."

Bosan menunggu, dia membuka ponselnya yang sedikit jadul. Namun dia masih bersyukur karena memiliki ponsel pintar tersebut. Bagaimanapun dia sangat membutuhkannya di zaman modern sekarang. Scroll tiktok, buka Ig dan WhatsApp yang ia lakukan namun dia merasa gabut.

" Bunda!!"

Teriakan khas anak kecil membuatnya mengangkat kepala. Ternyata bukan dirinya saja yang terganggu, namun beberapa orang dimeja lain juga sedikit terkejut. Alma menelisik mencari sumber suara itu, sangat mengganggu telinganya.

" Bunda!" Sesuatu terasa menempel dikakinya. Alma menunduk guna melihat itu.

" Eh?" Seorang anak memeluk erat kedua kakinya. Alma kebingungan, apalagi gadis itu memanggilnya dengan sebutan 'bunda'.

" Eh, dik. Kamu cari bunda ya?" Tanya Alma. Anak itu menatapnya, Alma menahan gemas kala mata polos dan berkaca kaca itu sangat menggemaskan.

" Bunda! Huaa... Bunda kemana aja? Kenapa tinggalin hazel? Kenapa hazel gak pulang? Hiks.. hazel kangen sama bunda! Huaa.." Alma gelalapan sendiri kala anak manis itu menangis.

" Eh, dik. Jangan nangis, aduh kakak bukan bunda kamu. Eh kok malah nangis!"

" Bunda gak anggap hazel! Huaa... Hiks.. ayah! Bunda jahat."

Alma semakin panik dan gugup. Pasalnya ada banyak yang mencibir dan bisik bisik padanya.

" Kasihan, mana masih muda."

" Itu lah, anak zaman sekarang gak mau tanggung jawab SMA kelakuannya. Lihat beginilah jadinya."

Ayolah memangnya semurahan apa dia sampai sudah memiliki buntut?

Bahkan dia masih virgin sekarang.

Sungguh, Alma ingin menenggelamkan dirinya dilaut saja. "Eh, kamu jangan nangis ya? Cup cup, udah jangan nangis!"

Gadis yang kiranya balita itu mengerjap lucu sambil mengusap air matanya. " Tapi bunda janji jangan tinggalin hazel lagi." Gadis yang mengaku Hazel itu menyodorkan kelingkingnya.

Alma dengan terpaksa menautkan jarinya, dia mengangkat gadis itu untuk duduk disampingnya.

" Udah ya, jangan nangis lagi." Gadis itu mengangguk patuh. Alma mengusap rambutnya pelan, " Pintar."

Kruyukk

"Hehehehe.. Hazel laper bunda." Alma menahan rasa geli itu. Dia hanya terkekeh, kemudian mengusap air mata yang tersisa diwajah gadis manis itu.

" Hazel laper? Bentar ya, nanti pesanannya datang."

Beruntung, tak lama itu waiters datang membawakan makanannya. Mata gadis berbinar, " Hazel suka cake!!"

Alma dibuat terkekeh, " kamu sudah makan?" Tanya Alma yang dijawab gelengan.

" Makan dulu nanti baru boleh makan cake nya." Gadis itu menurut. " Makan nasi goreng ini, boleh?" Tanya Alma ragu. Takutnya gadis itu tidak sesuai dengan apa yang dipesankannya.

" Boleh. Bibi juga biasa buatin nasi goreng buat Hazel."

Alma menghela nafas lega, dia segera makan sambil menyuapi gadis kecil itu. Sesekali dia tertawa melihat betapa imutnya gadis itu makan.

" Hazel!!" Panggil seseorang mengalihkan atensi keduanya.

" Ayaahh!"

Gadis itu bangkit dan berlari menuju sesosok pemuda yang terlihat terengah engah. Dia memeluk gadis itu dengan wajah penuh risau.

" Hazel nakal, kamu darimana aja. hm? Bibi cemas karena kamu hilang." Ujar pria itu. Hazel mengerucutkan bibirnya, cemberut.

" Hazel tadi gak sengaja liat bunda dan nyamperin bunda. Lihat, hazel lagi makan sama bunda." Wajah pria itu terlihat tidak baik. Alma bangkit dan menghampiri mereka.

" Maaf, tuan. Tadi putri anda menangis, karena itu saya mengajaknya makan."

Alma mencoba menjelaskan keadaan yang sebenarnya. "Enggak, bunda. Hazel putri bunda, kenapa bunda bilang kayak gitu? Hiks.. Bundaa.." Hazel merengek ingin dipangku oleh Alma. Melihat itu, Alma menjadi kasihan dan berniat menenangkannya.

" Sayang, bunda lagi pergi. Itu kakaknya bukan bunda," jelas pria itu menenangkan anaknya.

" Enggak, hiks. Itu bunda.. bunda! Hazel mau bunda," suara bergetar itu memanggilnya dengan tangan ingin meraihnya.

" Tuan, kalau boleh izinkan saya untuk menenangkannya sebentar. Kasihan dia,"

Pria itu menahan wanita paruh baya disampingnya kemudian mengangguk pelan. Diserahkannya Hazel pada Alma dimana Hazel langsung memeluknya dengan erat.

" Cup, udah. Jangan nangis ya." Alma menepuk punggung anak yang menyender di bahunya.

" Hiks.. bunda jangan pergi. Hiks, jangan tinggalin hazel."

Dapat terdengar gumaman kecil dari hazel. Pria tersebut menatapnya tidak enak, dia mendekat kearahnya.

" Nona, anda bisa ikut saya ke mobil untuk menidurkan hazel. Saya minta maaf karena sudah merepotkan Anda." Alma kebingungan, pasalnya dia belum membayar makanannya dan Jesslyn belum datang.

" Ah, itu.. saya belum membayar makanan saya. Dan juga saya harus menunggu teman saya," ucap Alma. Pria tersebut tersenyum sopan. " Makanan ini biar menjadi tanggung jawab saya, nona bisa ikut kami. Kami merasa tidak enak karena sudah merepotkan Anda."

Alma hendak bicara. " Untuk teman anda, nanti anda bisa menghubunginya setelah itu. Saya mohon untuk tidak menolak." Sambung pria itu.

Alma tidak diizinkan untuk menolak, pada akhirnya dia mengangguk.

Pria itu menoleh kebelakang dimana terdapat pengawal berjajar. Alma saja baru sadar akan hal itu, dan lagi. Dimana para pengunjung yang lain?

...***...

Alma tidak tahu apa yang terjadi padanya hingga berakhir disebuah mansion besar. Sangat besar melebihi mansion Sagara.

Tadi saat ingin menidurkan Hazel- gadis yang memanggilnya bunda- di mobil, gadis itu tidak melepaskan pelukannya. Akhirnya dia mengikuti pria itu ke rumahnya, ia tidak pernah terpikir bahwa gadis itu seorang anak konglomerat.

Mimpi apa dia tadi pagi sampai dia berurusan dengan konglomerat?

" Saya Harley Davidson, ayah dari Hazel Davidson." Alma mencoba ramah dan menjabat pria yang terlihat sangat tampan.

" Lyora Alma,"

Setelah menidurkan gadis manis itu dikamarnya, Alma disuruh menghadap pria tersebut diruang kerja. Katanya ada yang ingin dibicarakan.

" Nona Lyora, saya ingin meminta maaf untuk kelakuan anak saya. Sebagai gantinya anda boleh meminta apa saja yang anda inginkan. Tetapi sebelum itu, saya ingin menawarkan sesuatu." Harley- ayah hazel- langsung mengungkapkan apa yang akan dia bicarakan.

" Tawaran?" Alma membeo. Gadis itu tak pernah berfikir untuk berurusan dengan orang orang yang berkuasa dinovel ini.

Tetapi tunggu dulu!

Harley Davidson...

Harley Davidson...

Harley Davidson...

Harley-

Wait!

Harley?!

Harley Davidson?!

Second lead itu?!

...Hallo semuanya 👋 hehe panjang kan?🤭 jangan lupa tinggalkan jejak ya 😘 ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!