Dua

...°HAPPY ENDING°...

Alma menahan nafas sesak akibat berhimpitan dengan siswi lain. Tadi ia tiba tiba ditarik oleh Jesslyn untuk masuk ke kerumunan tersebut. Tak jarang dia terdorong bahkan tersenggol akibat tubuhnya yang kecil.

" Derita punya tubuh kecil!" Ringisnya menahan diri agar tidak terdorong keluar.

Tapi bukannya diam dia malah terdorong kedepan membuat Alma terjerembab jatuh. Ingin sekali dia mengumpat dan meringis karena lututnya terasa perih.

" Awass!!"

Bugh

Alma sedikit linglung mendengar orang menjerit, sampai dia merasakan kepalanya tertimpa sesuatu yang berat. Tangannya sontak menahan agar tidak terbaring, memejam kuat menetralisir rasa pusing dikepalanya.

" Woi! Kasian itu tolongin,"

" Anjir, udah jatuh malah ketimpuk bola. Sakit pasti,"

Bisik bisik dan lontaran itu Alma dapat dengar. Dia hanya bisa mengumpat dalam hati. Kenapa mereka hanya berbicara saja? Tidak ingin menolong kah?

" Alma!" Jesslyn menerobos kedepan, dia melihat Alma terduduk dibawah.

" Yaampun, Lo enggak apa apa?" Tanya Jesslyn khawatir.

Membantu Alma duduk dengan benar, dia menahan Alma yang terlihat pucat. " Kepala gue pusing, Jess."

Melihat kerumunan dipinggir lapangan membuat para pemain tersebut berkumpul kearah sana termasuk Renjana dan Sagara.

" Sorry. Lo okey?" Renjana merunduk, pria berambut coklat itu mengulurkan tangannya.

" Gue gak papa." Mendongkak, Alma terpaku menatap pria itu.

Renjana.

Tokoh utama dalam novel 'Renjana' kesukaannya.

Mata coklat sayu ciri khas miliknya, dengan senyum yang menenangkan. Yang selalu jesslyn kagum kagumkan, dan untuk pertama kali bagi Alma menatapnya secara langsung.

Dapat Alma akui, ketampanan tokoh utama sangat luar biasa. Namun seharusnya ia tidak berdekatan dengan tokoh utama. Selain itu kejadian itu tidak terjadi didalam novel.

Lamunannya terhenti. " Lo berdarah."

" Almaa!!"

Setelah itu semuanya terlihat gelap.

...***...

" Lo gak usah deket deket sama Eza!"

" Lo yang seharusnya gitu! Lagian ngapain Lo disini?"

" Udah jangan ribut, ini ruang UKS."

" Dia yang mulai, ezaa."

" Dih, Lo yang mulai!"

" Lo!"

" Gak, Lo yang mulai!"

" Lo!"

"Lo!"

" Diam! Mending kalian keluar, atau Lo yang keluar za."

Matanya terbuka tat kala mendengar suara ribut. Mengerjap beberapakali menyesuaikan sinar yang masuk ke retina mata miliknya.

" Ugh," Alma meringis merasakan perih dilututnya.

" Lo, bangun?" Suara yang terdengar familiar menarik perhatiannya. Sagara, pria itu masih memakai Jersey menatapnya dengan datar.

" Tuan?" Beo nya.

" Cih, ngapain sih kita kesini?" Celetuk seseorang membuat dia sadar bahwa mereka tidak berdua. Ada Jesslyn bermuka masam dengan Renjana yang terlihat frustasi beserta Daisy yang terlihat kecut.

" Kalian... Ngapain?"

" Lo udah sadar, Al? Yaampun gue kaget banget liat Lo tadi pingsan terus mimisan." Ujar Jesslyn maju menerobos kedekat Alma. Alma sendiri merasa canggung apalagi melihat ketiga tokoh utama ada disini.

" O-oh ya?"

"Mereka ngapain disini?" Lanjut Alma setengah berbisik. Jesslyn menoleh kebelakang membuat Alma langsung mencubit lengan gadis itu.

" Aww! Lo apa apa sih, Al? Kok cubit gue." Ringis jesslyn. Mata Alma melotot saat tau apa yang akan diperbuat oleh temannya.

" Kalian bisa pergi, gue udah baik baik aja."

Mendengar itu, Renjana sedikit mendekat. " Gue minta maaf, tadi gak sengaja ngelempar bola sampai kena sama Lo."

Alma mengangguk singkat." Gue gak papa kok."

" Ayo zaa," Daisy terlihat menarik pemuda itu. Alma meliriknya, gadis yang menjadi tokoh utama itu sangatlah cantik dan rupawan. Semua gadis pasti akan insekyur melihatnya, termasuk dirinya.

" Apa Lo liat liat?" Ketus Daisy. " Lo cantik banget." Alma menutup mulutnya sendiri. Dia meringis malu, dan menjadi panik sendiri.

" Enggak! Enggak! Maksud gue.. a-anu aduh!" Daisy tampak membuang muka. " Sorry, gue gak bermaksud gitu. G-gue cuma menge-fans sama Lo. Bahkan dari dulu! Beneran deh, suerr gak bohong." Alma jujur tentang itu, dia sering menatap gadis itu dari kejauhan.

" Hmm, ayo za." Renjana akhirnya mengangguk. " Yaudah kita duluan."

Alma menatap kepergian mereka berdua sampai mereka benar benar hilang dari pandangannya. Lalu pandangannya beralih pada Sagara yang diam seolah patung.

" Jess, kamu bisa beliin aku minum?" Jess yang sedari tadi menahan amarah akhirnya mengangguk. " Gue beliin, ya."

Selepas kepergian Jesslyn, Alma berdehem canggung.

" Anda tidak pergi?" Tanya Alma. " Ini sekolah, bukan rumah. So, stop bicara formal."

Alma tersentak mendengar suara datar itu. " O-oh, Oke."

Setelah itu, semuanya kembali hening. Tidak ada kata yang terucap lagi dari Sagara.

" Ekhem, k-kamu bisa pergi. Ada jesslyn yang nungguin aku."

" Lo, ngusir gue?" Alma merapatkan bibirnya lalu menggeleng. Dia hanya tidak ingin merepotkan tuannya saja.

" Gue udah buat surat izin. Lo bisa pulang, supir ada didepan."

Alma mengerjap beberapakali merasa pendengaran bermasalah. " Hah?"

Sagara berdecak melihat kelemotan gadis yang merupakan pelayan dirumahnya. Ingin dia berucap kasar, namun mengingat pamannya teramat menyayangi gadis itu membuat ia urungkan niatnya.

" Buru!"

Alma langsung bangun, namun lututnya terasa perih. Hal itu membuatnya meringis. Sagara semakin berdecak. Dia akhirnya berjongkok dihadapan Alma.

" Eh? T-tuan mau ngapain?" Panik, Alma sangat panik.

" Jangan banyak omong! Cepet naik."

Alma dibuat keheranan dan kaget dengan tingkah Sagara. "Gak usah, aku bisa sendiri!" Alma langsung berdiri dengan sedikit tertatih.

" Lo, ngebantah gue?" Sagara menyipitkan matanya. Dia langsung bangun dan berbalik menatap Alma yang gugup. Pasalnya jarak keduanya sangat dekat, dan itu tidak baik untuk jantung miliknya.

" Seperti yang kamu bilang, ini sekolah bukan rumah. Aku berhak nolak." Sagara menyunggingkan bibirnya. " Lo bener bener ngelunjak, ya?"

Alma memundurkan dirinya kala merasakan aura tidak enak dari Sagara. Sagara mengambil langkah mendekat.

" T-tuan! J-jangan macam macam ya?! Saya bisa berteriak!" Panik Alma. Melihat itu Sagara semakin menyeringai.

" Huaaa- T- tuan!" Alma langsung mengalungkan tangannya dileher Sagara kala pria itu mengangkatnya ala ala bridal style.

" Turunin saya, Tuan!" Ronta Alma. " Lo mau jatuh?" Sontak Alma menghentikan kakinya yang memberontak.

Sagar mulai mengambil langkah keluar, namun saat keluar Jesslyn ada dipintu sambil menganga lebar menatapnya syok.

" Tuan! Tolong turunin saya. Ada banyak yang lihat!" Bisik Alma menyembunyikan wajahnya didada pria itu. Sungguh di malu sekali.

" Diam atau Lo gue cium."

Mendengar ancaman itu, Alma langsung merapatkan bibirnya dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

" Sialan! Ni cowok bikin anak orang baper."

...Ciee ada yang baper🤭 Kalian baper? tunggu kelanjutannya yang bisa bikin kalian makin kejer karena Babang Sagara mwehehehe....

...Jangan lupa Like dan Koment🥰...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!