4.

Tatapan Adriella tak teralihkan dari Briana yang nampak lihai memoles wajah mulusnya. Sebelumnya Briana pikir Adriella akan marah-marah padanya. Tetapi, justru malah sebaliknya. Ia mendapat perlakuan manis dari seorang Adriella.

"Lo udah pro juga. Eh tapi lo beneran kan anaknya Mami Aisha ?" tanya Adriella masih tak percaya.

Briana mendengus kesal, dari dalam maskernya dia mengucapkan kata tak sepantasnya untuk Adriella. "Lo butuh bukti apa lagi, gue hubungin nyokap gue kalo nggak percaya. Wait!"

Briana menghubungkan sambungan video call ke Aisha. Tak berapa lama Aisha mengangkatnya. Dan langsung mengarahkan layarnya kepada Adriella.

"Halo, sayang. Gimana, lancar kan ya ? Hai Adriella, maaf ya mami habis jatuh. Tapi, nggak papa ya ada Briana anak kandung mami yang juga udah jago."

Adriella melayangkan tatapan tak percaya kepada Briana yang tengah membuktikan bahwa dirinya adalah putri Aisha.

"Ah halo Mami, semoga cepet sembuh. Salam sayang dari aku dari sini." Adriella melakukan kiss bye dari layar ponsel milik Briana.

Briana seraya mematikan video callnya tiba-tiba. Padahal Aisha masih ingin mengobrol dengannya.

"Dahlah, lo hadep sana biar ga kecolok sama eye liner." titah Briana kejam.

Adriella memonyongkan bibirnya kesal. Beberapa menit berlalu mereka diam membisu. Kini Adriella mencoba membuka bibirnya yang sedari tadi penasaran, "Eh lo masih pacaran sama Nevan ?"

Briana sejenak menghentikan aktivitasnya mengukir alis Adriella. "Dah putus." jawabnya singkat.

Adriella terkekeh pelan.

"Seneng lo ? Lagian gue ikhlas dia jadian sama lo kok."

Adriella kembali tertawa. "Cewek absurd lo. Gue cuma mainannya doang. Lo nggak tahu dia bisikin sesuatu sebelum lo ketabrak motor ?"

Briana mengernyitkan alisnya penasaran. "Nggak tahu."

"Gue kasih tahu makanya."

Briana melanjutkan aktivitasnya sembari mendengarkan Adriella mengoceh. "Katanya gini, 'She is mine' gitu.”

"Hah!" tangan Briana mendadak lemas mendengar pernyataan dari Adriella. Alis yang diukir oleh Briana jadi beda sebelah gara-gara kaget.

"Lah alis gue jangan lo rusak gini woi!" gerutu Adriella kesal.

Briana lalu memperbaiki alis Adriella, mengulang dari awal. "Sorry, gue reflek. Kaget." Briana nyengir lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.

Nabilla sebagai asisten Briana hanya menggeleng tak mengerti dengan percakapan mereka berdua.

"Jadi, selama 6 tahun lo nggak pernah komunikasi sama sekali ?" Adriella melanjutkan kekepoannya.

Briana menghela nafas jengah. Adriella ini ternyata sangat cerewet. "Nggak sama sekali. Gue kan udah bilang kalo kita udah putus."

Adriella mengangguk-angguk paham. "Tapi dia kelihatannya sayang banget sama lo."

Briana melotot, jelas sekali sampai Adriella tertawa kecil. Satu jam berlalu, akhirnya make up Adriella sudah terlihat sempurna. Wow! Tangan Briana memang ajaib. Memang turunan dari mamanya.

"Gila! Lo emang bener-bener anaknya Mami Aisha, Briana. Glowing banget wajah gue, gue suka."

Adriella tersenyum puas di depan kaca rias. Ia memandangi Briana yang tampak tersenyum dari balik maskernya. Dia lalu mulai menata rambut Adriella setelah selesai dengan wajahnya.

"Ehhh tunggu-tunggu. Lo mau jambak gue lagi ?" tanya Adriella gugup.

Briana ingin sekali menjitak kepala Adriella ini. Sumpah dia terlalu banyak bicara. "Lo bisa diem nggak sih ?"

Adriella memutar bolanya sambil meringis kecil. Melihat apa yang akan dilakukan dengan rambut Adriella.

"Kak Nab, tolong ambilin hair spray di koperku yang kecil." titah Briana.

Lagi-lagi Briana dibuat sebal dengan mulut lemas Adriella. "Nevan pasti nyesel putusin lo. Lo cantik, berbakat, apa lagi ya. Ya meskipun lo agak pendek sih."

Briana menjambak kecil rambut Adriella gemas. Sampai membuat Adriella meringis kecil.

"Dah selesai."

Adriella ingin menangis melihat maha karya Briana. "Briana, lo mau nggak jadi MUA sekaligus hair styles gue ? Gue maksa nih." pinta Adriella setengah memohon.

Briana tak mengerti akan sikap gadis menyebalkan itu. Dia tidak mau dengan gampang mengiyakan. Briana takut jika Adriella hanya ingin membalas dendam padanya.

"Soal itu gue bakal pikir-pikir dulu, soalnya gue yang handle usaha mama gue." jawab Briana singkat sembari beberes.

Grep!

Tangan Briana dicengkram kuat oleh Adriella. Matanya melotot tajam di depan wajah Briana yang ketakutan bercampur kaget. "Lo pasti lebih tenar dari pada mama lo. Circle gue nggak main-main loh, ada artis, pejabat. Lo bisa pikirin tawaran gue mateng-mateng."

Briana menepis tangan Adriella dengan sopan. "Maaf, tapi gue nggak mau numpang tenar pake nama lo, Adriella."

Adriella berdecak kesal. "Emang sekarang lo nggak lagi numpang tenar ke nyokap lo ?!"

Briana cepat membereskan perlengkapan makeupnya dan ingin buru-buru pergi. "Setidaknya dia itu mama gue, bukan orang lain."

Adriella mendengus kesal. "Sombong banget ih.. Yaudah lah, kalo lo butuh gue lo hubungin gue aja, Briana. Gue dengan senang hati nerima lo."

Briana tersenyum tipis. Dia berjanji tidak akan datang pada Adriella.

...****...

"Na, kok lo akrab banget sama si Adriella. Dia nggak gampang lo akrab sama orang lain apa lagi orang yang baru dia kenal," ujar Nabila sambil menyeruput segelas kopi americano nya di sebuah cafe yang ada di dalam hotel.

Briana memandang jauh pemandangan yang tercetak jelas di kaca cafe. Pandangannya menerawang jauh. "Dulu dia itu selingkuhannya mantan cowokku, Kak."

Brak!

Nabila menggebrak meja tak terima. Tak pelak membuat para pengunjung cafe berbisik-bisik mengarah ke meja mereka berdua.

"Kak lo ngapain ?"

Nabila menutup wajahnya separuh untuk menghindari pandangan ilfeel orang-orang yang dilayangkan kepadanya. "Kok lo mau sih baikin dia. Kalo gue jadi itu lo, udah gue bikin wajahnya jelek!"

Briana tertawa kecil. "Nggak gitu juga sih kak. Gue mencoba berbuat baik sama siapapun. Termasuk mantan gue, mantan selingkuhan pacar gue, atau siapapun itu lah pokoknya."

Nabila tertawa kencang. Disusul tawa Briana yang juga tak kalah kencang. Mereka tak peduli dengan pandangan orang-orang disekelilingnya.

"Pulang yuk, gue udah pesen taksi online."

"Yuk, kak."

Dengan masih ngobrol santai, kedua gadis itu menunggu taksi online di depan pintu lobby hotel. Mereka tertawa cekikikan. Briana menceritakan soal mantan kekasihnya itu kepada Nabila. Nabila nampak kesal dan menyumpahi Nevan bertubi-tubi dengan bahasa kasar.

"Eh, Briana coba lihat ig nya si Adriella. Dia bangga banget sama hasil karya lo."

"Ya iyalah, siapa dulu anaknya Mama Aisha. Briana!" mereka berdua lalu tertawa cekikian lagi sampai-sampai dia tak menyadari jika ada seorang wanita yang berjalan mendekat ke arah Nabila dan Briana.

"Briana ini kamu beneran, Briana ?!" sapa wanita itu tak percaya.

Pandangan mata Briana seakan dipenuhi kabut. Antara percaya dan tidak percaya. Wanita itu adalah Kak Vivian—kakak perempuan Nevan—. Hari itu, hari dimana Briana memulai lagi masa lalunya yang sudah dia lupakan dengan susah payah kini perlahan mulai menghantuinya kembali. Dimulai dengan Adriella, lalu Vivian kakak kandung Nevan. Lalu, siapa lagi berikutnya ? Briana seperti merasakan luka di dadanya seakan menganga kembali.

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

asikkk seru banget ini...

2022-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!