Merasa di rendah kan oleh ibu mertua nya , Juna pun meninggalkan meja makan tanpa sempat memakan sarapan nya . Dia pergi dengan rasa marah dan kesal , tapi meski kesal Juna tetap pergi menggunakan mobil sang istri karena tidak mungkin dia ke Anyer menggunakan motor nya .
“ Mas tunggu ! “ ana mengejar Juna keluar , tapi Juna keburu pergi dengan membawa mobil nya . Karena suaminya sudah tidak ada , ana pun kembali masuk ke dalam rumah .
“ Bunda tuh apa - apaan sih selalu saja merendahkan mas Juna , walau bagai pun mas Juna suami ana menantu bunda sendiri . Punya ana , berarti punya mas Juna juga . “ bela ana , saat kembali ke meja makan .
“ Cari suami kok menye -nyek dikit - dikit marah dan kabur , mau jadi apa rumah tangga kamu kalo punya imam seperti suami kamu an . Kalo dia punya harga diri sebagai seorang suami , tidak mungkin dia memanfaatkan barang - barang istri nya , karena dia tidak punya hak atas semua yang kamu punya meskipun dia suami mu . Kamu tahu , ayah kamu pun dari dulu tidak pernah sekalipun mengganggu atau menggunakan apapun milik bunda , meskipun bunda dulu punya segala nya sebelum menikah dengan ayah kamu . “ balas bunda .
Bunda semakin tidak menyukai menantunya , karena bunda sangat yakin suami dari putri nya hanya ingin memanfaatkan putrinya .
“ Sudah lah Bun , ini masih pagi . Kenapa sudah berdebat dengan putri kita , Juna itu suami pilihan putri kita dan ayah ingin kamu sebagai Ibu nya mau menerima Juna sebagai menantu kita . Ingat ana ! ayah tidak ingin mendengar kalian bercerai , kamu tahu kan konsekuensinya . “ sahut ayah .
Ana menganggukkan kepala mendengar peringatan ayah nya , Ana sudah mengetahui tradisi yang di percaya keluarga besar ayah nya mengenai perceraian . Menurut nenek , perceraian itu seperti halnya kita melemparkan kotoran pada wajah orang tua kita , itu sebab nya keluarga besar ayah nya sangat mengikuti tradisi tersebut dan sebagai konsekuensi nya pihak perempuan akan di Asing kan .
“ Ada satu lagi yang ingin ana bicara pada ayah dan bunda , ana memutuskan akan risegn dari kripala . Mungkin ana akan cari pekerjaan di perusahaan lain , seperti perusahaan Maladewa . Yang pasti bukan di kripala , ana tidak ingin membuat mas Juna kecil hati , karena jabatan ana lebih tinggi . “ terang ana .
“ Bunda juga tidak setuju dengan keputusan yang kamu ambil itu . Apa tidak sayang dengan posisi kamu di perusahaan kripala , kalo kamu risegn sayang ? Lagian , belum tentu juga saat di Maladewa nanti , kamu bisa dapat di posisi seperti di kripala . “ sahut bunda .
“ Kenapa bukan Juna aja yang risegn dari kripala , dia kan hanya Staf biasa dan posisi yang Juna miliki itu bisa di dapat di tempat lain . Sedangkan posisi kamu di kripala itu tidak main - main sayang . “ bunda masih berusaha , agar putri nya tidak membuang posisi yang sudah dia dapat dengan susah payah di kripala .
Sebenarnya ana pun sangat berat mengundurkan diri dari kripala , apa lagi posisi ana di kripala itu sebagai manager marketing . Tapi ana harus melakukan nya , demi keutuhan rumah tangga nya dengan sang suami .
“ Sudah lah bun , mungkin saja putri kita hanya ingin menghargai suami nya . “ sahut ayah , saat istri nya terus menerus mendesak sang putri untuk tidak mengambil keputusan yang malah merugikan diri sendiri .
Bunda tahu , sebagai istri kita harus patuh dengan apa yang di kata kan oleh suaminya . Tapi jika ada keputusan lain yang tidak merugikan salah satunya , kenapa malah mempertaruhkan jabatan putrinya .
Sementara ana hanya cukup mendengarkan keluhan sang bunda , tanpa bisa mengubah keputusan nya . Lagian keputusan yang dia ambil , bukan semata-mata hanya ingin menghargai sang suami saja . Melainkan dirinya pun mulai ada rasa jenuh dalam bekerja , mungkin dalam beberapa minggu ana pengen merasakan rasanya jadi pengangguran untuk sementara waktu , setelah membereskan pekerjaan nya di kripala . Apalagi dari dulu ana belum sempat menikmati masa mudanya , karena dari dulu dia habiskan untuk bekerja .
“ Ayah bunda , aku ke kamar dulu . “ selesai makan , ana memilih kembali ke kamar nya , dari pada harus mendengarkan perdebatan kedua orang nya , tentang keputusan nya yang sudah tidak bisa di ganggu gugat oleh siapa pun .
“ Ana ingat ! kamu harus pikirin matang - matang tentang keputusan kamu keluar dari kripala . “ pesan bunda yang tetap kekeh tidak akan mendukung keputusan putrinya . Sementara ayah hanya geleng-geleng kepala , mendengar apa yang di ucapkan istri nya .
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments