Karena tidak mau ambil pusing, mereka pun mempercepat acara makan makan mereka dan akan segera menyusul sang bintang kelas, yang mungkin di ujian akhir semester ini dia akan menjadi bintang sekolah.
...----------------...
Syafira dengan ketiga teman nya itu sudah bersahabat sejak mereka masuk sekolah menengah pertama sampai sekarang mereka ke jenjang menengah atas.
Jika para sahabat nya masuk ke sekolah swasta yang memang untuk kalangan orang betduit itu melalui jalur umum. Lain halnya dengan dia. Syafira... Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, sampai dia lulus sekolah menengah pertama, selalu mendapat nilai yang nyaris sempurna, dan selalu menjadi bintang di sekolah nya. Maka saat dia masuk ke SMA Karsa Madya tersebut, dia masuk melalui jalur prestasi. Sayang kan jika tak digunakan? Dengan mengikuti test terlebih dahulu, dan memanfaatkan kepintarannya, hingga akhirnya dia bisa diterima sekolah disana dan tidak perlu berpisah dengan ketiganya. Itu pun tak luput dari do'a, semangat serta dukungan dari para teman-teman nya itu. Agar mereka selalu bisa bersekolah disekolah yang sama.
...----------------...
"Bian... Kami udah selesai... Kami duluan ya" Pamit Stefani pada Bian.
"Ohh iya... Silahkan" Jawab Bian " Eh.. Tunggu-tunggu..." Cegah Bian pada ketiganya yang kini sudah beranjak dari tempat duduk mereka.
"Apa??" Tanya ketiganya
" Makanan kalian biar gue yang bayar... Jadi kalau mau nyusul s cantik susul aja sana" Timpal Bian.
Yang sukses membuat ketiga nya bengong hingga akhirnya saling tatap merasa bingung. Bukannya senang karena akan ada yang mentraktir mereka. BUKAN. Itu karena mereka bingung apa Bian nggak salah ngomong? Dia bilang sahabat nya itu cantik? Iya... Syafira memang cantik, bahkan paling cantik dari mereka. Tapi... Bian belum tahu saja aslinya si cantik yang Bian bilang itu seperti apa.
Si cantik yang selalu menjadi bintang sekolah itu, sebenarnya dia memiliki karakter yang susah ditebak.
"Heh... Udah buruan sana katanya mau nyusulin si cantik. Ini biar gue yang bayar" Lanjut biar membuyarkan mereka dari rasa penasaran nya.
" Oh oke... Oke... Thanks bii... Kalau gitu kami duluan.. Bye" Jawab cinta sambil tergagap-gagap.
Ketiganya langsung berlalu pergi meninggalkan kantin, dan tujuannya jelas. Untuk menyusul Fira mereka.
...----------------...
Dilain sisi, orang yang sedang mereka cari tengah berjalan dengan santainya menyusuri koridor sekolah dan berniat untuk pergi ke perpustakaan sekolah. Entahlah dia masih merasa risih setelah diperhatikan Bian seperti itu. Dan perpustakaan adalah tempat yang cocok untuknya menangkan diri barang sejenak dengan membaca buku.
Tapi.... Dia tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang selalu memerhatikan dirinya, dari saat dia keluar kelas dan menuju kantin sekolah, bahkan sampai sekarang saat dirinya berada di perpustakaan.
Bukan dia tidak berani untuk menghampiri gadis cantik itu, bukan. Tapi, dia lebih menyukai situasi seperti saat ini. Diam-diam menyukai seseorang, bahkan saat gadis cantik itu mengikuti masa orientasi sekolah. Entahlah... Hanya dia yang tahu, mungkin menyukai seseorang dengan cara seperti ini memiliki sensasi yang berada untuk dirinya.
...----------------...
Waktu begitu saja berlalu, tak terasa kini tiba saatnya mereka untuk pulang.
"Ehh rin... Nih uang yang tadi bekas makan gue" Ucap Syafira pada Derin sambil mengulurkan tangan yang sedang memegang uang pecahan lima puluh biru itu pada sahabat nya , saat mereka akan beranjak dari duduk nya.
"Nggak usah Fir... Lagi pula yang bayar bukan gue atau mereka" Jawab Derin sambil menunjuk Stefani dan Cinta yang tengah membereskan buku mereka dengan dagunya.
"Lah... Terus siapa yang bayarin? " Tanya Syafira yang merasa heran.
" Siapa lagi kalau bukan si ganteng itu" Celetuk Cinta si centil sambil melirik Bian yang kini sudah beranjak dari duduk nya.
Tanpa banyak ini itu, Syafira langsung berlalu menghampiri Bian yang sudah tepat berada didepan pintu kelas hendak pulang.
" Nih.. duit bekas makanan gue tadi" ucap Syafira pada Bian dengan nada yang kurang bersahabat.
"Nggak usah fir... gue emang sengaja mau traktir kalian makan" balas Bian
"Nggak usah... gue masih bisa bayar makanan gue sendiri" seloroh Syafira sambil berlalu pergi meninggalkan Bian serta para sahabat nya yang sudah biasa melihat tingkahnya yang seperti itu....
...----------------...
Waktu berlalu begitu cepat. Kini dikediaman sederhana milik Aditya, tengah disibukkan dengan seorang ibu satu anak yang sibuk memilah-milah pakaian yang akan dikenakan untuk acara makan malam kali ini.
"Bunda.... Ayo dong cepetan... Ara udah nggak kuat ini bunda... Ara lapar... " Sahut sang anak dengan kesal yang sedang menunggu sang bunda berhias didalam kamar nya, karena terlalu lama menurut nya
"Iya... iya... Ini bunda sudah selesai kok nak. Ya sudah kalau begitu kita keluar sekarang yuk" Jawab sang bunda disertai ajakan pada anak gadis nya yang sedang merajuk itu sambil terkekeh.
"Sudah... Ayok kita samperin ayah sekarang... Katanya anak gadis bunda ini sudah lapar, mending kita berangkat sekarang daripada merajuk seperti itu dan malah pingsan" Lanjutnya disertai godaan sambil merangkul lengan sang anak. Yang hanya dibalas memicingkan mata.
"Masya Allah... Bidadari-bidadari ayah ini memang tidak ada tandingan nya. Kalian selalu cantik" Goda Aditya sang ayah pada anak dan istrinya yang sudah duduk manis didalam mobil.
" Ayah kemana saja selama ini? Ara sama bunda kan memang cantik dari dulu pun" Sahut sang anak dari belakang dengan kesal. Pasalnya, saat ini ia memang sedang menahan lapar.
"Itu pasti dong sayang... Anak gadis dan istri ayah ini kan selalu cantik. Dan kalian tidak akan ada yang menandinginya" Balas Aditya sambil melirik ke belakang melihat sang anak dan tersenyum manis pada sang istri tercinta.
"Sudah-sudah... Ayah ayok kita berangkat sekarang, kasihan Ara sudah lapar itu" Timpal Serinda sang istri.
"Baiklah kalau begitu kita berangkat sekarang. Bismillah" Ucap Aditya sambil menyalakan mesin mobil yang mereka tumpangi saat ini. Dan berlalu pergi meninggalkan kediaman mereka.
...----------------...
Acara makan malam mereka berjalan dengan lancar dan hangat seperti biasanya. Saat ini mereka tengah menikmati makanan penutup dengan diselingi cerita dari ketiga nya mengenai aktivitas mereka seharian ini.
Dari sudut rumah makan yang mereka jadikan pilihan untuk makan malam mereka ini, ada seseorang yang tengah memerhatikan mereka belakangan ini. Salah. Bahkan dari beberapa tahun yang lalu.
"Hallo tuan... Saya hanya ingin memberi tahu anda, bahwa saat ini mereka sedang makan malam di rumah makan Kabita yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka" Lapornya pada seseorang disebrang sana, yang diduga adalah sang majikan.
"Ya.. Terus awasi mereka. Jangan sampai lengah, dan selalu pastikan mereka aman" Perintah seseorang disebrang sana pada anak buahnya. " Bagaimana kabar gadis itu? " Lanjutnya bertanya.
"Nona muda baik-baik saja tuan, bahkan terlihat bahagia" Jawab sang anak buah.
"Ya sudah terus awasi dan lindungi mereka, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak saya inginkan" Perintah sang tuan dan langsung memutuskan sambungan telepon dengan sepihak.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments